Prolog

Elric Dashiel

Nama itu bukan sekadar dikenal, ia ditakuti di seluruh Eropa.

Di balik wajah tampan, rahang tegas, dan tatapan dingin yang menusuk, tersembunyi sosok penguasa tertinggi dari jaringan kriminal terbesar yang membentang dari London hingga Budapest.

Bukan hanya satu kelompok, melainkan hampir semua organisasi mafia besar di Eropa, baik secara langsung maupun tidak, bergerak di bawah kendalinya.

Elric Dashiel bukan orang sembarangan. Ia bukan sekadar pelaku kejahatan, melainkan arsitek di balik kekacauan dunia bawah tanah. Seperti perdagangan senjata ilegal, narkotika, penyelundupan manusia, pembunuhan berantai, hingga pengendalian pasar gelap senilai miliaran euro.

Dalam nadinya mengalir darah dan kekuasaan. Emosi tak lagi berperan saat pelatuk ditarik atau kepala dipenggal. Semua itu rutinitas, setara dengan nikmatnya teh sore bagi seorang bangsawan.

Ia dikenal kejam, tanpa belas kasihan.

Orang-orang berkata Elric Dashiel tidak memiliki hati. Dan mereka benar. Ia tidak pernah tahu rasanya sedih, kecewa, bahagia, apalagi jatuh cinta.

Sejak kecil, dunia tidak memberinya ruang untuk merasa. Ia dibesarkan di tengah kekerasan yang menjadi sarapan harian, dan kekuasaan yang menjadi satu-satunya cara bertahan hidup.

Perasaan hanyalah kelemahan, dan kelemahan adalah pintu menuju kehancuran. Maka ia memilih untuk tidak memiliki apa pun selain kendali.

Namun, dunia selalu punya cara aneh untuk menantang manusia sekeras apa pun…

Yang ia tahu hanya kebencian, kekejaman, dan dendam, tidak pernah yang lain.

Hingga suatu hari, ia bertemu Hannah untuk pertama kali, saat anak buahnya menculik gadis itu untuk dijual di pelelangan gelap di Maroko. Dari sekian banyak korban, entah itu putri pejabat yang terlilit hutang, atau gadis yatim piatu tanpa perlindungan, Hannah adalah yang paling mencolok.

Gadis itu begitu cantik, dengan kulit seputih porselen yang tampak rapuh sekaligus menawan. Elric membayangkan, jika seekor semut saja berani melintas di sana, pasti akan tergelincir oleh kelembutannya.

Mata Hannah bulat dan jernih, wajah mungilnya mengingatkan pada boneka antik yang berharga. Namun yang paling memikat bukanlah parasnya, melainkan suara lembut yang mampu meretakkan tembok baja dalam hati Elric.

Hatinya yang beku seolah mencair, jantungnya berdetak tidak karuan, tubuhnya panas-dingin. Elric tidak mengerti perasaan yang menguasainya itu.

Di pikirannya, ia berniat menyeret Hannah ke ruang eksekusi tempat ia biasa membunuh, lalu menghancurkan tubuh mungil itu perlahan, bahkan bersumpah akan membuatnya tetap hidup hanya untuk merasakan kematian yang kejam.

Namun, di lubuk hatinya yang terdalam, ia justru ingin menaruh Hannah di tempat teraman di dunia. Melindunginya dari ribuan monster bertopeng manusia, termasuk anak buahnya sendiri. Menjadikannya miliknya seutuhnya, tanpa seorang pun boleh menyentuhnya.

Sayangnya, cara Elric menunjukkan “cinta” berbanding terbalik dengan cara orang normal.

Ia mengurung Hannah di kediaman megahnya, mengawal ke mana pun ia pergi, bahkan menempatkan mata-mata di kampusnya. Tidak seorang pun boleh berbicara atau mendekat, apalagi menyakitinya. Ironisnya, Elric-lah yang paling sering menyakitinya.

Ya, Elric Dashiel sering menyakiti gadis itu bukan sekadar kekasaran biasa, bahkan nyaris membunuhnya dengan tangannya sendiri.

Untungnya, pada detik terakhir, ia masih mampu menarik diri. Menyelamatkan Hannah… dari dirinya sendiri. Tepatnya, dari sisi lain dirinya.

Karena Elric Dashiel bukan pria biasa. Ia menderita Dissociative Identity Disorder, atau kepribadian ganda. Di balik nama yang ditakuti seluruh Eropa, tersembunyi tiga sisi yang berbeda… dan sama berbahayanya.

Elric Dashiel (Kepribadian Utama)

Sang penguasa Eropa.

Pembunuh berdarah dingin.

Pengendali jaringan kriminal lintas negara.

Brutal, tanpa ampun, namun masih memiliki batas. Ia bisa menyakiti Hannah, tapi bukan karena benci, melainkan karena ia rusak. Dalam caranya yang bengkok, ia mencintai Hannah.

Eli (Kepribadian Anak Kecil)

Rapuh, penakut, terperangkap dalam tubuh pria dewasa.

Muncul ketika masa lalu kelam Elric terguncang, antara penyiksaan, kurungan, dan ketakutan masa kecil.

Tidak pernah menyakiti Hannah, namun juga tidak mampu melindunginya.

Dashiel (Kepribadian Paling Berbahaya)

Monster sesungguhnya.

Jika Elric kejam, Dashiel jauh lebih gila.

Obsesi terhadap Hannah membawanya pada kekerasan yang dilakukan dengan sadar dan kenikmatan.

Ia mencintai Hannah di luar batas kewarasan, cinta yang bisa membunuh.

Bahkan Elric sendiri takut kepadanya.

Itulah sebabnya, Elric Dashiel selalu berusaha mempertahankan kendali. Karena ia tahu, begitu ia lengah, Dashiel akan muncul… dan mungkin itu adalah akhir bagi Hannah, satu-satunya hal yang ia cintai di dunia ini.

Happy Reading \~\~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!