Mencari Shoshana

Bermodalkan foto ukuran 4R terbaru. Fransiska mencari Shoshana.

Adik perempuan satu-satunya yang sudah tidak pulang selama tiga hari.

Fransiska dan Shoshana tinggal bersama nenek mereka. Kedua orang tua mereka sudah tidak ada.

Fransiska yang lebih tua bekerja bersama neneknya membuka kedai seafood. Shoshana juga membantu berjualan di malam hari setelah pelajar itu menyelesaikan tugas sekolahnya.

Tiga hari yang lalu Shoshana yang baru berusia enam belas tahun meminta izin untuk pergi ke kota besar. Shoshana ingin mengikuti audisi kontes pencarian bakat khusus pelajar yang diselenggarakan oleh stasiun televisi.

"Memangnya kamu mau menampilkan apa?",

"Tentu saja aku akan menjadi model aku cantik dan berbakat",

"Sebaiknya kamu melupakannya Shoshana",

Fransiska tampak tidak percaya dengan kemauan adiknya yang ingin menjadi seorang bintang.

Walaupun begitu Shoshana tetap dibolehkan untuk pergi. Fransiska melihatnya sebagai waktu untuk bersenang-senang dan jalan-jalan. Momennya pas karena sedang libur sekolah.

"Dengan siapa kamu akan pergi?",

"Aku akan pergi bersama Janice",

"Apa Janice juga akan ikut audisi?",

"Tentu saja kami berdua akan sama-sama menjadi model",

Fransiska melihatnya lebih tidak masuk akal lagi. Ia tahu adik dan temannya yang bernama Janice itu sama-sama tidak berbakat untuk menjadi seorang model. Setidaknya itulah yang terlihat di mata sang kakak.

Tidak ada salahnya mencoba hal baru ya disukai. Kesempatan mereka mumpung masih muda untuk menimbun pengalaman.

Fransiska dan neneknya tetap mendukung Shoshana dengan memberikan uang saku yang lebih.

"Berhati-hatilah di kota besar",

"Jangan mudah percaya bujukan orang yang tidak dikenal",

"Setelah acaranya selesai segeralah pulang dan bantu-bantu kami di kedai",

"Kamu tahu sendiri waktu liburan kedai menjadi lebih ramai",

Fransiska menceramahi adiknya sebelum berangkat.

"Tenang saja aku di sana cuma dua hari",

"Begitu acaranya selesai aku pasti langsung pulang",

Shoshana berangkat ke kota besar. Di pagi hari yang begitu cerah.

Shoshana terlebih dahulu ke rumah Janice teman baiknya untuk menjemputnya.

Tiga hari kemudian. Shoshana belum juga pulang sampai rumah.

"Apa kamu sudah menghubunginya?",

"Sudah tapi tidak dibalas",

"Aku telpon juga tidak diangkat",

"Coba kamu pergi ke rumah Janice",

Benar kata nenek. Fransiska mendatangi rumah Janice untuk menanyakan keberadaan Shoshana. Siapa tahu mereka berdua sudah pulang dan menginap di rumah Janice.

Fransiska terkejut begitu sampai di rumah teman adiknya itu. Ternyata Janice yang membukakan pintu.

"Fransiska?",

"Janice kamu dan Shoshana sudah pulang?",

"Aku tidak jadi berangkat untuk mengikuti audisi",

Pengakuan Janice membuat Fransiska benar-benar kaget.

Ternyata Janice tiga hari yang lalu tidak jadi berangkat ke kota besar karena sedang tidak enak badan.

"Tiga hari yang lalu aku demam tinggi",

Shoshana pergi ke kota besar untuk audisi sendirian.

"Apakah Shoshana belum pulang Fransiska?",

"Shoshana belum pulang",

Setelah mengetahui bahwa Shoshana hanya pergi sendiri ke kota besar dan sampai sekarang belum juga pulang. Fransiska hari ini juga menyusul ke kota besar.

Fransiska sangat khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa adiknya. Terlebih Shoshana belum bisa dihubungi.

"Bagaimana kalau aku ikut?",

"Nenek di rumah saja",

"Biar aku yang menjemput Shoshana",

"Kami akan pulang sebelum malam",

Begitulah Fransiska menenangkan kegelisahan neneknya.

Di pagi hari yang mendung itu Fransiska berangkat ke kota besar untuk mencari Shoshana.

Perjalanan dari tempat tinggal Fransiska ke kota besar tidak terlalu jauh. Tidak sampai tengah hari Fransiska sudah sampai di kota besar.

Begitu turun Fransiska langsung pergi ke gedung tempat audisi kontes pencarian bakat kemarin dilangsungkan.

Bermodalkan foto ukuran 4R terbaru. Fransiska mencari Shoshana.

Adik perempuan satu-satunya yang sudah tidak pulang selama tiga hari.

Fransiska menghubungi pihak penyelenggara.

Meski harus menunggu lama. Perwakilan panitia dan pihak keamanan akhirnya datang menemui Fransiska untuk membantu. Hasilnya sungguh mengejutkan.

Nama Shoshana memang terdaftar sebagai peserta audisi kontes pencarian bakat dalam kategori model. Tapi tiga hari yang lalu Shoshana tidak pernah datang ke gedung ini.

Pihak keamanan juga membuktikannya kepada Fransiska dengan memperlihatkan rekaman kamera pengawas tiga hari yang lalu. Tidak ada Shoshana.

"Sudah tiga hari adik kamu tidak pulang",

"Sebaiknya kamu melaporkannya ke pihak yang berwenang",

Fransiska pergi ke kantor petugas terdekat untuk membuat laporan orang hilang.

Di kantor petugas laporan Fransiska segera ditindaklanjuti. Seorang detektif yang bernama Vincent yang akan membantu proses pencarian Shoshana. Detektif berpengalaman khusus pencarian dan penyelidikan orang hilang.

Ponsel Shoshana masih aktif. Masih bisa dihubungi. Namun telpon dan pesan dari Fransiska tidak direspon. Detektif Vincent akan memulainya dari sana.

Detektif Vincent dengan bantuan tim penyelidik siber melacak keberadaan ponsel Shoshana.

Lokasi ponsel Shoshana berada di area terminal. Detektif Vincent bersama Fransiska langsung pergi ke sana.

Ternyata ponsel Shoshana berada di sebuah toko ponsel yang berada di dekat terminal.

"Darimana kamu mendapatkan ponsel ini?",

"Kemarin anakku yang menemukannya di pinggir jalan",

"Aku tidak tahu password untuk membukanya",

Pemilik toko ponsel itu memberikan kesaksian.

"Aku akan membawa ponsel ini sebagai barang bukti",

"Apa kamu pernah melihat perempuan muda ini?",

"Tidak pernah",

Detektif Vincent menunjukkan lencananya sebagai seorang petugas yang berwenang.

Fransiska yang mengetahui kode sandi ponsel milik Shoshana membukanya. Tapi tidak ditemukan petunjuk mengenai keberadaan Shoshana sekarang.

Anak pemilik toko ponsel membawa Detektif Vincent dan Fransiska ke tempat ponsel itu ditemukan.

Detektif Vincent memeriksa rekaman kamera pengawas tiga hari yang lalu. Hari dimana Shoshana pertama kali menginjakkan kaki di kota besar untuk mengikuti audisi.

Tidak ada sama sekali rekaman video yang menunjukkan kedatangan Shoshana dari tiga hari yang lalu.

Semua sudut pemberhentian kendaraan besar sudah diperiksa. Tidak ada kemunculan Shoshana.

Ketika Fransiska menunjukkan foto terbaru Shoshana yang digunakan untuk mendaftar audisi. Orang-orang di kota besar tidak ada satupun yang mengenalinya atau melihatnya baru-baru ini.

Detektif Vincent menyampaikan hasil penyelidikannya sejauh ini kepada Fransiska.

"Shoshana tidak pernah sampai di kota besar",

"Biarkan aku melihat ponsel Shoshana sekali lagi",

Detektif Vincent memeriksa isi ponsel Shoshana sekali lagi. Ia melihat foto-foto Shoshana yang ada di galeri.

"Siapa perempuan di foto ini?",

"Namanya Janice dia adalah teman adikku",

"Seharusnya Shoshana pergi bersama Janice tiga hari yang lalu",

"Apa kamu sudah menemui Janice Fransiska?"

"Ya aku sudah menemui Janice katanya dia tidak jadi berangkat karena sakit demam",

Detektif Vincent menaruh curiga. Ia kembali memeriksa rekaman kamera pengawas yang ada di terminal dan pinggir jalan tempat ponsel Shoshana ditemukan.

Detektif Vincent mendapatkan sebuah petunjuk. Ia pun langsung memberitahukannya kepada Fransiska.

"Apa kamu melihatnya Fransiska?",

"Siapa?",

"Janice?",

"Aku tidak melihat Janice diantar orang-orang itu",

"Bukan tapi lihatlah laki-laki itu?",

"Aku tidak mengenalinya",

"Lihatlah baik-baik",

Detektif Vincent menunjukkan kepada Fransiska kesamaan antara foto Janice yang ada di ponsel Shoshana dengan laki-laki yang terekam di video kamera pengawas.

"Anda benar Detektif Vincent",

"Janice dan laki-laki itu memakai jaket yang sama",

"Jaket berwarna emas berkerah hitam",

Tapi wajah laki-laki itu tidak kelihatan karena ia sengaja selalu menunduk.

Detektif Vincent kemudian menjelaskan detail yang lain yang mendukung kecurigaannya. Kendaraan umum yang menurunkan laki-laki berjaket emas dengan kerah hitam itu satu arah kedatangan dengan kendaraan yang seharusnya dinaiki oleh Shoshana di hari itu jika jadi berangkat ke kota besar untuk mengikuti audisi. Jamnya pun di rentang waktu yang sama.

Ketika berada di pinggir jalan tempat dimana ponsel Shoshana ditemukan. Laki-laki berjaket emas dengan kerah hitam itu juga ada di sana. Tapi tidak terlihat jelas jika laki-laki itu membuang ponsel milik Shoshana karena di rekaman kamera pengawas laki-laki itu berjalan diantara kerumunan orang-orang.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang Detektif?",

"Kita harus segera kembali menemui Janice",

Fransiska menjadi penunjuk jalan Detektif Vincent untuk ke rumah Janice. Perjalanan mereka menjadi lebih cepat karena menaiki mobil petugas dengan sirine yang terus menyala.

Sampai di depan rumah Janice.

"Kamu tidak perlu ikut masuk tunggu di mobil biar aku sendiri yang menemui Janice",

Detektif Vincent meminta Fransiska untuk menunggu di mobil petugas.

"Kenapa?",

"Dia akan gugup jika kamu ikut masuk bersamaku",

"Ting tong",

Detektif Vincent sendirian bertamu ke rumah Janice.

"Selamat sore ada yang bisa aku bantu?",

Janice sendiri yang membukakan pintu.

"Selamat sore nona apa orang tua mu ada?",

"Orang tua ku sedang pergi keluar kota untuk bekerja",

"Kalau begitu kebetulan sekali aku ada perlu dengan mu nona Janice",

"Maaf tapi siapa anda... ?",

"Aku Detektif Vincent dari kota besar ada yang ingin aku tanyakan padamu",

Janice menyuruh petugas itu masuk. Dan sangat kebetulan di sore hari itu Janice memakai jaket berwarna emas dengan kerah hitam.

"Aku ingin menanyakan tentang Shoshana?",

"Aku dengar kamu adalah teman baiknya",

"Ya kemarin seharusnya aku dan Shoshana pergi ke kota besar untuk mengikuti audisi",

"Apa sesuatu terjadi dengan Shoshana?",

"Kami masih belum bisa memastikan",

"Kami sedang bekerja",

"Kami menerima laporan orang hilang",

"Shoshana sampai sekarang masih belum ditemukan",

"Apa yang bisa aku bantu tuan detektif?",

"Aku sudah melakukan pencarian di kota besar",

"Aku sudah menyelidikinya tapi Shoshana tiga hari yang lalu tidak benar-benar berangkat ke kota besar",

"Apakah waktu itu ketika Shoshana datang untuk menjemputmu dia menyampaikan sesuatu?",

"Apakah kamu melihat Shoshana punya gelagat yang tidak biasa di hari itu?",

"Aku rasa sama sekali tidak tuan detektif hari itu Shoshana terlihat normal",

"Tiga hari yang lalu apakah kamu masih ingat pakaian yang dipakai oleh Shoshana?",

"Ya tentu saja",

"Shoshana memakai celana jeans ketat berwarna biru, sneaker putih, tas hitam dan jaket putih",

"Boleh aku menumpang ke toilet nona Janice?",

"Ya silahkan tuan detektif",

Detektif Vincent melihat foto Janice dengan pacarnya. Laki-laki yang sama yang terlihat di rekaman video kamera pengawas di kota besar. Yang memakai jaket berwarna emas dengan kerah hitam seperti yang sedang dipakai oleh Janice sekarang.

Detektif Vincent tidak menaruh curiga kepada Janice. Karena Janice sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kepanikan.

"Siap dia?",

Detektif Vincent kembali dari kamar mandi.

"Dia adalah pacarku",

Janice menunjuk pada foto mereka berdua yang ditempel di kulkas.

"Apa kalian sudah lama pacaran?",

"Hampir satu tahun",

Detektif Vincent pamit. Janice tidak terlibat dalam kasus hilangnya Shoshana. Dia benar-benar tidak tahu sama sekali.

"Bagaimana detektif?",

"Janice tidak tahu apa-apa",

"Apa kamu mengenal siapa orang ini?",

"Ya aku mengenalnya namanya Marty dia adalah orang sini juga",

"Apakah kamu tahu jika dia berpacaran dengan Janice?",

"Tidak",

Detektif Vincent memfoto foto Janice dengan pacarnya yang ditempel di kulkas. Dalam foto itu Janice dan pacarnya yang bernama Marty memakai pakaian yang sama. Jaket berwarna emas dengan kerah hitam.

Fransiska juga mengenal Marty. Malahan mereka berdua adalah teman satu angkatan.

"Oh my God",

Dalam perjalanan ke rumah Marty tiba-tiba Fransiska menangis.

"Kenapa Fransiska?",

"Apa kamu mengetahui sesuatu?",

"Shoshana pernah bercerita kepadaku beberapa bulan yang lalu bahwa ia pernah menolak Marty",

"Shoshana sampai memblokir nomor Marty karena Marty terus mengusiknya",

Tiba di rumah Marty.

"Kamu tunggu di dalam mobil Fransiska",

"Mungkin ini akan berbahaya",

..

Tidak berbunyi. Bel di rumah Marty sudah rusak.

Marty tinggal sendirian di rumah kecilnya. Setiap hari Marty bekerja di toko hewan. Itu artinya Marty malam ini seharusnya sudah pulang dan berada di rumah.

Ternyata rumah Marty tidak dikunci. Detektif Vincent pun masuk ke dalam rumah Marty tanpa perlu permisi.

Rumah Marty benar-benar berantakan. Di ruang tamu berserakan wadah bekas makanan dan kaleng minuman.

Detektif Vincent masuk lebih dalam.

"Marty... Apa kamu berada di rumah?",

Di dapur baunya sangat menyengat. Kulkasnya terbuka dan di dalamnya ada ikan yang sudah berair.

Kamar mandinya kotor. Lantainya berkerak kuning. Tanda tidak dibersihkan.

Tapi dimana pemilik rumah ini? Dimana Marty?

"Marty... Apa kamu berada di dalam?",

Detektif Vincent mau masuk ke dalam kamar Marty. Pintunya tertutup tapi tidak dikunci.

Begitu pintunya dibuka tercium bau yang sangat wangi. Bau pengharum ruangan yang sangat dominan.

Di atas tempat tidur ada seorang perempuan yang terbaring. Perempuan itu tidak merespon sama sekali ketika detektif Vincent masuk ke dalam kamar.

Perempuan itu tidak sadarkan diri. Seluruh tubuhnya diberi pengharum ruangan. Tidak hanya tubuhnya tapi juga seisi ruangan.

Seorang perempuan itu adalah Shoshana yang sudah meninggal. Detektif Vincent yakin setelah memeriksa tubuh yang sudah tidak bernyawa itu dari dekat.

Detektif Vincent segera memanggil tim forensik. Dan melaporkan kaburnya tersangka utama yang bernama Marty.

Dua hari berikutnya Marty berhasil ditangkap di kota yang jauh. Tersangka hendak kabur ke luar negeri dengan menaiki kapal feri.

Shoshana tidak pernah berangkat ke kota besar untuk mengikuti audisi kontes pencarian bakat di kategori model.

Dalam perjalanan setelah dari rumah Janice Shoshana tidak sengaja berpapasan dengan Marty.

Marty sebenarnya mau menjenguk pacarnya Janice yang sedang sakit demam sebelum berangkat kerja ke toko hewan. Tapi di tengah perjalanan bertemu dengan Shoshana yang pagi itu berdandan sangat cantik.

Marty kemudian membuat Shoshana menjadi tidak nyaman dengan mengungkit hubungan mereka berdua. Dimana Shoshana sudah menolak Marty dan memblokir nomornya.

Shoshana terus berjalan meninggalkan Marty. Karena tidak tahan dengan sikap Marty yang mulai bermain kasar dengan tangannya.

Marty tidak jadi pergi ke rumah Janice. Marty diam-diam mengikuti Shoshana.

Ketika berada di tempat yang sepi Marty menangkap Shoshana. Membuat Shoshana tidak sadarkan diri dengan memukulnya. Lalu membawa Shoshana pulang ke rumah Marty.

Marty membawa Shoshana masuk ke dalam kamarnya. Marty berniat melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepada Shoshana begitu perempuan yang sudah dari lama disukainya itu terbangun.

Tapi Marty justru kalang kabut setelah mengetahui Shoshana sudah tidak lagi bernafas.

Rupanya pukulan Marty di kepala bagian belakang Shoshana berakibat fatal. Sampai Shoshana meninggal.

Marty pergi ke kota besar untuk membuat sebuah alibi. Marty membuang ponsel Shoshana begitu sampai di kota besar.

Marty kemudian pulang dan menghubungi toko hewan tempatnya bekerja. Marty beralasan sedang tidak enak badan sehingga tidak masuk kerja.

Selama dua malam Marty tidur bersama mayat Shoshana.

Di hari yang ketiga Marty membeli pengharum ruangan yang banyak untuk menyamarkan bau mayat Shoshana.

Marty memilih kabur ke kota yang jauh dan berencana untuk melarikan diri keluar negeri.

Marty panik ketika pacarnya Janice memberi tahu kepadanya bahwa Fransiska sedang mencari Shoshana adiknya yang masih belum pulang sampai rumah setelah pergi selama tiga hari lamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!