The Royals — BAB 03

KEBENARAN DI BALIK KEGELAPAN

Kepergian notaris kini membuat keadaan keluarga bangsawan itu hening. Kalindi dengan tatapan tegasnya menatap ke arah Kairo yang terlihat diam seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Jadi... aku akan menyiapkan pernikahan untuk calon pewaris. Dan aku harap tidak ada yang keberatan akan hal itu.” Jelas Kalindi menoleh ke arah Kusuma yang hanya diam menatapnya sendu.

“Aku sendiri yang akan memutuskannya, dan aku harap kau tidak keberatan akan hal itu. Aku memerlukan waktu.” Ujar Kairo yang menatap berani ke ibu tirinya.

Lela yang masih ada di sana, dia merasa situasi keluarganya semakin panas. “Em.. Aku rasa, ini saatnya aku pergi sekolah!” ucap gadis itu tersenyum kecil sembari bangkit dari duduknya dan beranjak pergi begitu saja.

“Tidak ada waktu untuk menundanya, benar begitu Raziq. Jika kau menghormati ayahmu dan jika kau siap dengan keputusannya, maka jangan membuatnya sedih di sana.”

Kalindi dengan gaya angkuhnya mulai bangkit dari sofa mewah dan berjalan pergi sehingga kini hanya ada Kusuma, Kairo dan Raziq saja.

“Berikan Kairo waktu untuk memikirkan nya. Saat ini Sultan Wijaya sudah tiada, dan aku percayakan semuanya kepadamu.” Ujar Kusuma yang didengar oleh dua pria saat ini.

Sungguh! Kairo benar-benar tidak tahu harus apa? Namun di sisi lain dia merasa tak enak hati karena harus membuat Caesar kakaknya merasa kecewa tanpa disengaja.

“Anda jangan khawatir, satu Minggu adalah waktu yang cukup. Dan jangan biarkan Archipelago sampai sirna.” Ucap Raziq lalu melangkah pergi meninggalkan ibu dan anak saat ini.

Kusuma menoleh ke arah putranya, si tampan yang mengenakan kemeja putih, bertubuh kekar. Tanpa mengatakan apapun, Kusuma langsung saja berjalan pergi secara perlahan, mungkin karena dia memang sedang sakit.

“Sshhh...” Desis Kairo yang kini memijit keningnya.

“Tuan Kairo, Anda perlu bantuan?” tanya pengawal pribadinya yang selalu setia dan selalu ada di saat yang tepat. Panggil saja dia, Elon, singkat dan padat.

Kairo menyentuh bahu kanan pria yang lebih tua darinya itu, menatapnya lekat seolah dia benar-benar percaya penuh.

“Bantu aku mencari wanita bernama Kaira yang ada di pesta semalam.” Pintanya dengan serius. Cukup sulit untuk didengar oleh Elon, namun pria itu mengangguk patuh.

“Akan saya carikan.”

...***...

PT.ABCtv — Indoensia, Kartapura

Suara mesin fotocopy terdengar saat sebuah berkas-berkas tengah digandakan. Seorang wanita cantik yang mengenakan kemeja krem dan celana hitam tengah fokus menunggu seraya melihat ke arah jam dinding, lebih tepatnya melihat ke arah jarum arah menit yang semakin maju dan maju.

Tit! “Yes! Go home!!” seru Kaira yang segera mengambil kertas-kertas tersebut dan segera merapikannya dengan baik usai meletakkan nya di atas meja seniornya.

Wanita itu bergegas keluar karena waktunya pulang. Dengan senyum lebarnya, Kaira menyusuri jalanan yang ramai. Tentu saja, kota Kartapura merupakan kota terbesar di Indonesia.

“Nyonya Kaira!” panggil seorang pria berjas rapi yang berdiri di dekat mobil mewah di pinggir jalan.

Sedikit ragu-ragu hingga terheran, Kaira berjalan mendekati pria asing itu dengan wajah penuh tanya. Dan tentunya, dia mengamati sejenak mobil mewah yang ada di belakangnya yang terdapat lambang Garuda kecil terbuat dari perak asli, terpajang di kap mobil paling ujung sebagai simbol milik Archipelago Attar. Bangsawan yang aktif di Indonesia.

Meski bukan kerajaan, namun pengaruh keluarga tersebut sangatlah besar terhadap Indonesia.

“Anda nyonya Kaira yang ikut ke pesta Archipelago kemarin?” tanya Elon.

“Iya. Apa saya akan dipenjara?” tanya Kaira yang sadar akan kesalahannya mengotori kemeja pewaris dari orang kaya se-Indonesia dan nomor 7 se-Asia.

“Tidak.” Elon merogoh saku di dalam jas hitamnya, mengeluarkan sebuah kartu persegi kecil dan memberikannya kepada Kaira saat itu juga.

“Di malam yang ke 5 hari ini, Anda diundang makan malam, saya berharap Anda akan datang. Permisi!” Elon segera masuk ke dalam mobil hitam mengkilap itu dan pergi saja.

Sementara Kaira menatap lekat kartu hitam yang terdapat tulisan nomor dari Elon dan lambang kartu Archipelago Attar. Rasanya seperti mimpi, Kaira masih terdiam, mengamatinya cukup lama hingga dia berkernyit kening. “Apa aku membuat kesalahan? Apa dia kesal?” gumamnya benar-benar merasa seperti orang gila yang kini memukuli kepalanya sendiri.

“Lupakan saja, mereka akan lupa jika aku tidak datang!” wanita itu tersenyum kering dan membuang kartu tersebut begitu saja. Meski jujur saja, hatinya dag-dig-dug memikirkan-nya.

.

.

.

Ctak!! Suara bola Baseball yang dipikul berulang kali hingga memantul ke dinding dan kembali ke Caesar yang terus memukulnya lagi dan lagi.

Pria itu dengan serius melakukannya, sampan tubuh dan wajah tampannya penuh dengan peluh.

“Hari ini Yoona akan datang. Kau tidak ingin menjemputnya ke bandara, dia akan sedih dan mengoceh.” Ujar Kalindi yang melipat kedua tangannya di depan perut ramping seraya menatap malas bila membicarakan soal menantunya yang konyol itu.

“Biarkan saja, suasana hatiku belum membaik.” Balas Caesar yang masih fokus ke bolanya dan rahang tegasnya bahkan berkedut ikut kesal.

Kalindi mengerti dengan apa yang putranya saat ini pikirkan, namun wanita paruh baya itu terdiam bila mengingat akan suaminya. Kejadian malam sebelum Sultan Wijaya tewas.

Menyadari akan ibunya yang melamun, Caesar berkerut alis menatapnya hingga meraih bola Baseball tersebut. “Ada apa? Apa ada sesuatu?”

Pertanyaan Caesar langsung membuat Kalindi Sada kembali dari lamunannya.

“Tidak ada.”

Pria itu semakin yakin akan sesuatu yang ibunya sembunyikan darinya. Dia berbalik menghadap ke arah Kalindi dan menatapnya lekat. “Apa Ibu tahu sesuatu tentang alasan ayah menolakku menjadi pewaris? Sebelum dia memutuskannya, dia mengatakannya kepadaku, bahwa penerus Archipelago Attar adalah aku.”

“Itu hanya omongan saja, Caesar! Kebenarannya adalah... Kairo yang menjadi pewarisnya.”

“Kenapa?”

Kalindi terdiam menatap ke putranya dengan antusias. “Lupakan saja.”

Wanita berpakaian elegan warna hitam itu memilih pergi dan menghindar, namun Caesar yang muak, dia terpancing emosi akan sikap ibunya hari-hari ini.

“Kalau begitu akan aku cari tahu sendiri!” kesalnya yang segera bergegas pergi dari ruangan olahraga dan menyuruh pengawal untuk segera menuruti perintahnya dengan imbalan uang. Tentu saja untuk mencari tahu kejadian sebelum kematian ayahnya, Sultan Wijaya.

Sementara Kalindi yang berjalan pergi menyusuri lorong mansion bak istana itu, ia mengusap pipinya dan mencoba tenang. “Bukan aku yang membunuhnya, aku tidak menyentuhnya sama sekali... Tidak... Hffuuu...” Gumam Kalindi yang benar-benar berusaha untuk tetap rileks bagaimana pun caranya.

...***...

“Kau akan keluar kemana malam-malam?” cemas Kusuma yang saat ini baru saja berbaring di ranjang empuk nan mewahnya.

Kairo tersenyum kecil menatap ibunya. “Ada sesuatu yang harus ku urus, tidur saja dan istirahat lah.”

Hendak pergi usai menyelimuti ibunya. Kusuma menahan tangan kiri Kairo yang hendak pergi, sehingga pria berkemeja hitam itu balik menatap ibunya lagi.

“Jangan melakukan hal yang aneh-aneh Kairo. Jangan sampai emosimu menguasai dirimu. Aku tahu apa yang sedang terjadi sejak kematian Sultan, aku bisa melihat kehancuran keluarga ini semakin terlihat jelas.”

Kairo terdiam beberapa detik, lalu dia tersenyum kecil. “Jangan terlalu khawatir, itu hanya pikir negatif saja!” balas Kairo.

Tak berselang lama, pria itu keluar dari kamar ibunya, senyuman ramahnya hilang menjadi tatapan dingin dan datar, bak dua orang berbeda kepribadian.

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

msh tandatanya siapa yg bunuh sultan Wijaya ya....

2025-08-31

2

Jelita S

Jelita S

Kaira selamat y bntar lagi jadi ratu 😀😀😀

2025-08-31

1

Mia Camelia

Mia Camelia

ehmm curiga nih sama kalindi ? liat apaan sih ?🤔🤔🤔

2025-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!