Bab 4 : Kebijakan Istirahat Siang dan Pemusnahan Total

Kematian Tetua Chen bukanlah akhir. Itu adalah deklarasi perang yang tidak bisa ditarik kembali. Ji-Ho tahu itu. Klan Chen, yang arogansinya tercoreng, tidak akan tinggal diam. Mereka akan membalas dengan segala cara, dan itu berarti lebih banyak gangguan di masa depan untuk kemalasannya.

Itu tidak bisa diterima.

Dia berbaring di sofa bambunya, memandangi langit-langit. Xiao Mei duduk tenang di sampingnya, matanya yang kosong seolah menatap sesuatu yang jauh.

"Xiao Mei," kata Ji-Ho tiba-tiba, suaranya masih mengantuk. "Apa yang kau 'lihat' tentang Klan Chen?"

Xiao Mei sedikit terkejut, lalu berkonsentrasi. "Aku melihat... kemarahan yang membara. Seperti api merah. Mereka sedang berkumpul. Banyak orang. Mereka akan datang... besok, mungkin. Api itu ingin membakar habis segala sesuatu di sini."

"Besok, ya?" Ji-Ho menguap. "Sangat tidak sopan. Mereka benar-benar berencana mengganggu istirahat siangku."

Dia menutup matanya. Pikirannya yang sinis bekerja. Menunggu mereka datang berarti mempertahankan wilayah, berperang di tanah sendiri. Itu merepotkan. Berisik. Dan berpotensi merusak properti yang sudah hampir rusak. Lebih baik menyelesaikan masalah di kandang lawan.

Tapi dia malas bepergian.

Lalu, sebuah ide yang kejam dan efisien muncul di kepalanya.

[Misi Utama: Jamin Kedamaian Klan Selamanya (Bagian 1)] [Berasal dari ancaman eksternal: Klan Chen.] [Tujuan: Lakukan pemusnahan total. Tidak boleh ada yang tersisa.] [Reward: [Tingkat Kultivasi] Naik satu tingkat besar, [Senjata Legendaris] - 'Bantal Pembunuh Tanpa Bayangan', [Seni Bela Diri] - 'Dengkur Pemusnah Jiwa'.]

Ji-Ho membuka matanya. Senyum tipis yang mengerikan muncul di bibirnya. Rewardnya... sangat sesuai dengan gayanya.

"Kepala Lin!" panggilnya.

Kepala Pelayan Lin langsung muncul, wajahnya masih pucat. "Perintah Tuan Muda?"

"Siapkan kereta kuda. Yang paling nyaman. Bantal empuk. Dan bekal makanan enak untuk perjalanan," perintah Ji-Ho sambil bangkit.

"K-Kita akan pergi, Tuan Muda?" tanya Kepala Lin dengan bingung.

"Kita?" Ji-Ho memandangnya dengan dingin. "Tidak. Aku sendiri. Kau jaga tempat ini. Xiao Mei, ikut denganku. Matamu berguna."

Xiao Mei mengangguk patuh.

Perjalanan ke markas Klan Chen memakan waktu beberapa jam. Ji-Ho tidur nyenyak di dalam kereta yang nyaman, cultivationnya terus berjalan pasif berkat sistem. Xiao Mei duduk diam di seberangnya, 'melihat' aliran takdir di sekeliling mereka.

Markas Klan Chen jauh lebih megah dan terjaga ketat daripada Klan Ling. Gerbang besi besar dijaga oleh puluhan prajurit. Saat kereta Klan Ling yang lusuh mendekat, para penjaga langsung siaga.

"HENTI! Siapa kalian?!" teriak salah satu penjaga.

Ji-Ho turun dari kereta dengan malas, menguap. Xiao Mei mengikuti di belakangnya.

"Laporkan pada kepala kampungan kalian," kata Ji-Ho dengan suara datar. "Ling Feng datang untuk menyelesaikan urusan. Dia punya dua pilihan. Bunuh semua anggota keluarganya sendiri, atau aku yang akan melakukannya untuknya. Itu akan lebih menyakitkan."

Para penjaga terkesiap, lalu marah. "BANGSAT! Tangkap dia!"

Mereka menghunus pedang dan menyerbu.

Ji-Ho bahkan tidak menggerakkan tangan. Dia baru saja mempelajari 'Langkah Menguap'. Tubuhnya bergerak seperti bayangan, menghindari setiap tebasan dengan mudah, seolah-olah para penjaga itu bergerak dalam gerakan lambat. Dia tidak membunuh mereka. Itu membuang-buang tenaga. Dia hanya berjalan lurus menuju gerbang utama.

"Xiao Mei, di mana si kepala kampungan ini?" tanyanya sambil berjalan.

"Di aula utama, Tuan Muda. Dia dikelilingi oleh yang terkuat di klannya. Api kemarahannya... paling terang," jawab Xiao Mei dengan tenang.

Ji-Ho mengangguk. Dia mendorong daun gerbang besar itu. Kayu solid itu pecah berantakan di bawah dorongan tangannya yang dipenuhi Qi Murni.

Suara berisik itu akhirnya membangunkan kemarahan sepenuhnya di dalam diri Ji-Ho. Berisik sekali.

Puluhan anggota Klan Chen sudah menunggu di halaman dalam, semuanya bersenjata dan siap tempur. Di depan, seorang pria paruh baya dengan kumis tebal—Kepala Klan Chen—memandangnya dengan mata berdarah.

"Ling Feng! Kau berani datang ke sini?! Hari ini kubuat mayatmu jadi permadani!"

Ji-Ho menghela napas panjang. "Kau semua benar-benar tidak paham dengan 'efisiensi', ya?"

Dia tidak memberi mereka kesempatan untuk menyerang. Tugasnya adalah pemusnahan total. Dan dia punya seni bela diri baru yang ingin dicoba.

Dia mengambil posisi santai, tapi energi di sekelilingnya tiba-tiba berubah. Qi Murni yang gelap dan pekat berkumpul di sekitar mulutnya.

"[Seni Bela Diri: Dengkur Pemusnah Jiwa]."

Dia mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Bukan hembusan angin, tapi gelombang suara yang nyaris tidak terdengar, getaran murni energi mematikan yang menyebar ke segala arah seperti ripple.

Efeknya instan.

Para anggota Klan Chen yang tingkat cultivationnya rendah langsung mata mereka membelalak. Pembuluh darah di pelipis mereka meletus, dan mereka rubuh ke tanah seperti lalat, tidak bernyawa lagi. Yang tingkat menengah berusaha melawan dengan Qi mereka, tetapi getaran itu langsung menghancurkan meridian dan organ dalam mereka. Mereka muntah darah dan jatuh.

Hanya Kepala Klan Chen dan beberapa tetua yang berhasil bertahan, meski wajah mereka pucat dan hidung mereka mengucurkan darah.

"U-iblis... Kau iblis dari neraka!" teriak Kepala Klan Chen, ketakutan.

Ji-Ho menggerakkan jarinya. "[Senjata Legendaris: Bantal Pembunuh Tanpa Bayangan]."

Sebuah bantal kecil yang tampak biasa saja, berwarna abu-abu, muncul di tangannya. Dengan gerakan melempar yang malas, bantal itu melesat.

Itu bukan lemparan biasa. Bantal itu bergerak melintasi ruang, menghilang, lalu muncul kembali tepat di depan dahi Kepala Klan Chen.

DUK!

Suara benturan tumpul. Kepala Klan Chen terlempar ke belakang. Di dahinya ada lekukan berbentuk bantal. Matanya kosong, tanpa kehidupan. Otaknya sudah hancur berantakan dari dalam.

Para tetua yang tersisa berteriak ketakutan dan berusaha melarikan diri.

Tapi Ji-Ho sudah malas mengejar. Dia melihat 'Bantal Pembunuh'-nya. Dengan pikiran, bantal itu berbelok dan menabrak satu per satu kepala para tetua yang melarikan diri. Duk! Duk! Duk! Satu per satu mereka jatuh, masing-masing dengan lekukan bantal di tengkorak mereka.

Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, seluruh lapisan atas Klan Chen telah musnah. Hanya para pelayan dan anggota klan yang tidak bersenjata yang bersembunyi, gemetar ketakutan.

Ji-Ho berjalan memasuki aula utama, duduk di kursi kepala klan, dan menguap.

"Xiao Mei, pastikan tidak ada lagi ancaman."

Xiao Mei mengangguk. Matanya yang buta memandang sekeliling. "Takdir mereka... telah putus. Yang tersisa hanyalah ketakutan. Tidak ada lagi api kemarahan."

"Bagus."

[Misi Utama Selesai: Pemusnahan Total Klan Chen.] [Reward diberikan.]

Gelombang energi yang sangat besar membanjiri tubuh Ji-Ho. Tingkat cultivationnya melonjak drastis, memasuki wilayah yang sama sekali asing dan tidak dikenal oleh dunia Murim. Rasanya seperti seluruh sel dalam tubuhnya dimurnikan dan dikuatkan hingga level yang luar biasa.

Dia merasa... lebih mengantuk.

Dia berdiri dan berjalan keluar. Beberapa pelayan berani melihatnya dari balik pintu.

"Dengarkan," katanya, suaranya membahana tanpa perlu berteriak. "Klan Chen sudah tidak ada lagi. Harta benda dan wilayahnya sekarang milik Klan Ling. Bawa ini pada Kepala Pelayan Lin." Dia melemparkan segel kepala Klan Chen yang diambilnya. "Siapa pun yang mencoba mengambilnya, atau tidak patuh, akan berakhir seperti tuan kalian yang lama."

Dia tidak menunggu jawaban. Dia kembali ke keretanya, berbaring, dan hampir langsung tertidur. Xiao Mei naik dan duduk di sampingnya, wajahnya tenang.

Pembantaian itu telah selesai. Gangguan terhadap istirahat siangnya telah dihilangkan. Dan reputasi Klan Ling, di bawah pimpinan Tuan Muda yang malas dan kejam, telah tertanam dalam-dalam di seluruh wilayah. Siapa pun yang mendengar kisah itu akan menggigil ketakutan.

Kemalasan memiliki harga yang sangat mahal, dan Ji-Ho adalah penagihnya.

Episodes
1 Bab 1 : Kematian dan Kelahiran Kembali yang Menyebalkan
2 Bab 2: Sistem untuk si Pemalas Ultimate
3 Bab 3: Ancaman yang Datang Serta perekrutan anggota Overpower Yang pertama
4 Bab 4 : Kebijakan Istirahat Siang dan Pemusnahan Total
5 Bab 5 : Klan yang Dibangun di Atas Reruntuhan dan Kemalasan
6 bab 6 : Perang Atas Nama Camilan yang Terganggu
7 Bab 7 : Darah Mengalir Deras, Klan Bangkit
8 Bab 8 : Kebangkitan Naga, Pengkhianatan Berdarah
9 bab 9 : Kemalasan yang Maha Tahu dan Hukum Besi
10 bab 10 : Dengkur yang Mengguncang Dunia Murim & Sambutan Berdarah
11 Bab 11 : Efisiensi dalam Pemusnahan - Perintah Sang Pemalas yang Murka
12 Bab 12 : Gemparnya Dunia Murim - Bayangan Sang Pemalas yang Menjulang
13 Bab 13 : Getaran Langit dan Bumi - Kenaikan yang Mengguncang
14 Bab 14 : Ujian Terakhir bagi Klan - Pengkhianat dari darah sendiri
15 Bab 15: Ikatan Darah dan Kepatuhan Mutlak
16 Bab 16 : Keangkuhan dari istana Es dan Amukan Api Purba
17 Bab 17 : Getaran Ketakutan - Nasihat Sudah Diberikan
18 Epilog: Kedamaian yang Diperoleh dengan Darah
19 Epilog dan menuju Bab baru: Warisan Sang Penguasa Pemalas
20 Bab 18 : Kebangkitan Sang Penidur - Pemusnahan Multidimensional
21 Bab 19 : Pemurnian Akhir - Perintah Sang Penjaga Sunyi
22 Bab 20 : Pengkhianatan dari Bayangan - Hukuman bagi yang Tak Terduga
23 Bab 21 : Konsekuensi yang Berbunga - Trauma dan Loyalitas yang Terpahat
24 Bab 22 : Sang Penguasa Berjalan-jalan - Desa Kecil di Bawah Bayang-Bayang
Episodes

Updated 24 Episodes

1
Bab 1 : Kematian dan Kelahiran Kembali yang Menyebalkan
2
Bab 2: Sistem untuk si Pemalas Ultimate
3
Bab 3: Ancaman yang Datang Serta perekrutan anggota Overpower Yang pertama
4
Bab 4 : Kebijakan Istirahat Siang dan Pemusnahan Total
5
Bab 5 : Klan yang Dibangun di Atas Reruntuhan dan Kemalasan
6
bab 6 : Perang Atas Nama Camilan yang Terganggu
7
Bab 7 : Darah Mengalir Deras, Klan Bangkit
8
Bab 8 : Kebangkitan Naga, Pengkhianatan Berdarah
9
bab 9 : Kemalasan yang Maha Tahu dan Hukum Besi
10
bab 10 : Dengkur yang Mengguncang Dunia Murim & Sambutan Berdarah
11
Bab 11 : Efisiensi dalam Pemusnahan - Perintah Sang Pemalas yang Murka
12
Bab 12 : Gemparnya Dunia Murim - Bayangan Sang Pemalas yang Menjulang
13
Bab 13 : Getaran Langit dan Bumi - Kenaikan yang Mengguncang
14
Bab 14 : Ujian Terakhir bagi Klan - Pengkhianat dari darah sendiri
15
Bab 15: Ikatan Darah dan Kepatuhan Mutlak
16
Bab 16 : Keangkuhan dari istana Es dan Amukan Api Purba
17
Bab 17 : Getaran Ketakutan - Nasihat Sudah Diberikan
18
Epilog: Kedamaian yang Diperoleh dengan Darah
19
Epilog dan menuju Bab baru: Warisan Sang Penguasa Pemalas
20
Bab 18 : Kebangkitan Sang Penidur - Pemusnahan Multidimensional
21
Bab 19 : Pemurnian Akhir - Perintah Sang Penjaga Sunyi
22
Bab 20 : Pengkhianatan dari Bayangan - Hukuman bagi yang Tak Terduga
23
Bab 21 : Konsekuensi yang Berbunga - Trauma dan Loyalitas yang Terpahat
24
Bab 22 : Sang Penguasa Berjalan-jalan - Desa Kecil di Bawah Bayang-Bayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!