Bab 5 - Bayi dalam Pelarian

Hujan tidak kunjung berhenti, seperti ingin menghapus semua jejak darah yang telah tertumpah malam itu. Namun sebesar apa pun derasnya hujan, ia tak sanggup membersihkan bau kematian yang memenuhi udara. Hutan di sekitar gua gelap gulita, hanya sesekali tersambar cahaya petir yang menyilaukan, memperlihatkan pepohonan basah yang berguncang ditiup angin kencang.

Di dalam gua yang baru saja menyaksikan pertempuran, Tetua Qingyun berdiri dengan tubuh lunglai. Tangannya masih bergetar setelah mengerahkan kekuatan terakhir untuk menyegel Pedang Naga Langit. Di pelukannya, bayi Lin Feng meringkuk, matanya merah karena terlalu lama menangis, namun suaranya perlahan melemah seakan kelelahan sendiri.

"Syukurlah kau masih hidup, Lin Feng…” bisik Tetua Qingyun.

Wajah renta itu penuh kelelahan, tapi sorot matanya tetap tajam, berisi tekad. Ia tahu, setelah pedang itu lenyap, para pengejar tidak akan berhenti hanya karena tujuan mereka menghilang. Mereka pasti akan mencari jawaban: ke mana perginya Pedang Naga Langit. Dan jika mereka tahu bayi ini adalah pewarisnya, maka bahaya yang lebih besar akan menanti.

Di luar gua, meski sebagian besar pengejar telah bubar karena panik, tidak semua pergi. Dua sosok berjubah hitam masih bertahan, bersembunyi di balik semak belukar yang terendam hujan. Mata mereka mengawasi gua dari kejauhan.

“Pedangnya menghilang…” bisik salah satu dari mereka, suaranya parau.

“Ya, tapi bayi itu…” yang lain menoleh, menatap samar bayangan Tetua Qingyun di mulut gua. “Aku mendengar rumor. Anak itu bukan bayi biasa. Ada darah istimewa mengalir di dalam tubuhnya. Jika pedang itu benar-benar memilih tuannya kelak, maka bayi itu adalah kuncinya.”

Keduanya saling berpandangan, lalu mengangguk. Meski mereka tak lagi bisa kembali ke tuannya dengan membawa pedang, setidaknya membawa bayi itu akan menjadi pengganti yang berharga.

Tetua Qingyun menatap jasad muridnya untuk terakhir kali. Ia tidak bisa membawa tubuh itu bersamanya, tidak dengan kondisinya yang sudah lemah. Ia hanya bisa menunduk hormat, lalu berbalik meninggalkan gua.

“Maafkan aku,” gumamnya lirih. “Aku tak mampu memberikan pemakaman yang layak. Namun aku berjanji, anakmu ini akan kubesarkan, meski harus mempertaruhkan nyawaku.”

Dengan gendongan bayi di dadanya, ia melangkah keluar gua. Rintik hujan langsung mengguyur tubuhnya, membasahi jubah abu-abunya hingga melekat di kulit. Namun ia tidak berhenti. Kakinya melangkah menuruni lereng licin, masuk ke hutan gelap.

Tangisan Lin Feng sudah berhenti. Bayi itu tertidur karena kelelahan, napasnya teratur, sesekali terdengar rengekan kecil. Tetua Qingyun menatap wajah mungil itu dan tersenyum tipis.

"Tidurlah, Nak. Kau harus tumbuh kuat. Dunia ini tak akan berbelas kasihan padamu.”

Baru saja ia melewati deretan pohon tinggi, seberkas cahaya merah menyambar dari arah kanan. Refleks, Tetua Qingyun melompat ke belakang. Cahaya itu menghantam tanah tepat di tempat ia berdiri tadi, membuat tanah berlubang dan air muncrat.

Dua sosok berjubah hitam muncul dari balik kegelapan. Salah satunya tertawa rendah.

“Orang tua, kau sudah terlalu lelah untuk melawan. Serahkan bayi itu pada kami, dan kami akan membiarkanmu mati dengan tenang.”

Tetua Qingyun menghela napas, menurunkan pandangan pada Lin Feng di dadanya. Kemudian ia mendongak, sorot matanya berkilat.

“Jika ingin menyentuhnya, melangkahlah di atas mayatku lebih dulu.”

Jubah abu-abunya berkibar meski hanya diterpa angin hujan. Aura yang tersisa dari dalam tubuhnya kembali meledak, meski tak sekuat sebelumnya. Tanah di sekitarnya bergetar, dedaunan berguguran.

Pertarungan kembali pecah.

Tetua Qingyun menangkis serangan dengan pedang yang ia cabut dari pinggangnya. Pedang itu tampak sederhana, tapi di tangannya, ia seperti hidup. Sabetannya mampu mematahkan serangan belati dan menghantam tubuh musuh hingga terpelanting.

Namun tubuh tua itu jelas sudah menurun. Nafasnya cepat, tangannya bergetar, dan setiap gerakan terasa lebih berat. Lawan-lawan itu menyadari hal ini, dan semakin gencar menyerang.

Di sela-sela pertempuran, pikiran Tetua Qingyun melayang pada masa mudanya. Ia teringat saat pertama kali melihat Pedang Naga Langit, saat pedang itu berkilau di bawah sinar matahari, dikelilingi pujian dan hormat dari semua orang.

Ia juga teringat pada muridnya—ibu Lin Feng. Gadis cerdas, penuh semangat, yang dulu bersumpah akan mengabdikan hidupnya untuk melindungi pedang itu. Namun kini ia telah tiada, jasadnya tertinggal di gua, dan hanya bayinya yang tersisa.

Hati Tetua Qingyun perih, tapi juga dipenuhi tekad. Aku tidak boleh mati di sini. Aku harus membawa anak ini pergi. Jika tidak, semua pengorbanan itu akan sia-sia.

Setelah beberapa kali bentrokan, Tetua Qingyun menyadari ia tidak bisa terus bertarung sambil membawa bayi. Bahu dan lengannya semakin lemah, dan bayi itu bisa saja terluka jika ia kehilangan kendali.

Dengan cepat ia melompat mundur, lalu mengarahkan serangan pedang ke tanah. Suara dentuman terdengar, dan kabut tipis mulai menyelimuti area pertarungan. Sebuah teknik ilusi sederhana, tapi cukup untuk membuyarkan pandangan musuh.

“Lin Feng…” bisiknya pelan sambil merapatkan bayi ke dadanya. “Mulai saat ini, jalan kita akan penuh bahaya. Tapi aku bersumpah, aku akan menjaga nyawamu, meski harus menukar nyawaku sendiri.”

Dengan langkah cepat, ia menerobos kabut, meninggalkan kedua musuh yang masih kebingungan.

***

Perjalanan panjang dimulai. Tetua Qingyun terus berjalan menembus hutan, melewati sungai kecil yang meluap, mendaki bukit berbatu, dan sesekali berhenti untuk menenangkan Lin Feng yang terbangun karena dingin.

Setiap kali bayi itu menangis, hatinya bergetar. Ia tahu tangisan itu bisa menarik perhatian musuh. Maka ia sering menyelubungi Lin Feng dengan jubahnya, mengayun-ayun pelan sambil menyenandungkan doa kuno. Entah karena suara itu, atau karena bayi itu kelelahan, tangisannya selalu mereda.

Beberapa kali, ia hampir terjatuh karena kakinya terpeleset lumpur. Tubuhnya tidak lagi sekuat dulu, dan hujan terus menguras tenaganya. Tapi setiap kali ia merasa akan tumbang, ia menatap wajah mungil itu—dan menemukan alasan untuk bangkit lagi.

Akhirnya, setelah berjam-jam berjalan, cahaya samar terlihat di kejauhan. Lampu minyak dari rumah-rumah sederhana di sebuah desa kecil yang tersembunyi di lembah.

Tetua Qingyun menarik napas lega. “Kita sudah hampir sampai, Lin Feng… Kau akan aman untuk sementara waktu.”

Namun bahkan saat ia akan melangkah memasuki desa itu, perasaan tidak enak menyelinap ke hatinya. Hujan memang telah mereda, tetapi udara di sekitar terasa berat. Burung-burung malam tak bersuara, dan kabut tipis menutupi jalan masuk desa.

Tetua Qingyun tahu, malam ini belum berakhir. Para pengejar tidak akan berhenti hanya karena pedang itu lenyap. Mereka akan terus mencari—dan cepat atau lambat, mereka akan menemukan bahwa bayi inilah pewaris sejati Pedang Naga Langit.

Ia menatap bayi di pelukannya sekali lagi, lalu menatap langit gelap di atas desa.

"Mulai dari malam ini, kau akan hidup dalam pelarian, Lin Feng. Dunia ini tidak akan memberimu kedamaian. Tapi suatu hari… saat kau dewasa, dunia akan mengenal namamu. Dan saat itu, pedang yang hilang akan kembali, bersama naga yang tertidur.”

Bayi itu menggeliat pelan, matanya yang bening menatap kosong ke arah hujan yang menetes dari atap rumah desa.

Tetua Qingyun tersenyum tipis, lalu melangkah masuk, membawa Lin Feng menuju takdir panjang yang sudah menantinya.

Terpopuler

Comments

Didi h Suawa

Didi h Suawa

baik2 aja

2025-09-18

0

Nanik S

Nanik S

Untungnya Guru Ibunya baik

2025-09-14

0

Christian Matthew Pratama

Christian Matthew Pratama

jgn biasakan diulang2 kata2nya

2025-09-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Bayi yang Lahir dalam Kegelapan
2 Bab 2 - Darah yang Membasahi Malam
3 Bab 3 - Ratapan Terakhir Sang Ibu
4 Bab 4 - Pedang Misterius yang Hilang
5 Bab 5 - Bayi dalam Pelarian
6 Bab 6 - Tetua Qingyun
7 Bab 7 - Sekte yang Terlupakan
8 Bab 8 - Anak Yatim dari Han
9 Bab 9 - Tatapan Penuh Kasih
10 Bab 10 - Latihan Pertama
11 Bab 11 - Cemoohan Murid Senior
12 Bab 12 - Warisan Terakhir
13 Bab 13 - Api yang Tak Pernah Padam
14 Bab 14 - Pukulan yang Mematahkan Ego
15 Bab 15 - Guru Kedua
16 Bab 16 - Saudara Seperguruan yang Angkuh
17 Bab 17 - Liu Tian
18 Bab 18 - Permusuhan yang Dimulai
19 Bab 19 - Tekad di Bawah Bulan
20 Bab 20 - Jurang di Dalam Hati
21 Bab 21 - Hujan Darah di Hutan Bambu
22 Bab 22 - Serangan Bandit
23 Bab 23 - Ketakutan Pertama
24 Bab 24 - Menyembuhkan Luka dengan Rumput Liar
25 Bab 25 - Rahasia Tubuh yang Unik
26 Bab 26 - Ujian Murid Inti
27 Bab 27 - Pertarungan di Arena Batu
28 Bab 28 - Duel yang Membara
29 Bab 29 - Luka yang Membekas
30 Bab 30 - Riak di Dalam Sekte
31 Bab 31 - Latihan di Bawah Tekanan
32 Bab 32 - Murid Inti Baru
33 Bab 33 - Jalan Kultivasi yang Terbentang
34 Bab 34 - Tebasan Pertama yang Membelah Langit
35 Bab 35 - Gelombang yang Tersembunyi
36 Bab 36 - Menyatu dengan Langit dan Bumi
37 Bab 37 - Fondasi yang Semakin Kokoh
38 Bab 38 - Rencana Gelap Liu Tian
39 Bab 39 - Lembah Seribu Kabut
40 Bab 40 - Kabut yang Memisahkan Jalan
41 Bab 41 - Bayangan yang Mengoyak Jiwa
42 Bab 42 - Pengkhianatan di Balik Kabut
43 Bab 43 - Puncak Pengkhianatan
44 Bab 44 - Jalan Pedang yang Tercemar
45 Bab 45 - Bayangan di Perbatasan
46 Bab 46 - Gelombang Sekte di Selatan
47 Bab 47 - Rapat Darurat di Sekte Langit Biru
48 Bab 48 - Bayangan di Kota Besar
49 Bab 49 - Api yang Menjalar ke Istana
50 Bab 50 - Pertemuan Bayangan
51 Bab 51 - Bayangan di Balik Singgasana
52 Bab 52 - Bayangan istana
53 Bab 53 - Cahaya Giok di Malam Chang'an
54 Bab 54 - Jejak Racun dalam Istana
55 Bab 55 - Jalan Berdarah ke Selatan
56 Bab 56 - Takdir Giok dan Asosiasi Dan Yao
57 Bab 57 - Ujian Kabut Beracun
58 Bab 58 - Ujian Darah dan Obat Beracun
59 Bab 59 - Ritual Penyucian Racun
60 Bab 60 - Jalan Rahasia Menuju Istana
61 Bab 61 - Bayangan Pemberontakan
62 Bab 62 - Bayangan Sekte Putih di Ibukota
63 Bab 63 - Pertempuran di Kanal Bawah Tanah
64 Bab 64 - Pertempuran di Barat Laut
65 Bab 65 - Pertempuran Bayangan dan Tengkorak
66 Bab 66 - Pemberontakan di Istana
67 Bab 67 - Rahasia yang Terungkap
68 Bab 68 - Bayangan Topeng Emas
69 Bab 69 - Pemulihan dan Pembersihan
70 Bab 70 - Konsolidasi Kekaisaran
71 Bab 71 - Kitab Dewa Naga
72 Bab 72 - Bisikan Naga
73 Bab 73 - Jalan Latihan Kitab Dewa Naga
74 Bab 74 - Kehendak Naga
75 Bab 75 - Undangan Turnamen Pendekar Muda
76 Bab 76 - Bayangan Para Jenius
77 Bab 77 - Perjalanan
78 Bab 78 - Sambutan Para Jenius
79 Bab 79 - Lembah Pedang Ilusi
80 Bab 80 - Pertarungan Pembuka
81 Bab 81 - Zhao Liang vs Xu Ren
82 Bab 82 - Pertarungan Para Jenius
83 Bab 83 - Langit dan Perak Bertabrakan
84 Bab 84 - Aura Naga Bangkit
85 Bab 85 - Pandangan Para Raksasa Sekte
86 Bab 86 - Babak 32 Besar
87 Bab 87 - Pertarungan yang Cepat
88 Bab 88 - Mei Xue vs Lan Ru
89 Bayangan 8 Besar
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 - Bayi yang Lahir dalam Kegelapan
2
Bab 2 - Darah yang Membasahi Malam
3
Bab 3 - Ratapan Terakhir Sang Ibu
4
Bab 4 - Pedang Misterius yang Hilang
5
Bab 5 - Bayi dalam Pelarian
6
Bab 6 - Tetua Qingyun
7
Bab 7 - Sekte yang Terlupakan
8
Bab 8 - Anak Yatim dari Han
9
Bab 9 - Tatapan Penuh Kasih
10
Bab 10 - Latihan Pertama
11
Bab 11 - Cemoohan Murid Senior
12
Bab 12 - Warisan Terakhir
13
Bab 13 - Api yang Tak Pernah Padam
14
Bab 14 - Pukulan yang Mematahkan Ego
15
Bab 15 - Guru Kedua
16
Bab 16 - Saudara Seperguruan yang Angkuh
17
Bab 17 - Liu Tian
18
Bab 18 - Permusuhan yang Dimulai
19
Bab 19 - Tekad di Bawah Bulan
20
Bab 20 - Jurang di Dalam Hati
21
Bab 21 - Hujan Darah di Hutan Bambu
22
Bab 22 - Serangan Bandit
23
Bab 23 - Ketakutan Pertama
24
Bab 24 - Menyembuhkan Luka dengan Rumput Liar
25
Bab 25 - Rahasia Tubuh yang Unik
26
Bab 26 - Ujian Murid Inti
27
Bab 27 - Pertarungan di Arena Batu
28
Bab 28 - Duel yang Membara
29
Bab 29 - Luka yang Membekas
30
Bab 30 - Riak di Dalam Sekte
31
Bab 31 - Latihan di Bawah Tekanan
32
Bab 32 - Murid Inti Baru
33
Bab 33 - Jalan Kultivasi yang Terbentang
34
Bab 34 - Tebasan Pertama yang Membelah Langit
35
Bab 35 - Gelombang yang Tersembunyi
36
Bab 36 - Menyatu dengan Langit dan Bumi
37
Bab 37 - Fondasi yang Semakin Kokoh
38
Bab 38 - Rencana Gelap Liu Tian
39
Bab 39 - Lembah Seribu Kabut
40
Bab 40 - Kabut yang Memisahkan Jalan
41
Bab 41 - Bayangan yang Mengoyak Jiwa
42
Bab 42 - Pengkhianatan di Balik Kabut
43
Bab 43 - Puncak Pengkhianatan
44
Bab 44 - Jalan Pedang yang Tercemar
45
Bab 45 - Bayangan di Perbatasan
46
Bab 46 - Gelombang Sekte di Selatan
47
Bab 47 - Rapat Darurat di Sekte Langit Biru
48
Bab 48 - Bayangan di Kota Besar
49
Bab 49 - Api yang Menjalar ke Istana
50
Bab 50 - Pertemuan Bayangan
51
Bab 51 - Bayangan di Balik Singgasana
52
Bab 52 - Bayangan istana
53
Bab 53 - Cahaya Giok di Malam Chang'an
54
Bab 54 - Jejak Racun dalam Istana
55
Bab 55 - Jalan Berdarah ke Selatan
56
Bab 56 - Takdir Giok dan Asosiasi Dan Yao
57
Bab 57 - Ujian Kabut Beracun
58
Bab 58 - Ujian Darah dan Obat Beracun
59
Bab 59 - Ritual Penyucian Racun
60
Bab 60 - Jalan Rahasia Menuju Istana
61
Bab 61 - Bayangan Pemberontakan
62
Bab 62 - Bayangan Sekte Putih di Ibukota
63
Bab 63 - Pertempuran di Kanal Bawah Tanah
64
Bab 64 - Pertempuran di Barat Laut
65
Bab 65 - Pertempuran Bayangan dan Tengkorak
66
Bab 66 - Pemberontakan di Istana
67
Bab 67 - Rahasia yang Terungkap
68
Bab 68 - Bayangan Topeng Emas
69
Bab 69 - Pemulihan dan Pembersihan
70
Bab 70 - Konsolidasi Kekaisaran
71
Bab 71 - Kitab Dewa Naga
72
Bab 72 - Bisikan Naga
73
Bab 73 - Jalan Latihan Kitab Dewa Naga
74
Bab 74 - Kehendak Naga
75
Bab 75 - Undangan Turnamen Pendekar Muda
76
Bab 76 - Bayangan Para Jenius
77
Bab 77 - Perjalanan
78
Bab 78 - Sambutan Para Jenius
79
Bab 79 - Lembah Pedang Ilusi
80
Bab 80 - Pertarungan Pembuka
81
Bab 81 - Zhao Liang vs Xu Ren
82
Bab 82 - Pertarungan Para Jenius
83
Bab 83 - Langit dan Perak Bertabrakan
84
Bab 84 - Aura Naga Bangkit
85
Bab 85 - Pandangan Para Raksasa Sekte
86
Bab 86 - Babak 32 Besar
87
Bab 87 - Pertarungan yang Cepat
88
Bab 88 - Mei Xue vs Lan Ru
89
Bayangan 8 Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!