bab 4 Perdebatan kecil

"bukankah memang itu adalah kewajiban kamu sebagai istri?!" Pras balik bertanya.

"hemm...!! Sejak kapan menyiapkan bekal itu merupakan kewajiban istri?! Bukankah itu adalah sebagian dari kewajiban suami menafkahi istrinya?!" tanya Jasmine kembali.

"oh.. Kamu mau mulai membantah perkataan saya?!" tanya Pras dengan nada tinggi.

Jasmine hanya tersenyum sumbang di balik cadarnya. Dia tatap kembali wajah suaminya dengan tatapan tajam yang menusuk. Dia kemudian beralih menatap ke arah sang madu yang hanya diam mendengar perdebatan mereka.

"maaf mas, bukannya aku membantah perkataan kamu. Hanya saja sikapmu selama ini tidak pernah membuat aku merasa jika aku adalah istrimu. Bukankah sekarang sudah ada mbak Viona yang bisa melayani kamu?! Kenapa mas tidak minta mbak Viona saja untuk membuatkan bekalnya!!" ucap Jasmine yang datar.

"Jasmine!! Kamu itu juga istriku sudah selayaknya kamu juga mengurusku"

"istri!! Apa selama ini mas Pras, menganggap aku sebagai istri?! Bukankah mas hanya menganggap aku sebagai tameng untuk berlindung dari papa dan mama?! Pernikahan kita ini hanya kedok untuk menutupi pernikahan siri kalian. Apakah mas pernah memikirkan perasaan aku sebelum kalian menikah?!" suara Jasmine terdengar gemetar menahan rasa sakit di hatinya.

Prasetya hanya diam mendengar perkataan Jasmine yang meluapkan kekesalannya pada sang suami. Di sisi lain Viona merasa puas melihat madunya yang terlihat begitu sakit hati dengan sikap Pras. Viona merasa sudah menang karena bisa mendapatkan hati Prasetya di bandingkan Jasmine. kemudian dia bangkit berdiri dari kursinya dan merangkul lengan suaminya itu untuk menenangkannya serta merebut perhatiannya.

"sudahlah mas, mungkin Jasmine tidak sempat membuatkan bekal untuk mas. biar aku saja ya yang bikinin bekal buat kamu!!" rayu Viona mencoba memenangkan hati Pram.

Pras pun menoleh kepada istri keduanya itu dan menatap wajah istrinya yang dia pikir begitu cantik. "ya... sudah kalau memang kamu tidak keberatan untuk membuatnya" kata Pras yang begitu manis dan hangat.

Tanpa berdebat lagi Jasmine pun kembali melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan itu dan pamit pergi.

"aku pergi dulu mas, assalamualaikum" ucap Jasmine tanpa menoleh lagi.

"waalaikumsalam, hati-hati di jalan Jasmine" ucap Viona menjawab salam Jasmine.

Jasmine pun keluar rumah dan langsung masuk ke dalam mobilnya, kemudian dia kemudikan mobil itu keluar dari garasi rumah. Mobil Jasmine berjalan membelah jalanan ibukota yang ramai menuju sekolah tempat dia mengajar. Dalam perjalanan menuju ke sekolah Jasmine membayangkan pertemuan pertama mereka saat dia masih kuliah di kampus yang sama dengan Pras.

Pada saat itu Jasmine sudah jatuh hati dengan ketampanan Pras dan tubuh Pras yang sempurna bak seperti model iklan. Jasmine sampai merasa salah tingkah ketika mereka bertemu secara tidak sengaja. Namun sejak dia tahu kalau Pras sudah mencintai perempuan lain hatinya langsung remuk redam, apalagi ketika Jasmine tahu bahwa mereka sudah pacaran sejak SMA Jasmine merasa tidak punya harapan untuk bisa menarik perhatian Pras terhadapnya.

Tetapi Jasmine belum menyerah untuk menarik perhatian Pram, Jasmine bahkan mendaftar menjadi anggota BEM di kampusnya demi bisa berdekatan dengan Pras meski secara tidak langsung. Bahkan saat ada kesempatan untuk mendekati Pras, Jasmine pun mencari-cari alasan agar bisa melihat wajah Pram dari dekat. Tetapi usahanya selalu tidak berhasil karena Viona selalu menempel di dekat Pram saat berada di kampus, Viona seolah sengaja menegaskan bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang berhak berada disisinya Pras.

Namun saat Jasmine tahu bahwa dia sudah dijodohkan orang tuanya Pras untuk menjadi calon menantu mereka Jasmine pun merasa senang bukan main, dia berharap bahwa Pras bisa menerimanya sebagai istri dan anggota keluarga Pras. Tapi saat mereka di pertemukan dalam acara keluarga di rumah orang tua Pras, laki-laki itu langsung menolak dengan tegas. Namun karena desakan dari ayahnya dan juga ancaman yang membuat Pras takut akhirnya dia terpaksa menyetujuinya dan mau menikahi Jasmine.

"apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini Jasmine, sampai kapan kamu akan bertahan di rumah tangga yang tidak memberikan kamu kebahagian ini" gumam Jasmine saat dia tersadar dari lamunannya. Jasmine sampai tidak menyadari bahwa mobilnya ternyata sudah sampai di depan sekolahnya, dia pun langsung memarkiran mobilnya di parkiran sekolah kemudian berjalan masuk menuju ke dalam sekolah.

***

Sementara itu di rumah...

Viona mulai memasak untuk membuatkan bekal bagi Pras, namun alih-alih memasak makanan dari awal dia justru malah memanaskan makanan yang tersimpan di freezer kulkas. Makanan itu adalah makanan yang dia pesan dari restoran langganannya yang dia beli sehari sebelumnya ketika dia masuk ke rumah itu dan menyimpannya secara diam-diam tanpa di ketahui oleh orang lain.

Setelah dia memanaskan makanan itu Viona langsung memasukannya kedalam kotak bekal. Setelah Pras turun dari lantai atas setelah berganti baju dengan baju kerja, Pras menghampiri Viona yang berada di pantry. Pras pun melihat Viona yang sudah menyiapkan bekalnya, Pras pun langsung menyambar bekal itu.

"sayang, kamu pasti capek sudah bikinin aku bekal ini. Padalah kamu tidak perlu repot-repot seperti ini" ucap Pras dengan lembut.

"ya...tidak apa-apa mas, inikan sudah menjadi kewajiban aku untuk melayani suami. Aku ingin jadi istri yang baik untuk kamu mas" ucap Viona dengan senyum manisnya.

"terima kasih sayang, kamu memang istri terbaik. Aku tidak salah memilih kamu sebagai istri aku, tidak seperti Jasmine yang hanya bisa membuat aku marah saja" kata Pras menyalahkan.

"ya udah mas, kamu berangkat gih nanti telat kerjanya" ucap Viona dengan manis.

Pras pun akhirnya pamit untuk berangkat kerja ke kantornya, dia memasuki mobilnya dan melajukannya di jalan raya. Sedangkan Viona kembali kedalam rumah, dia pun duduk di sofa ruang depan untuk rebahkan tubuhnya yang lelah. Dia pun mengambil handphone dari sakunya dan menghubungi seseoran, dia pun menekan nomor seseorang di layar dalam daftar kontaknya.

"halo sayang, selamat pagi. Aku sudah bangun kan sayang, atau masih tidur nyenyak?!" tanya Viona dalam panggilan telponnya.

[kamu kan tahu, kalau aku gak bisa bangun pagi-pagi. Emang kenapa sih kamu telpon pagi-pagi gini?!] tanya seorang laki-laki di sebrang telpon.

"aku kangen sayang, aku pengen ketemu sama kamu. Aku kesana sekarang, ya!!" ucap Viona manja.

[memangnya suami kamu itu sudah berangkat kerja?! Apa dia tidak akan curiga sama kamu?!] tanya laki-laki tersebut.

"kamu tenang saja dia tidak akan curiga, soalnya dia sudah berangkat ke kantor. Kalau pun dia pulang ke rumah duluan aku tinggal cari alasan supaya dia gak marah sama aku, selama ini kan aku selalu berhasil buat dia percaya dengan semua ucapan aku" kata Viona dengan percaya diri.

Viona pun akhirnya beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya untuk berganti baju, setengah jam kemudian dia sudah siap untuk berangkat dengan dandanan yang paripurna. Viona pun menaiki taksi dan langsung meninggalkan rumah untuk menuju ke tempat laki-laki itu, dengan menempuh perjalanan sekitar 20 menit Viona pun akhirnya sampai di depan apartemen mewah. Viona pun keluar dari taksi dan masuk ke dalam apartemen itu untuk menuju ke lantai yang dia tuju dengan memakai lift gedung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!