Keputusan Al

Tubuh Al meradang, matanya menyorot tajam manik yang sudah berair, Alicia menundukkan kepalanya mencoba mengingat siapa pelaku dari tanda yang ada di lehernya, kepalanya membeku tak bisa mengumpulkan ingatan itu. Alkohol sialan. Apakah mahkota kehormatan nya sudah menghilang? Pikirnya gelisah, tapi seperti nya tidak mungkin karena saat Ia bangun, area sensitif nya tidak merasakan apapun

Kata orang, gadis yang di renggut mahkota keperawanan nya pasti akan terasa ngilu di bagian sensitif nya. Sementara Alicia tidak merasakan itu semua.

" No Dad.. aku masih suci, pliss percaya sama aku, aku yakin kalo aku masih gadis kok, " Alicia mendekat, ingin membujuk Al. Akan tetapi Al berjalan mundur.

" Cukup!" Al mengangkat tangan nya, menunjukkan lima jari, tanda harus berhenti. " Entah kamu masih suci atau enggak, kenyataan kamu sudah di sentuh oleh pria lain, itu gak akan merubah apapun. " Al menghela nafas singkat, menetralkan gejolak amarah yang masih tersimpan.

" Gak ada pilihan lain, kamu harus segera Daddy nikahkan, " Sontak mata Alicia membelalak. What? Nikah! Ngurus diri sendiri aja kadang kagak bisa, ini di suruh nikah, batin Alicia.

" Enggak Dad, Alicia gak mau, lagian Alicia masih sekolah dan belum lulus, apa kata orang kalo Alicia menikah sekarang, pliss Dad! Daddy bisa hukum apapun tapi enggak menikah, aku masih muda, masa remaja aku masih panjang, aku gak mau itu semua hilang cuma karena ikatan pernikahan.. " Alicia memelas berharap bahwa Al akan merubah keputusan nya.

" Pernikahan kamu bisa di sembunyikan hingga kamu lulus, dan lagi pula jika masa remaja yang kamu bilang itu adalah kebebasan hingga merusak dirimu dengan minuman beralkohol, lebih baik hentikan masa remaja itu, kamu tau, di usia yang masih muda Daddy dan Bunda kamu sudah bekerja keras, kami masih bisa menikmati masa - masa muda meski ada ikatan pernikahan, dan yang pastinya kami tau batasan.. keputusan Daddy sudah final dan kamu harus menikah, " Tegas Al tak mau di bantah.

Alicia mengepalkan tangan nya, air matanya sekali lagi ingin memberontak keluar. " Dad pliss! Bunda, Bang Leo, Alicia gak mau nikah muda, " Alicia merengek, menatap Abang dan Bundanya memohon agar mereka ikut membujuk Daddy nya. Tapi tak ada yang berani melawan Al, karena mereka tau mungkin inilah yang terbaik.

Alicia bersujud menyentuh kaki Al, air matanya tumpah membasahi jemari kaki Al. " Dad, Alicia akan berubah, Alicia gak akan mabuk - mabukan lagi, Alicia salah tapi jangan nikahkan Alicia. Apa lagi Alicia gak kenal siapa orang itu. Dad! Alicia mohon, " Al mundur, melepaskan tangan Alicia dari kakinya.

Dia duduk di sofa sembari memijit kening nya yang merasa pusing. " Keputusan Daddy sudah bulat dan kamu tidak bisa menolak, beberapa hari lagi kita akan datang ke rumah calon mertua kamu, "

Duaarrr

Bagaikan petir yang menyambar kehidupan nya, akan merubah segalanya. Oh no! Jika tau akan seperti ini, lebih baik sejak awal Ia tidak melarikan diri, Alicia mengutuk orang yang meninggalkan tanda kepemilikan itu. Karena nya Ia harus menikah.

" Dad, " Lirih Alicia.

Al berpaling, Ia tidak mau lemah menatap mata Alicia . Manik matanya beralih pada Ayesha yang juga menangis. " Dan untuk kamu Ayesha, mulai besok kamu akan pindah ke sekolah Alicia untuk mengawasinya. " Ayesha terkejut dan jelas saja Ia protes.

" Loh Dad.. kok pindah sih? Aku gak mau masuk sekolah itu, " Meski terisak sedikit, Ayesha tetap menolak keras.

Ayesha memang berbeda dengan Kedua kakak nya, Ia ingin hidup seperti orang biasa tanpa ada embel - embel kekayaan keluarga. Selama ini mereka yang mengenal Ayesha hanya menganggap Ayesha sebagai gadis sederhana. Tak ada yang tau identifikasi Ayesha sebagai putri penguasa, Ayesha selalu datang ke sekolah menggunakan sepeda dan itupun harus di ikuti oleh beberapa pengawal dari belakang untuk mengawasi keselamatan nya.

Jika Alicia bersekolah di tempat yang elite, berbeda dengan Ayesha yang bersekolah di tempat biasa, karena baginya itu lebih nyaman. Apa lagi Ayesha adalah murid yang sangat pintar dalam semua mata pelajaran. Hampir semuanya sempurna.

" Tidak ada penolakan, Daddy akan tetap mengurus surat kepindahan kamu ke sekolah Alicia, dan tugas kamu adalah mengawasi Alicia, "

" Daddy kira mataku ini CCTV apa? Lagian, aku sering denger rumor aneh tentang sekolahan itu dari teman ku, mereka bilang hanya anak orang kaya yang akan sekolah tenang di sana, sementara orang miskin pasti akan jadi bulan - bulanan di sekolah itu, gimana kalo aku di bully?" Ayesha memanyunkan bibirnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan sekolah nya jika pindah.

Nayla, Al, Alicia dan Leo yang mendengarkan menatap dengan heran. Bukankah mereka lebih berkuasa bahkan paling berkuasa, keluarga mana yang berani dengan keluarga mereka?

" Kenapa kalian lihatin Ayesha kek gitu? " Tanya Ayesha masih dalam mode cemberut.

" Dek, lo gak salah ngomong gitu, lo kira keluarga kita miskin gitu, lagian setahu Abang, di sekolah Smith Academy High School itu yang paling berkuasa ya Kakak mu ini, " Menunjuk ke arah Alicia. " Siapa yang berani sama adek dari Alicia Margaretha Erlangga. " Leo sedikit bergurau menaik turunkan alisnya menatap Alicia.

" Ck, nyebelin. " Alicia yang tadinya menangis, sekarang justru ikutan cemberut.

Leo mendekat, membawa Alicia berdiri dan memeluknya, Leo memang terkadang menyebalkan tapi jika menyangkut adek - adek nya, Ia bisa berubah menjadi begitu posesif. " Udah kamu jangan nangis lagi, jelek tau tuh muka kalo berair, mendingan kamu coba temuin dulu jodoh kamu, siapa tau kamu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, " Leo masih gencar meledek nya.

Apa? Seorang Alicia Margaretha Erlangga yang terkenal play girls ( Suka gonta ganti pacar) Jatuh cinta. Alicia ingin tertawa dan menangis secara bersamaan, selama ini Alicia hanya berpacaran main - main saja, tak ada satupun dari mereka yang Alicia cintai. Semua hanyalah bahan hiburan untuknya.

Alicia tak menjawab, Ia hanya memegangi perutnya. Bunyi suara krunyuk, krunyuk. Suara perut mendemo untuk di isi. " Bang, lapel.. mau makan naci goleng buatan Abang, boleh? " Mendadak suara Alicia berubah menjadi bocah berusia 4 tahun yang belum lancar berbicara, seketika gelak tawa terdengar.

               ~~

Jangan berpikir bahwa Al sudah melepaskan pria yang melakukan itu pada Alicia. Ia tidak akan membiarkan pria yang telah menggoreskan berlian nya pergi begitu saja, Ia sudah meminta seseorang untuk mencari tahu siapa pria yang memberikan tanda itu.

Berupa rekaman CCTV yang di dapatkan olehnya. " Tuan besar.. ini rekaman CCTV yang saya dapatkan, " Vino asisten pribadi Al memberikan berupa bukti.

" Sudah Papa bilang, jika cuma berdua jangan memanggil dengan sebutan itu, " Protes Al pada anak angkatnya ini.

Vino tersenyum melihat Al sedikit cemberut. " Maaf Tuan besar, saya___"

" Papa, " Tekan Al sekali lagi. " Panggil Papa atau keluar, "

" Baiklah Papaku yang pemarah, " Vino tersenyum, Ia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada Al yang telah berjasa dalam kehidupan nya, meskipun orang tua kandung nya ( Bayu dan Citra) Sering membujuk nya untuk memimpin perusahaan Bayu yang mulai berkembang saat ini. " Ini, lihat dulu rekaman CCTV nya, "

Al melihat nya, seketika Al tersenyum sinis saat Ia melihat siapa pria itu. " Panggil Red Devils, ikut bersamaku. " Vino menelan saliva, jika sudah membawa pasukan Red Devils, pasti akan terjadi sesuatu.

Sementara di Mansion besar lain nya, sepasang Suami Istri sedang tertidur pulas, saling berpelukan dan saling menyelami dunia mimpi masing - masing. Tanpa mereka sadari bahaya sedang berjalan ke arah mereka.

" Tuan.... nyonya... tuan... nyonya, " Teriak ART menggedor - gedor pintu kamar utama.

Seketika kedua pasangan itu terbangun dan saling melirik seperti bertanya ' Ada apa?

Pria paruh baya yang mungkin berusia 39 tahun terbangun berma Istrinya. " Ada apa Bi? " Tanya sang Istri.

" Tuan.. nyonya.. Mansion di serang, " Kata Bi Darmi ( Pembantu)

" Apa?! " Keduanya tampak terkejut. " Siapa yang menyerang malam - malam begini? " Tanya pria itu sembari berjalan menuruni tangga.

" Red Devils, Tuan! "

Langkah mereka terhenti, mata sepasang Suami Istri itu terbelalak. " RED DEVILS, "

Di luar, Al telah membobol masuk ke rumah seseorang yang sangat Ia kenali. " Firmaaaaaan, "

" Hei! Keluar kamu atau aku bakar Mansion mu, " Teriak Al, suaranya menggema di seisi rumah.

Pasangan pria dan wanita paruh baya yang usianya masih 39 tahun segera menuruni tangga dan melihat seseorang yang menatap mereka dengan tatapan sulit di artikan. Mereka yang tak lain adalah Firman dan Widia menelan saliva kala Al memegang senjata api di tangan nya.

" Firman, Widia! kalian berdua ingin mati, " Suara Al tenang dan penuh intimidasi.

Mampus..

" Kalian tau apa yang sudah putra kalian perbuat kepada putriku, "

Apa lagi yang anak itu lakukan?

" Putra kalian sudah menodai putriku, "

" Haa?! " Mata Firman dan Widia kembali membulat sempurna.

Dalam hati mereka ketar - ketir... Anak kurang ajar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!