Setelah selesai melaksanakan sholat Dzuhur Jasmine turun menuju ke lantai bawah, dia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan siang untuknya dan juga suaminya serta madunya. Namun sebelum dia hendak memasak Jasmine menoleh ke tempat cucian kotor yang berada di samping dapur. Jasmine melihat banyak baju kotor yang belum dicuci di keranjang cuciannya, dia pun mengurungkan niatnya untuk memasak dan berbelok ke tempat cucian untuk mencuci baju yang kotor.
Satu persatu baju kotor itu dia masukan kedalam mesin cuci dengan hati-hati. Jasmine pun mulai menyalakan mesin cuci untuk memulai mencuci baju-baju kotor tersebut. Setelahnya dia kembali ke dapur untuk mulai memasak, Jasmine pun mengeluarkan satu persatu bahan makanan yang akan dia masak dari kulkas. Jasmine mulai mencuci beberapa sayuran, daging dan ikan di dalam wastafel. Dia kemudian menyisihkan daging dan ikan yang sudah di bersihkan dan mulai memotong sayuran yang dia perlukan.
Jasmine dengan telaten mulai memasak hidangan yang bisa dia masak, hari ini dia akan memasak tumis capcay ayam mentega dan juga ikan makarel goreng. Itu semua adalah makanan kesukaan suaminya selama berada di rumah orang tuanya, ya... Selama sebulan setelah pernikahan mereka keduanya masih tinggal dengan orang tua Prasetya di kediaman mereka. Barulah beberapa hari yang lalu mereka akhirnya bisa tinggal terpisah di rumah mereka sendiri yang di berikan oleh ayah mertua Jasmine.
Namun ternyata, sehari setelah mereka tinggal terpisah Prasetya malah membawa wanita lain ke rumah mereka dan menjadikannya sebagai istri keduanya. Betapa hancurnya hati Jasmine saat itu ketika Prasetya meminta ijinnya untuk menikahi Viona kekasihnya.
"mas kamu benar-benar gila deh barusan, kamu membuat aku kewalahan dengan aksi kamu tadi di kamar mandi" ucapan Viona begitu nyaring terdengar oleh Jasmine saat mereka menuruni anak tangga.
"kamu sendiri yang memancing aku Vi, aku sudah bilang supaya kamu mandi lebih dulu. Tapi kamu malah bersikeras ingin mandi bareng, jadi terima saja akibatnya karena kamu menggoda aku" balas Prasetya dengan kata-kata manja.
Jasmine hanya bisa terdiam mendengar obrolan mereka yang terdengar hangat dan manja, Jasmine membisu di tempat hatinya terasa sakit saat mendengar percakapan mereka yang begitu akrab. Pasalnya Prasetya tidak pernah memperlakukan Jasmine dengan sehangat dan seakrab itu setelah mereka menikah. Pras selalu memperlakukan Jasmine dengan dingin dan tatapan yang tajam.
"Jasmine, kamu sedang apa?!" Viona bertanya pada Jasmine saat mereka sampai di dapur.
Jasmine tidak langsung menoleh pada mereka dan menjawab pertanyaan Viona dengan pandangan yang masih fokus pada masakannya. "aku sedang masak untuk makan siang, mbak. Makanan yang di pesan dari restoran tadi sudah habis oleh para tamu yang datang"
"kamu seharusnya panggil aku tadi, aku kan bisa ikut bantuin kamu masak makan siang. Jadi kamu tidak perlu repot seperti ini seorang diri" ucap Viona dengan nada lembut.
"tidak perlu mbak, aku sudah biasa masak sendiri sejak tinggal dengan budhe di Solo" Jasmine berusaha menolak dengan halus.
"kamu tidak perlu menolak Viona dengan nada dingin seperti itu Jasmine, dia hanya menawarkan bantuan padamu saja. Supaya kamu tidak terlalu kelelahan mengerjakan semuanya sendiri" Pras membela Viona dengan ucapan sinis pada Jasmine.
"aku bukannya menolak mas, lagipula semua masakannya sudah hampir selesai hanya perlu menggoreng ikannya saja dan semua tinggal dihidangkan di atas meja" Jasmine menyanggah ucapan Pras dengan nada lembut.
"eh.. Sudahlah mas, tidak perlu marah pada Jasmine seperti itu. Mungkin Jasmine memang tidak memerlukan bantuan aku" Viona mencoba menenangkan Pras agar tidak emosi.
Dia kemudian menggandeng tangan Pras berjalan menuju ke meja makan, di saat bersamaan semua hidangan yang di masak oleh Jasmine telah selesai di buat. Jasmine pun menghidangkannya di atas meja makan makan dan menatanya dengan rapi.
Pras dan Viona duduk bersebelahan di sisi meja, sedangkan Jasmine duduk di sisi lain seorang diri. Viona pun mulai menyendokan nasi ke atas piring Pras dengan telaten dan mengambilkan berbagai lauk yang tersaji disana.
"mas, segini cukup?! Atau mau tambah lagi" tanya Viona dengan lembut.
"iya Vi, sudah cukup. Terima kasih" Pras pun mengambil piring itu dan mulai memakannya.
Sementara Jasmine dia hanya menyaksikan kemesraan suami dan madunya yang saling bercengkrama dengan riangnya. Jasmine merasa dirinya hanya sebagai orang luar di tengah kebahagiaan mereka berdua. Pras tidak pernah memperlakukan Jasmine dengan sehangat itu seperti Pras memperlakukan Viona. Bahkan sejak mereka menikah sebulan lalu Pras tidak pernah berbicara dengan lembut dan ramah. Nada bicara Pras pada Jasmine selalu kaku dan dingin meski di depan orang tuanya sekalipun.
Ya.. Pras memang tidak pernah mencintai Jasmine sama sekali, Pras setuju menikahi Jasmine karena atas paksaan orang tuanya terutama sang papa yang selalu menjadi kelemahan Prasetya. Papanya adalah ketakutan dan kelemahan terbesar Prasetya sejak dia kecil, sebab papanya selalu bertindak kasar dan menghukumnya dengan keras jika Pras melakukan kesalahan.
Bahkan sejak awal pertemuannya dengan Jasmine Pras sudah menekankan bahwa dia tidak akan pernah mencintai Jasmine sebab dia telah mencintai viona yang menjadi kekasihnya. Pras pun mengajukan syarat pada Jasmine saat mereka akan menikah, bahwa Pras akan menikahi Viona setelah mereka resmi menikah.
Hal itu menjadi pukulan berat bagi Jasmine, namun dia tidak punya pilihan lain sebab Prasetya adalah jodoh pilihan orang tuanya yang telah diamanahkan oleh ummi dan abbinya sebelum mereka meninggal. Meski berat bagi Jasmine, tapi dia tetap menerima Pras menjadi suaminya dan setuju dengan syarat yang di ajukan oleh Pras karena Jasmine sudah terlanjur jatuh cinta dengan Pras pada pandangan pertama.
Makan siang pun berjalan dengan tenang tanpa adanya obrolan hangat, hanya dentingan sendok yang bergesekan di piring. Setelah semua selesai Jasmine membawa piring itu ke dalam wastafel, namun sebelum dia akan mencucinya alarm mesin cuci berbunyi pertanda cuciannya sudah selesai. Jasmine pun berjalan menuju tempat cucian dan mengambil pakaian yang sudah bersih untuk di jemur di halaman belakang.
***
Malam harinya, Jasmine kembali ke kamarnya setelah melakukan sholat isya di mushola kecil halaman belakang rumahnya. Hari ini adalah malam pertama Viona tinggal di rumah baru Jasmine dan Pras sebagai istri kedua. Karena merasa lelah setelah seharian menjalani aktifitasnya Jasmine tidak lagi keluar kamar dan memilih mengaji di kamarnya.
Sedangkan di kamar sebelah terdengar obrolan riang dari Pras dan juga Viona yang sesekali di selingi dengan canda tawa bahagia mereka. Jasmine merasa iri dengan Viona yang diperlukan dengan istimewa oleh Prasetya dan bisa bercengkrama dengan seakrab itu. Namun Jasmine memilih diam dan tidak ikut campur dalam urusan mereka.
Waktu pun berlalu dan semakin malam, Jasmine pun mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan hendak tidur. Namun bukan ketenangan yang dia dapat malam ini, tetapi justru dia malah harus mendengar suara-suara desahan dan erangan kenikmatan dari aktifitas panas antara suami dan madunya. Hati Jasmine begitu sakit di buatnya saat dia harus mendengarkan suara-suara tersebut.
"ah... Mas... Pelan-pelan masukannya, ah..." suara Viona terdengar begitu nyaring dari kamar sebelah.
"vi... Kamu begitu nikmat... Malam ini.." balas Pras yang tidak kalah nyaringnya.
"kamu juga begitu nikmat mas... Aku suka.." suara Viona terdengar begitu manja.
"vi.. Aku mau keluar.. Vi.. Sudah tidak tahan.." erangan Pras begitu menikmati.
"keluarkan di dalam saja mas.. Jangan dicabut.. Akh.." Viona pun mengerang.
Jasmine hanya bisa menutup telinganya dengan bantal dan menahan tangis sesaknya di dalam dada. Dia tidak kuasa mendengar suara-suara yang begitu menyayat hatinya, sebab Jasmine bahkan belum pernah mendapatkan haknya sebagai seorang istri seperti Viona. Pras bahkan tidak sudi menyentuhnya meski seujung jari pun, sebab Pras menganggap Jasmine sebagai wanita jelek di matanya walau Pras belum pernah melihat wajahnya sekalipun.
Jasmine terus terisak dalam diam di kamarnya ketika suara-suara itu kembali terdengar olehnya. Jasmine bahkan bisa mendengar jeda mereka melakukannya, ya... Sebanyak 3 kali mereka melakukan aktifitas panas itu.. Dan 3 kali pula Jasmine menangis di bawah bantalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments