Air Mata Danau Suci [Wind Breaker]
#5 Bisik Pertarungan di Tengah Hutan
"Bisik Pertarungan di Tengah Hutan"
Bercak darah kini melebar dimana-mana. Suo terluka akibat melindungi Kohana dari serangan pasukan Keel. Kohana kaget tidak main. Apalagi Suo yang mendekap hangat tubuh Kohana
Kohana Midori
Manusia... Apa-apaan!!?
Suo Hayato
Syukurlah... Uhuk! Kau baik-baik saja... //Menahan rasa sakit di punggung nya
KEEL
1: WOI! KETEMU NIH SATU YANG DARI FURIN!!
Suo Hayato
Lady.. Tolong larilah... Mereka tidak akan pernah memberikan ampun kepada kita//Tersenyum kecut
Kohana Midori
Apa maksudmu!!? Aku adalah penjaga hutan ini!
Suo Hayato
Aku tidak mungkin membiarkan wanita seperti mu bertarung dengan mereka... Tinggalkan aku sendiri saja. Ini... Akan baik-baik saja//Tersenyum
Kohana Midori
*Mengepalkan tangannya dan menggunakan magis untuk menghilangkan dirinya
Suo Hayato
*Berdiri sambil memegang pedang di tangan kanannya
KEEL
2: Beneran mau lawan nih? Kita berdelapan loh!
Kabut pagi menggantung di antara pepohonan, membiaskan cahaya mentari yang baru menembus rimbunnya dedaunan. Tanah hutan yang basah berlumut menjadi pijakan Suo, sementara napasnya yang berat membentuk uap tipis di udara dingin. Darah mengalir dari luka panjang di punggungnya, membasahi kain baju yang melekat pada kulit.
Delapan pasukan Keel berdiri melingkar, senjata mereka terangkat, mata tajam mengawasi setiap gerakannya. Langkah-langkah mereka menginjak ranting dan dedaunan basah, menciptakan irama pelan yang mengancam. Seragam gelap mereka berpadu dengan bayanganpohon, seolah hutan itu sendiri adalah sekutu mereka.
Dua orang maju serentak, menebas dan menusuk dengan kecepatan mematikan. Suo memutar tubuh, menahan serangan pertama, lalu menggeser langkah untuk menghindari tusukan kedua. Pedangnya berdesing, memotong udara, membuat salah satu musuh mundur setapak.
Nyeri di punggungnya semakin tajam, namun tatapannya tak goyah. Empat Keel lain menyusul, bayangan mereka menutup cahaya pagi di tanah. Denting logam bergema, bercampur pekikan burung yang terusik oleh pertarungan. Kabut berputar di antara mereka, menyembunyikan pergerakan dan membuat setiap tebasan tampak seperti muncul dari kegelapan.
Dengan gerakan cepat, Suo memotong ranting di sampingnya, memercikkan serpihan kayu ke wajah salah satu lawan. Ia menyelinap di celah sempit formasi, mengayunkan pedang, dan satu musuh pun roboh. Nafasnya terengah, darahnya bercampur dengan darah lawan, namun matanya tetap menyala.
Di hutan berkabut pagi itu, Suo tahu satu hal pasti—meski tubuhnya runtuh, kehormatan Furin tak akan pernah jatuh ke tangan Keel.
Di saat semua anggota Keel telah tumbang, Suo dengan lemas langsung menyandarkan dirinya yang penuh luka ke pepohonan yang besar
Ia pikir semuanya telah mati, tapi masih ada satu orang yang masih sanggup berdiri. Orang itu kemudian ingin menusuk Suo yang sedang pingsan di pepohonan dan-
Comments
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐ 𝐕elyᥒ' 𝐂hu
pls, aku tinggal baca satu eps lagi, jangan mati dong, suami /Cry/
2025-08-21
1