Pria tampan tersebut hanya menganggukkan kepalanya kemudian Renata dengan perlahan membuka pakaian kemeja milik pria tampan tersebut hingga terlihat perutnya yang mirip roti sobek.
("Woww ... badannya bagus banget, Aku ingin menyentuh perutnya." Ucap Renata).
("Aduh Renata, kamu itu seorang dokter jadi jangan mempunyai pikiran mesum terlebih kamu sudah menikah." Sambung Renata).
"Sudah puas memandangi tubuhku?" Tanya pria tampan tersebut.
"Uhuk .... Uhuk .... Siapa yang memandangi tubuhmu? Aku hanya melihat luka-luka di tubuhmu." Jawab Renata berbohong.
Setelah selesai mengatakan hal itu Renata membuka tasnya lalu mengambil peralatan untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuh pria tampan tersebut. Sedangkan pria tampan tersebut hanya tersenyum namun nyaris tidak terlihat.
"Aku akan mengambil peluru yang menempel di tubuhmu namun sebelumnya Aku akan menyuntikmu untuk menghilangkan rasa sakit." Ucap Renata sambil berdiri kemudian berjalan membelakangi pria tampan tersebut.
Pria tampan tersebut hanya menganggukkan kepalanya kemudian Renata menyuntik obat bius. Setelah selesai Renata mengambil alat untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuh pria tampan tersebut. Setelah selesai Renata memberikan obat kemudian memberikan perban bekas luka tembak.
"Sudah selesai." Ucap Renata sambil menyimpan semua peralatan yang tadi digunakan.
"Selama tiga hari bekas lukanya jangan sampai terkena air agar tidak terjadi infeksi." Sambung Renata sambil mengeluarkan obat penghilang nyeri dari dalam tasnya.
"Baik. Oh ya, berapa biaya yang harus Aku bayar?" Tanya pria tampan tersebut sambil perlahan memakai pakaian kemejanya.
"Aku menolongmu dengan tulus jadi tidak perlu membayarnya." Ucap Renata.
"Aku tidak suka mempunyai hutang budi." Ucap pria tampan tersebut sambil mengeluarkan dompetnya lalu mengeluarkan kartu debit.
"Di kartu ini ada uang 50 juta dan nomer pinnya enamnya enam kali." Sambung pria tampan tersebut sambil memberikan kartu debit ke Renita.
"Ini terlalu banyak." Ucap Renata tanpa mau menerima kartu debit tersebut.
"Pantang buatku untuk mengambil apa yang sudah Aku berikan." Ucap pria tampan tersebut.
Kemudian pria tampan tersebut menarik tangan Renata lalu meletakkannya di tangan Renata.
"Baiklah." Jawab Renata sambil memegang kartu debit tersebut lalu menyimpannya di dalam tasnya.
"Oh ya, Aku mempunyai obat luka dan obat yang mengalami kesulitan tidur buatanku. Aku akan memberikan ke dua obat ini untukmu gratis." Sambung Renata sambil mengambil kotak ukuran sedang.
Pria tampan tersebut menerimanya kemudian membuka isi kotak tersebut. Pria tampan tersebut melihat ada 1 kantong kain rajutan, 4 dupa dan botol ukuran kecil.
"Kantong kain rajutan berisi rempah-rempah. Hirup aroma kantong tersebut jika mengalami hampir kehilangan kesadaran diri. Jika mengalami kesulitan tidur maka nyalakan dupa maka dengan mudah tidur dengan pulas dan yang terakhir botol kecil itu digunakan jika kembali mengalami luka." Ucap Renata menerangkan kegunaan obat buatannya.
Kemudian Renata berdiri karena dirinya sudah lama keluar dari rumah milik suaminya. Terlebih saat ini dirinya malas untuk bertengkar dengan suami dan keluarga suaminya yang tidak tahu berterima kasih.
"Aku pulang dulu." Pamit Renata sambil tersenyum manis.
"Siapa nama lengkapmu?" Tanya pria tampan tersebut penasaran.
"Renata Romero." Jawab Renata.
"Ingat pesanku selama tiga hari jangan sampai lukanya terkena air." Sambung Renata sambil tersenyum.
Pria tampan tersebut membalas senyuman Renata kemudian menganggukkan kepalanya. Renata dan Rini kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut sedangkan pria tampan tersebut hanya menatap kepergian Renata.
"Kamu sangat berbeda dengan wanita lain. Aku akan menikahimu dan Aku akan selalu menyayangimu dengan setulus hati." Ucap pria tampan tersebut.
Pria tampan tersebut kemudian tersenyum dan tidak berapa lama datang seorang pria bersama anak buahnya berjalan ke arahnya.
"Tuan Muda William, maafkan kami karena datang terlambat." Ucap asisten setianya yang bernama Asisten Han.
"Tidak apa-apa. Apakah kamu sudah menangkap orang yang ingin membunuhku?" Tanya William dengan nada dingin.
"Sudah, Tuan Muda dan sekarang mereka sudah berada di markas." Jawab Asisten Han.
"Bagus. Aku ingin ke sana karena Aku tidak sabar untuk menyiksanya." Ucap William sambil tersenyum jahat.
William adalah seorang Ketua Mafia Dragon Black sedangkan wakilnya bernama Asisten Han. Selain sebagai ketua mafia, William mempunyai banyak perusahaan baik dari dalam negri maupun luar negri.
"Oh ya, selidiki wanita yang bernama Renata Romero karena wanita itu sudah menolongku ketika Aku terluka parah." Ucap William yang ingin mengetahui identitas Renata.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han dengan patuh.
Kemudian mereka berjalan ke arah mobil yang tidak jauh dari tempat tersebut. Sedangkan Renata dan Rini masih berjalan dengan santai karena mereka berdua sudah terbiasa pergi dengan berjalan kaki.
Namun ketika mereka berdua hampir mendekati rumah milik suaminya, Renata dan Rini melihat seorang wanita paruh baya tergeletak di pinggir jalan. Di mana kepala dan tubuhnya di tahan oleh seorang wanita muda agar tidak menyentuh jalan raya.
Wanita tersebut berteriak meminta tolong namun semua orang hanya menontonnya dan mengatakan kalau ke dua wanita tersebut pura-pura sakit.
Renata dan Rini yang melihat hal itu langsung berjalan ke arah mereka lalu mengobati penyakit wanita paruh baya tersebut dengan menggunakan akupuntur.
Lima belas menit kemudian Renata sudah selesai melakukan akupuntur kemudian mengambil 1 kantong kain rajutan lalu diberikan ke wanita paruh baya tersebut.
"Jika hal ini terjadi lagi maka hiruplah aroma ini." Ucap Renata.
"Baik. Terima kasih atas kebaikanmu." Ucap wanita paruh baya tersebut sambil menerima pemberian Renata.
Sambil berbicara wanita paruh baya tersebut menatap ke arah Renata lalu menatap ke arah wanita muda yang ada di sebelahnya. Wanita muda yang di tatap langsung mengerti kemudian mengeluarkan kartu debit yang berisi seratus juta.
"Ini sebagai tanda terima kasihku karena sudah menolongku." Ucap wanita paruh baya tersebut.
Wanita muda tersebut kemudian memberikan kartu debit tersebut ke Renata namun Renata menolaknya.
"Aku menolong dengan tulus jadi maaf, Aku tidak bisa menerimanya." Ucap Renata.
Wanita paruh baya tersebut menarik tangan Renata lalu mengambil kartu debit dari tangan wanita muda tersebut lalu meletakkannya di tangan Renata.
"Baiklah." Jawab Renata sambil memegang kartu debit tersebut lalu menyimpannya di dalam tasnya.
Kemudian Renata pamit meninggalkan mereka menuju ke arah rumahnya. Ternyata apa yang ada dipikiran Renata terjadi di mana suami dan keluarga dari pihak suaminya memarahi dirinya.
"Habis dari mana? Kenapa kamu pulangnya lama sekali?" Tanya Dian dengan nada satu oktaf.
"Kamu itu sudah menikah tapi senangnya keluyuran." Ucap Ibu mertuanya.
"Tahu nih Kakak Ipar." Ucap Adik iparnya dengan sinis.
Ayah mertuanya, Nenek dari suaminya ikut memarahi Renata sedangkan Renata terdiam sambil menunggu mereka selesai memarahi dirinya. Renata sudah terbiasa mereka memarahi dirinya dan Renata berusaha untuk bersabar.
Namun kesabaran Renata sudah habis tak kala suaminya berselingkuh dan ingin menikah dengan wanita selingkuhannya. Renata ingin secepatnya bercerai dan meninggalkan rumah suaminya yang seperti neraka.
"Oh ya, kebetulan ada kabar baik untuk kita semua karena itu Aku akan memberitahukanmu." Ucap Ibu Mertuanya sambil memegang tangan Renata.
"Kabar baik apa?" Tanya Renata sambil menarik tangannya kemudian mundur satu langkah.
"Renata, Ibu dan Ayahmu tadi pergi ke peramal. Kami mencocokkan horoskop Dian dengan Diana. Peramal mengatakan setelah mereka menikah maka keluarga besar kita akan berlimpah rejeki dan suamimu akan naik jabatan." Ucap Ibu Mertuanya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"Jika Kakakku menikah dengan Kak Diana maka kehidupan keluarga besar kita akan menjadi lebih baik dan disegani oleh semua orang." Sambung Adik Tirinya tanpa mempedulikan perasaan Renata.
"Renata, setelah keluarga besar kita di pandang orang maka statusmu juga akan semakin meningkat." Sambung Ibu Mertuanya sambil tersenyum.
"Ibu mertua mungkin sudah melupakan jika Dian menikahi Diana maka Aku akan dijadikan wanita simpanan. Jadi jika seandainya kalian hidup makmur maka Aku merasa kalau identitasku dan statusku tidak akan terlalu tinggi yaitu tetap menjadi wanita simpanan." Ucap Renata.
"Oh ya, apakah kalian semua sudah melupakan bagaimana Dian bisa hidup kembali? Dian itu bisa sembuh karena beruntung bisa menikah denganku tapi jika seandainya Dian menikahi wanita lain, maka bisa dipastikan Dian akan kehilangan nyawanya." Ucap Renata.
Dian dan semua keluarga besarnya langsung terdiam karena apa yang dikatakan Renata benar adanya namun sayang sekali hati mereka sudah tertutup.
Hal ini dikarenakan Diana mengatakan ke keluarga besar Dian kalau mereka menikah maka orang tua Diana akan memberikan mahar yang sangat banyak.
Selain itu Diana juga mengatakan kalau Ayahnya akan membantu Dian agar bisa naik jabatan. Hal itulah membuat mereka gelap mata dan melupakan kebaikan Renata selama ini.
"Renata, Ayah merasa kalau kamu sudah gila. Berani-beraninya kamu mengutuk putraku." Ucap Ayah Mertuanya.
"Bukannya Aku mengutuknya tapi begitilah adanya." Jawab Renata sambil menahan amarahnya.
"Kakakku bisa menjadi lebih baik karena Kakakku diberkati dan ditakdirkan untuk berumur panjang. Jadi hal ini tidak ada hubungannya denganmu." Ucap Adik Iparnya dengan nada ketus.
"Dari pada mengatakan hal-hal seperti itu untuk menakut-nakuti kami maka lebih baik kamu mengeluarkan lebih banyak perhiasan dan uang untuk biaya pernikahan Kakakku. Selain itu berikan kami uang 30 juta untuk menyenangkan Ibuku dan juga Aku." Sambung Adik Iparnya tanpa punya rasa malu sedikitpun.
"Mungkin saja dengan Kakak Ipar memberikan kami uang maka kita bisa berusaha untuk memperlakukanmu seperti sebelumnya." Sambung Adik Iparnya.
"Jika kalian tidak percaya dengan apa yang sudah Aku katakan maka lupakan saja apa yang sudah barusan Aku katakan." Ucap Renata sambil tersenyum dan dengan nada lembut.
"Tapi jangan pernah datang memohon padaku di saat penyakit Dian kambuh kembali ketika menjalani pernikahan dengan istri barunya." Sambung Renata.
"Renata sudahlah. Penyakit Dian bisa sembuh secepat ini memang ada kontribusi darimu. Ibu juga tahu kalau kamu merasa dirugikan tapi Ibu berjanji jika putraku menikah dengan Diana maka hak pengelolaan rumah tangga tetap kamu yang pegang." Ucap Ibu Mertuanya yang masih menginginkan uang milik Renata.
Semua orang tahu kalau selama ini semua pengeluaran mereka sangat besar dan Renata yang selalu menggunakan uang dari hasil pekerjaan merawat pasien.
Bahkan Renata sering mengambil uang pribadinya untuk menutupi kekurangannya mengingat Ibu Mertuanya dan Adik Iparnya sangat boros karena sering membeli perhiasan dan suka berfoya-foya.
"Hak pengelolaan rumah tangga apa? Nona kami menggunakan uang tabungan dan uang dari hasil bekerja merawat pasien untuk mensubsidi rumah ini." Ucap Rini yang tidak tahan dengan perlakuan mereka terhadap Renata.
"Kurang ajar!" Bentak Ibu Mertuanya Renata.
"Beraninya kamu berbicara ketika Tuan atau Nyonya sedang berbicara!" Sambung Ibu Mertuanya dengan nada satu oktaf.
Ibu Mertuanya yang sangat kesal mengangkat tangannya untuk menampar pipi Rini namun seseorang menahan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
2025-08-24
0
Nanin Rahayu
next thorr 🥰
2025-08-24
0