"Renata, kamu jangan kuatir. Walau kamu menjadi wanita simpanan, hidupmu akan selalu Aku jamin jadi kamu tidak perlu mencari pekerjaan." Ucap Dian.
"Kamu bisa menikmati uangku dan belanja sepuas kamu namun seluruh rumah ini dikuasai oleh Diana sedangkan kamu berada di bawah Diana." Sambung Dian.
"Kak Dian, tujuh bulan yang lalu Kak Dian lumpuh dan menderita penyakit aneh. Seluruh tubuh penuh dengan nanah dan hidup dalam bahaya." Ucap Renata dengan mata berkaca-kaca.
"Setiap hari Aku menunggumu di sisi tempat tidurmu hingga kamu tidur dengan pulas barulah Aku tidur di sofa. Selain itu Aku melakukan akupuntur dan memberikan obat untukmu." Sambung Renata.
"Aku melakukan dengan sepenuh hati merawatmu hingga sembuh. Setelah kamu sembuh, kamu memegang tanganku dan berjanji seumur hidup untuk tidak menikah lagi. Selain itu kamu juga berjanji akan memberikan pernikahan mewah tapi mana janji yang dulu kamu ucapkan?" Tanya Renata dengan wajah sangat-sangat kecewa.
"Tanpa punya rasa bersalah sedikitpun kamu mengatakan akan menikah dengan Adik Tiriku dan menjadikan Aku wanita simpanan." Ucap Renata yang mengubah nama panggilan dari Kak Dian menjadi kamu.
"Renata, saat itu Aku baru sembuh dari sakit parah. Karena itu hatiku hanya berterima kasih padamu jadi Aku berbicara tanpa banyak berpikir." Ucap Dian tanpa punya rasa bersalah sedikitpun.
"Berbicara tanpa banyak berpikir?" Tanya ulang Renata sambil menahan air matanya keluar.
"Kak Renata, Kakak adalah anak yang tidak diinginkan oleh Ayahmu terlebih lagi Kakak hanyalah penggantiku. Jadi menurutku menjadi wanita simpanan merupakan kehormatan besar bagimu. Kakak tidak memenuhi syarat untuk menjadi istri sah Kak Dian." Ucap Diana.
"Menjadi wanita simpanan merupakan kehormatan besar?" Tanya ulang Renata.
"Dian, apakah kamu juga berpikir begitu?" Tanya Renata dengan nada satu oktaf untuk pertama kalinya.
"Renata, Diana adalah orang yang sangat bijaksana. Diana sudah berjanji padaku setelah kami menikah tidak akan mempersulitmu. Selama kamu melayani Diana seperti kamu melayaniku maka kamu tidak akan kurang sedikitpun untuk menikmati segala kemewahan dan kekayaan keluargaku." Jawab Dian.
"Apa kamu pikir Aku menikah denganmu hanya karena menginginkan segala kemewahan dan kekayaan milik keluargamu?" Tanya Renata dengan wajah sangat kecewa.
"Renata, Aku tidak peduli apa yang kamu katakan tapi yang pasti Aku akan menikah dengan Diana." Ucap Dian dengan nada tegas.
"Ternyata sifatmu sama seperti Ayahku, habis manis sepah di buang. Ibuku dengan tulus mencintai Ayahku namun Ayahku mengkhianatinya begitu pula denganmu." Ucap Renata dengan nada kesal.
"Renata!" Bentak Dian.
"Kenapa kamu berani mengatakan hal ini? Apa kamu ingin Aku membalas budimu?" Tanya Dian dengan nada satu oktaf.
"Tuan Muda Dian salah paham. Karena Tuan Muda Dian sangat membenciku maka lebih baik kita bercerai saja." Ucap Renata yang tidak ingin berhubungan lagi dengan suaminya dan kembali mengubah panggilannya.
"Apa yang kamu katakan?" Tanya Dian dengan wajah super terkejut.
"Aku bersedia mengundurkan diri dan mengosongkan posisiku sebagai istri. Agar Tuan Muda bisa menikahi Adik Tiriku setelah kita resmi bercerai." Jawab Renata dengan nada tegas.
"Renata, kamu ingin bercerai denganku? Apa kamu tahu apa artinya ini?" Tanya Dian sambil menatap tajam ke arah Renata.
"Kak Renata, lebih baik Kakak mempertimbangkannya lagi karena tanpa perlindungan dari keluarga Kak Dian dan keluargaku maka Kakak akan mengalami kesulitan untuk menemukan tempat tinggal." Ancam Diana.
Diana tahu kalau Renata bercerai maka Renata tidak mempunyai tempat tinggal karena orang tuanya tidak mungkin bersedia menerimanya. Hal ini dikarenakan Ayah kandungnya lebih menyayangi Diana dari pada Renata.
"Hidupku tidak akan pernah tergantung oleh keluarga kalian ataupun orang lain dan Aku sangat yakin Aku bisa mencari tempat tinggal." Ucap Renata dengan nada tegas.
"Kamu ..." Ucapan Diana terpotong oleh Renata.
"Dalam dua hari Aku akan mengundang para tetua untuk menyaksikan perceraian kita. Saat kita sudah bercerai kamu dan Aku bebas untuk menikah selain itu Kita tidak ada hubungannya lagi." Ucap Renata.
"Renata, di keluarga besarku tidak mengenal kata cerai jadi kamu meminta cerai maka itu sama sekali tidak mungkin." Ucap Dian dengan nada satu oktaf.
"Segala sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Tapi yang pasti Aku akan menulis surat cerai untukmu dan sejak saat itu, kita putus hubungan. Kita tidak ada lagi memiliki hubungan suami istri." Ucap Renata dengan nada tegas.
Selesai mengatakan hal itu Renata pergi meninggalkan mereka berdua sambil menahan rasa amarah, kecewa dan terluka dalam waktu bersamaan dengan ditemani dua pelayan setianya yang tidak jauh dari Renata.
"Renata!!" Teriak Dian ketika melihat Renata pergi meninggalkan mereka.
Renata sama sekali tidak mempedulikan suaminya memanggil dirinya. Hal itu membuat Dian sangat kesal begitu pula dengan Diana.
("Renata sangat tidak tahu berterima kasih. Aku harus mencari kesempatan untuk memberinya pelajaran." Ucap Diana sambil menatap ke arah Dian yang terlihat sangat kesal).
"Kak Dian, kata-kata yang baru saja Kak Renata katakan adalah ancaman untuk tidak mengijinkanmu menikah denganku." Ucap Diana sambil memegang tangan Dian.
"Kak Renata tidak mungkin berani bercerai dengan Kak Dian. Karena Kak Renata adalah wanita yang tidak berdaya dan tidak mempunyai tempat untuk bergantung." Sambung Diana sambil menyandarkan kepalanya di dada Dian.
Dian hanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan namun pikirannya melayang jauh. Dirinya sama sekali tidak menyangka kalau Renata memintanya untuk bercerai hingga membuat dadanya terasa sesak seakan ada yang mengganjal.
Sedangkan Renata yang sedang menahan rasa sedih dan terluka namun tidak berdarah masuk ke dalam kamarnya dengan ditemani dua pelayan setianya.
"Nyonya Muda Dian." Panggil kedua pelayan setianya sambil membuka pintu dengan lebar.
"Mulai sekarang dan seterusnya panggil Aku dengan sebutan Nona Renata karena Aku akan bercerai dengan suamiku." ucap Renata sambil masuk ke dalam kamarnya.
"Baik." Jawab ke dua pelayannya dengan singkat sambil ikut masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu dengan rapat.
"Aku sama sekali tidak menyangka kalau Tuan Muda Dian sama sekali tidak tahu berterima kasih. Jika bukan karena Nona menyelamatkan nyawanya maka Tuan Muda Dian masih terbaring di tempat tidur dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri." Ucap Pelayan Rini sambil menahan amarahnya.
"Benar sekali. Aku ingat pertama kali ketika kita datang banyak rentenir datang menagih hutang. Jika bukan karena Nona Renata menggunakan uang tabungan hasil dari mengobati para pasien untuk membayar hutang mereka maka bisa dipastikan mereka akan tinggal di jalan." Ucap Pelayan Rina.
"Betul sekali. Berkat jasa Nona Renata bagaimana mungkin rumah kediaman Alexander memiliki kemuliaan seperti ini?" Tanya Pelayan Rini.
"Begitu mereka berkuasa, mereka langsung melupakan kebaikan Nona Renata. Sekarang Aku akhirnya dapat melihat dengan jelas betapa jahatnya mereka." Ucap Pelayan Rina.
"Nona Renata, sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya Pelayan Rini yang melihat Renata sejak tadi diam saja.
"Saat ini semua yang dimiliki oleh keluarga Alexander diberikan olehku. Karena mereka tidak menghargainya, maka Aku akan bersiap untuk meninggalkan rumah tempat kediaman Alexander." Jawab Renata sambil menatap ke arah depan.
"Aku akan pergi mengikuti Nona Renata kemanapun." Ucap Pelayan Rina dan Pelayan Rini dengan serempak.
Walau mereka berdua pelayan milik keluarga Alexander namun mereka sangat setia dengan Renata karena itulah mereka berdua akan pergi kemanapun Renata pergi.
"Kenapa kalian tidak tinggal di sini?" Tanya Renata dengan wajah terkejut.
"Aku tidak mau bekerja dengan orang yang lupa akan kebaikan Nona Renata." Jawab Pelayan Rina.
"Aku juga sama." Jawab Pelayan Rini.
Pelayan Rina dan Pelayan Rini tidak akan pernah melupakan kebaikan Renata. Di mana saat itu Adik dari Pelayan Rina sakit parah langsung diobati oleh Renata tanpa di pungut biaya.
Sedangkan untuk Pelayan Rini, Ibunya nyaris meninggal dan dirinya kekurangan uang namun berkat Renata, Ibunya sembuh dan bisa kembali beraktifitas.
"Jika kalian berdua ikut denganku maka beberapa bulan, kalian tidak bisa Aku gaji karena uang tabungan milikku sudah habis." Ucap Renata yang tidak ingin ke dua pelayannya menderita.
"Aku sama sekali tidak peduli karena Nona sangat baik padaku." Ucap Pelayan Rina.
"Aku juga sama." Ucap Pelayan Rini memberikan usulan.
"Baiklah. Kalau begitu untuk sementara kita tinggal di tempat Kakekku sekalian Aku kembali membuka klinik. Sampai uangnya terkumpul untuk membeli rumah barulah kita pindah di rumah baru." Ucap Renata yang tidak mempunyai pilihan lain mengingat uang tabungannya sudah habis.
"Bukankah itu berarti Nona Renata akan kembali menjadi tabib tangan malaikat yang bisa menghidupkan kembali orang yang sekarat?" Tanya Pelayan Rina.
Pelayan Rina dan Pelayan Rini yang sering melihat Renata merawat dan memberikan obat untuk Dian membuat mereka berdua belajar ilmu pengobatan.
Selain itu Pelayan Rina dan Pelayan Rini pernah bertanya tentang identitas Renata mengingat Renata berhasil menyembuhkan penyakit aneh yang dimiliki Dian.
Renata mengatakan kalau orang-orang menyebut dirinya Tabib Tangan Malaikat karena semua penyakit yang di derita pasien bisa disembuhkan. Selain itu Renata meminta Rina dan Rini untuk merahasiakan identitasnya.
"Ya." Jawab Renata dengan singkat.
"Oh ya, karena kalian ikut Aku maka mulai sekarang panggil Aku Renata tanpa perlu menyebut nama Nona. Begitu pula dengan diriku, Aku tidak akan menganggap kalian berdua sebagai pelayan dalam arti derajat kita sama." Sambung Renata.
"Tapi ..." Ucapan Pelayan Rina dan Pelayan Rini terpotong oleh Renata.
"Jika tidak bersedia maka jangan ikut kemanapun Aku pergi." Ucap Renata sambil menulis surat.
"Baik." Jawab Rina dan Rini dengan pasrah karena tidak mempunyai pilihan lain.
"Bagaimana kalau kami memanggil namamu dengan sebutan Kak Renata?" Tanya Rina dan Rini dengan serempak.
"Kak Renata ... (sambil berpikir) ... Baiklah." Jawab Renata sambil meletakkan pena karena sudah selesai menulis.
"Kak Renata menulis surat untuk siapa?" Tanya Rina penasaran begitu pula dengan Rini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yayuk Triatmaja
siap hari ini up lagi
2025-08-23
2
Cindy
lanjut kak
2025-08-23
0