Bab 03. Tunangan (Revisi)

Hari pun sudah malam.

Keadaan rumah sudah ramai setelah seluruh keluarga Disky sudah pulang ke rumah.

Bu Karina menghampiri Bu Gita dengan penuh senyum setelah membersihkan tubuh sehabis pulang lembur.

Membahas perkerjaan juga membahas pertunangan dari masing-masing anak nya.

Namun saat para orang tua membahas itu, kedua anaknya justru sedang melakukan hal yang random.

Baik laki-laki bermain bola basket di depan rumah, yang perempuan bermain bersama kucing peliharaan Bu Karina.

"Bu maaf kalau tadi mereka berantem karena saya gak bisa ngejaga"

"Iya tidak apa-apa, emang mempersatukan dua orang tidak mudah git, kita hanya butuh waktu untuk itu" Jawab Bu Karina.

"Iya bu, sekali lagi saya minta maaf kalau anak saya sifatnya mirip laki-laki"

"Tidak apa-apa, justru saya suka lihat wanita yang tomboy"

Hingga pembahasan kedua orang tua itu berakhir.

"Untuk malam ini Nadilla sama ibu gita tidur di rumah saya dulu, soalnya kontrakan masih belum siap dipakai"

"iya Bu, maaf kalau kita banyak ngerepotin"

Bu Karina tersenyum "Tidak apa-apa, suami saya kan yang nyuruh ibu kerja disini"

Disky menoleh, ia tidak berkomentar. Namun, tidak untuk Nadilla yang kini menimpali obrolan.

"Nadilla tidur sama mamah ya, gak mau sama cowok buat onar"

"Astaghfirullah Dilla... Bu Karina Maaf ya"

"Gak masalah bu git, tanpa Dilla bilang juga pasti Kita pisahkan tidurnya. Kan kalian belum muhrim, gimana sih Dilla ini" Kata Bu Karina.

"Oh iya juga, maaf bu HeHeHe" Kata Nadilla.

"Bu Gita maaf, ini anaknya bawel banget si dari tadi siang" Timpal Disky, yang membuat Nadilla tersenyum, kemudian melotot tajam.

"Bisa kan gak mancing emosi? Kamu itu mau nya ribut aja sih!"

"Ya karena saya dendam, yakiniku saya dimakan kamu!"

Kini Bu Karina langsung melerai "Pssst kalian jangan berisik ah, mau satu-satu ibu gantung di atas pohon kelapa dekat rumah pak yanto?"

'Pak yanto siapa anjir' Dalam hati Nadilla.

"Dia dulu mah" Disky nunjuk Nadilla.

"Sumpah pusing saya bu, dari tadi siang gini terus mereka" Timpal Bu Gita.

"Ya itu bagus dong, tandanya mereka sedang akur" Kata Bu Karina.

"Akur?" Satu kata yang sama yang keluar dari mulut Disky dan Nadilla. Membuat kedua mata mereka saling tatap menatap.

Nadilla mengalihkan pandangan nya sambil bergidik merinding.

"Bu Karina maaf kalau kamar Nadilla dimana ya?, Dilla mau istirahat" Kata Nadilla.

Tanpa mengulur waktu, Bu Karina langsung membawa Nadilla menemui kamarnya.

Kemudian, Disky menyusulnya.

Ia ingin cepat istirahat karena ada agenda kerja kelompok pembuatan baju tujuh belasan per kelas esok hari.

Belum saja Disky melangkah masuk ke dalam kamar, langkahnya terhenti saat mendengar ibunya mengatakan sesuatu.

"Mamah kamu tidur nemenin ibu, jadi nanti Dilla tidur nya sendirian disini, ini kamar Novia, kebetulan Novia izin menginep di rumah teman nya"

"Baik ibu terima kasih banyak" Kata Nadilla.

Dengan begitu, Nadilla masuk kamar dan membereskan semua barang bawaannya.

"Awas ada kuntilanak" Ledek Disky di balik pintu luar kamar Novia.

"Jangan buat saya takut! Saya jambak bibir kamu nanti!" pekik Nadilla di dalam kamar.

**

Tengah malam

Nadilla keluar kamar, dengan pedenya ia memakai kaos kucel dari kampung yang tak sengaja tertangkap penglihatan dari mata Disky.

"Nanti sehabis saya pulang kerja kelompok kita beli baju untuk kamu" Kata Disky yang membuat kedua mata Nadilla langsung membulat.

"Gausah, saya selalu nyaman pakai kaos-kaos pemberian mendiang ayah saya"

"..."

"Tidur sono, ngapain ikut saya keluar kamar sih" Kata Nadilla.

"Dih nyuruh, serah saya lah. Orang gak bisa tidur"

"Kenapa?" Tanya Nadilla.

"Situ nyanyi-nyanyi gak jelas, mana suaranya cempreng bikin sakit telinga"

"Dih biarin sih, sirik aja"

"Bukan sirik, tapi inget waktu oon, orang gila mana yang nyanyi tengah malam"

"Kamu tau kan hobi? keciri banget ga punya hobi. Oh iya lupa kamu kan hobi nya ngejulid, Haha"

Disky cukup tersenyum tidak menjawabnya lagi, Hingga Nadilla melanjutkan langkah kaki untuk mengambil air minum.

Disky terus memperhatikan Nadilla, semakin lama pria itu tersenyum misterius kepadanya.

Nadilla sadar diperhatikan, ia langsung menoleh ke arah disky yang kini reflek memalingkan pandangan

"Saya jambak beneran kamu kalau lihat-lihat lagi"

"Galak amat si, najis"

"Ngelawan dia" Tanpa berpikir panjang, Nadilla menarik rambut Disky tanpa aba-aba "Ampun enggak!"

"Ampun ndut, ampun" Disky meminta ampun namun mengejek tubuhnya.

"APASIH GAK LUCU TAU!" Nadilla kesal, dan memilih balik badan untul kembali ke kamar dengan gerakan frustasi.

**

Pagi harinnya.

Perkumpulan di dua keluarga terjadi di kediaman rumah disky.

Nadilla tampak terdiam ditengah keluarga besarnya disky. Cukup banyak yang berkunjung ke rumah saat ini.

Termasuk pak handoyo yang tadi pagi barusan tiba ke jakarta.

Dilla masih tak bisa berkata-kata, ia terfokus pada situasi yang membuatnya tertekan.

"Dil" Panggil Pak Handoyo.

"Iya pak?" Kali pertama Dilla mengeluarkan suara ditengah riuhnya suasana.

"Jangan malu-malu ya, anggap saja ini rumah sendiri"

"Iya benar kak dilla" Timpal Novia, dia adalah adik kandung disky yang terpaut satu tahun di bawahnya.

"Kalau ada apa-apa, tante bisa bantu dilla" Timpal Bu Clara, beliau adalah tantenya disky, kakak dari Bu Karina.

"Iya Novi, iya bu Clara" Jawab Nadilla.

Mereka belum tau aja dengan kejadian semalam yang buat Nadilla tidak bisa diam.

"Sheva juga bisa bantu Dilla kok" Timpal Sheva yang ikut bicara.

"Iya Shev, makasih" Dilla tersenyum.

Kemudian suasana itu semakin ramai saat Sheva membicarakan sekolah baru nya Nadilla.

Kebetulan Sheva juga kelas dua belas. Ia sangat berharap jika Nadila satu sekolah dengan nya

"Kata orang tuanya sih Dilla nanti satu sekolah sama bang Disky" Kata Novia.

"Berarti nanti Dilla bakal ketemu Maurel dong?" Kata Sheva.

"Iya shev" Kata Novia.

"Bentar, Maurel siapa?" Tanya Nadilla.

"Itu pacarnya disky" Jawab Sheva.

"Oh gitu"

"Iya, kenapa gitu kalau saya ada pacar?" Disky menimpal obrolan.

"Minimal putusin tah apa, kamu sudah ada Nadila juga" Kata Sheva. Disky hanya menarik nafasnya saja, tanpa menjawab.

Hingga perbincangan random itu tersudahi setelah sebagian keluarga yang di undang oleh Bu Karina sudah datang untuk melengkapi acara pertunangan Disky dengan Nadilla.

Nadilla dalam keadaan terdiam, disini ia hanya datang bersama ibunya saja sebagai saksi lamaran.

Acara pertunangannya lancar, hingga kedua keluarga setuju bahwa Disky dengan Nadilla akan di nikahkan setelah mereka lulus sekolah.

Mahar telah diterima, jaminan rumah layak huni pun didapat oleh keluarga Nadilla selama tinggal di jakarta.

"Bu Gita nanti tidak perlu repot bayar uang kontrakan, nanti besok kita survei ke lokasi rumah itu"

"..." Bu Gita mengerut kening, "Gak usah Bu Karina, masalah itu biar urusan kami"

"Ini kemauan dari suami saya bu" Kata Bu Karina. "Disky, nanti kamu kawal calon istri kamu di sekolah ya" Lanjut bu Karina bicara mengarah kepada Disky.

"Iya" Jawab singkat disky seraya menapak kaki di lantai.

"Kamu mau kemana? Acara belum selesai"

"Disky mau cari makan diluar mah"

Tatapan orang-orang sekitar pun tiba-tiba kompak mengarah kepada Disky.

"Bu Gita maaf ya bu"

"Iya Bu Karina tidak apa-apa"

"Nadilla, sayang maafin kelakuan anak ibu ya"

"Iya bu, Santai aja"

"Disky pamit keluar sebentar doang mah" Timpal Disky.

"Sudah sana kamu keluar, yang lama saja gak apa-apa" Jawab Bu Karina, sepertinya sudah paham dengan kata bentar namun nyatanya lama.

**

Sepuluh menit kemudian..

Disky keluar rumah, sesekali ia menatap situasi dalam rumah bersamaan dengan raut wajah Nadilla. Yang kemudian ia memikirkan perkataan Sheva yang meminta Disky untuk putusin Maurel.

'Itu sulit, ngomong si gampang'

Beberapa menit kemudian...

Disky berada di rumah pacarnya yang bernama Maurel.

Gadis itu langsung tersenyum saat Disky sudah datang.

Tapi tidak untuk disky yang berekspresi biasa saja. Tanpa senyum yang terselip, berbalik badan lalu meminta Maurel untuk cepat menaiki sepeda motornya.

"Kok tumben buru-buru sayang"

"Siang nanti saya lagi ada urusan keluarga, jadi jangan lama-lama"

"Oh begitu... Yaudah kita batalin aja dari sekarang kalau kamu sibuk sih"

"Saya kan sudah janji ke kamu" Kata Disky.

"Dih engak apa-apa kok, niatnya hari ini saya mau main sama Rahma juga"

"Udah ikut aja dulu, saya mau belikan kamu sesuatu"

"Mau beli apa sayang?" Tanya Maurel.

"Ada nanti liat aja, untuk hari ini kita main nya sampe jam 1 siang, tapi besok bakal seharian penuh"

"Iya sayang iya, tapi mau kemana besok?"

"Dufan"

Maurel langsung berteriak senang "Tumben banget sih kamu ngajak saya ke tempat yang saya impikan dari kecil" Kata Maurel.

"Iya, yaudah kita berangkat sekarang" Kata Disky

Maurel menurut, motor pun dijalankan disky menuju ke restoran yang sudah mereka janjikan. Mereka berdua menikmati waktu hingga lebih dari waktu yang di tentukan.

"Sayang makasih ya, hati-hati dijalan" Kata Maurel.

Disky hanya mengangguk, kemudian langsung menjalankan kembali sepeda motor nya menuju pulang.

Sebelum itu, Disky ingin mampir lebih dulu ke perumahan baru Nadilla yang jaraknya sangat dekat dari rumah Maurel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!