Bab 4

Suara mesin mobil terdengar di halaman rumah. Dira langsung berdiri dan keluar ingin menyambut suaminya. 

Beberapa pelayan berdiri didepan pintu menyambut Tuan Denzo. Dira berdiri tepat disamping para pelayan dengan menampilkan senyum tulusnya. 

Sekretaris Rei keluar dari mobil lebih dulu, lalu ia membuka pintu mobil belakang. Denzo keluar dengan tas kerjanya. Dira langsung sigap mengambil tas itu, walaupun ekspresi Denzo masih datar padanya. 

"Aku sudah masak makanan kesukaan Mas Denzo," ucap Dira dengan antusias. 

Laki-laki dingin itu tidak memperdulikan ucapan Dira, ia memilih masuk tanpa bicara. Dira terdiam dan menghela napas akan sikap suaminya.

Sekretaris Rei sedari tadi menatap Dira. Ia terlihat senang melihat Nona barunya itu. Sedangkan Dira menatapnya aneh. 

"Halo Nona," sapa Sekretaris Rei dengan senyum

"Ah iya."

"Saya Sekretaris Tuan Denzo." Rei memperkenalkan diri dengan tangan di dadanya. 

Dira mengangguk. "Mari masuk Pak Rei," ajak Dira pada sekretaris Rei. Ia berjalan lebih dulu diikuti Rei di belakangnya. 

Rei di belakang terlihat senyum sendiri, ia menatap Nonanya dari  belakang. "Ternyata wanita seperti ini yang Tuan sukai, tidak heran Nona barunya memang cantik begitulah," pikir Rei. 

Dira masuk ke kamarnya. Suara air dari kamar mandi terdengar menandakan Denzo sedang mandi. Ia berjalan ke walk-in closet memilih baju tidur yang bisa suaminya pakai. Pilihannya jatuh pada baju berwarna abu. Ia mengambilnya dan menunggu suaminya di samping kasur. 

Tak lama Denzo keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Dira menunduk tak ingin melihat kearah Denzo. 

"Ini Mas bajunya." Dira masih menunduk saat memberikan baju itu pada Denzo. 

Denzo menatap Dira dengan datar, alisnya sedikit berkerut saat melihat wanita berambut coklat itu masih menunduk. Ia mengambil pakaian itu dan mengabaikan perilaku aneh wanita itu yang bahkan tidak melihat ke arahnya. 

Saat Denzo sudah masuk ke walk-in closet, Dira baru mengangkat pandangannya. Ia senang Denzo masih mau pakai baju pilihannya. 

Di Ruang makan Denzo duduk di kursinya. Dira melayani suaminya dengan baik. Mengambilkan nasi, lauk dan menuangkan minuman. 

"Aku buatin makanan kesukaan Mas." Wajahnya terlihat antusias saat Denzo menyuapkan makanan. Ia duduk di kursi menunggu ekspresi Denzo, tapi yang dia lihat hanya wajah datar suaminya. 

Dira tetap menampilkan senyumnya. Pandangannya teralihkan saat melihat Sekertaris Rei yang berdiri tidak jauh dari meja makan. 

"Pak Rei, mari ikut makan bersama," ajak Dira menatap Rei. 

Rei tersenyum berjalan mendekat. "Apa boleh tuan?" 

"Tidak, kau boleh pulang."

Ucapan Denzo melunturkan senyum laki-laki itu. Rei merasa kesal tapi tetap tersenyum, walaupun senyumnya terlihat sekali bahwa dia kesal. 

"Baiklah Tuan Denzo, kalau begitu saya permisi," ucapnya dengan nada sedikit kesal. Ia tersenyum pada Dira sebelum keluar. 

"Dasar Tuan Denzo, padahal aku ingin sekali mencicipi masakan Nona. Ia bahkan sangat posesif dengan hal itu," gerutu Rei saat keluar. 

Di lain sisi, Dira menggelengkan kepalanya tidak percaya. Suaminya malah mengusir sekretaris saat dia menawarkan makanan. Ia tidak bisa bicara lagi saat laki-laki itu tidak setuju dengan ucapannya. Memilih diam adalah hal yang harus dia lakukan sekarang karena tidak mau membuat Suaminya marah karena membantah ucapannya. 

Suasana meja makan sangat tenang hanya ada suara garpu dan sendok. Sesekali Dira melirik Denzo. Laki-laki itu terlihat sangat dingin di matanya. Selesai makan Denzo beranjak dari kursinya dan masuk ke ruang kerjanya. 

Dira membersihkan meja makan dibantu Bi Nina dan beberapa pelayan. 

"Makasih Bi. Aku ke kamar dulu Bi." Dira melangkah masuk ke kamarnya. 

Di Dalam kamar dia memikirkan sikap suaminya. Ia merasa lega karena meskipun dipekerjakan seperti pelayan, suaminya masih mau makan masakannya. Walaupun tidak ada pujian untuknya setidaknya laki-laki itu makan dengan baik. 

Jam 11 malam Dira masih belum tidur, badannya terasa sakit membuatnya tidak bisa tidur. Wajar hal itu terjadi, ia baru pertama kali melakukan pekerjaan sebanyak itu. 

Selain itu Ia  juga menunggu suaminya yang belum kembali dari ruang kerjanya. 

Apa aku ke ruang kerjanya? Tapi gimana kalau dia marah karena aku mengganggunya kerja. Sekarang jam 11 malam, apa yang dia kerjakan sampai selarut ini. 

Dira terlihat gelisah diatas tempat tidur. Ia ingin menemui Denzo tapi ragu dan takut. 

Aku harus gimana? Ayolah berpikir Dira sekarang kamu seorang istri dan harus menasehati suami mu yang bekerja larut malam. Ia tanggung jawab mu sekarang. 

Terpopuler

Comments

Bea Rdz

Bea Rdz

Ngga nyangka sebagus ini!

2025-08-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!