[21 September — 2015]
[•] Kediaman keluarga Yoshimoto
"Kakak... bangun kakak, bangun! Nanti kakak telat ke sekolah."
Aku membuka mataku secara perlahan. Sosok pertama yang aku lihat pagi ini adalah Akari, adikku.
Dia membangunkanku seperti biasanya. Akari yang sudah mengenakan seragam sekolahnya, adalah pemandangan yang sering aku lihat di pagi hari.
"Akari... Selamat pagi."
"Selamat pagi apanya! Sudah hampir telat lho kak!"
Dengan dahi yang dikerutkan dan kedua tangan di pinggang, Akari mengomeliku.
Aku mengangkat selimut, lalu beranjak dari kasurku. Sambil duduk di kasur, aku menyentuh kepala Akari.
"Terima kasih sudah membangunkanku, Akari."
Akari tersenyum sumringah dengan pipi yang sedikit memerah.
"He he, sama-sama Kakak."
Akari melepaskan tanganku dari kepalanya, kemudian dia berjalan ke pintu kamarku. Sambil membuka pintunya, Akari berkata.
"Aku keluar dulu ya kak. Jangan lupa, langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah."
"Baik, Akari."
Akari tersenyum dari balik pintu sebelum keluar dari kamarku.
Aku pun langsung berdiri dari kasur dan mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
•Beberapa menit kemudian...
Setelah selesai bersiap-siap, aku berlari ke pintu rumah dan membukanya.
Saat hendak melangkah keluar rumah, aku menghentikan langkahku secara mendadak.
Aku menoleh ke kanan dan melihat foto keluargaku. Aku, Akari, ibuku, dan ayahku, kami berempat tersenyum di foto itu.
Aku tersenyum saat melihat foto itu.
"Aku berangkat dulu ya... Ayah."
* * *
[•] Sekolah
Setelah beberapa menit berjalan dari rumah, aku telah sampai di sekolah. Aku langsung berjalan ke kelasku, kelas 3-C.
Di kelas, aku melihat Hana-chan dan Megumi-chan yang sudah berada di sana lebih dulu.
"Hana-chan, Megumi-chan! selamat pagi!"
Aku berjalan menuju mejaku. Selagi aku berjalan, mataku tertuju ke meja Haruki-kun yang masih kosong.
Aku duduk di kursiku. "Megumi-san, Haruki-kun ke mana?"
"Mungkin sebentar lagi dia datang, Sakura."
Tepat setelah Megumi menjawab pertanyaanku. Haruki datang memasuki kelas.
"Sakura, Megumi, Hana, selamat pagi!" ujar Haruki-kun dengan tangan kanan di atas.
"Akhirnya kamu datang juga ya, Haruki-kun. Selamat pagi!"
Haruki-kun tersenyum padaku sebelum duduk di kursinya.
Kemudian, Haruki-kun meletakkan tasnya di atas meja, lalu mengeluarkan sebuah buku dari dalamnya dan menunjukkannya pada kami dengan wajah tersenyum.
"Nee, semuanya. Apa kalian sudah selesai mengerjakan PR matematika?"
Kami bertiga saling pandang sebelum Megumi menjawabnya.
"Haruki... Apa kamu belum mengerjakan PR-nya?"
Haruki-kun hanya tersenyum saat ditanya oleh Megumi. Megumi menghela napasnya dengan sengaja.
"Jadi... Kamu mau melihat PR kami kan? Haruki."
Haruki-kun diam, berarti yang Megumi katakan memang benar.
Dengan wajah pasrah, Megumi menyerahkan bukunya kepada Haruki-kun.
"Kau boleh melihatnya, Haruki."
Haruki-kun mengambil buku Megumi dan berterima kasih padanya.
Haruki-kun dengan cepat menyalin PR milik Megumi.
•Beberapa menit kemudian...
"Ah... Akhirnya selesai juga."
Haruki-kun menarik napas lega sambil meregangkan tangannya.
"Syukurlah, Haruki-kun. Kamu sempat menyelesaikan PR-mu sebelum bel masuk."
Haruki-kun menatapku sambil tersenyum lebar. "Syukurlah, Sakura."
Di sisi lain, Megumi menatap Haruki-kun dengan tatapan yang tajam sambil menyilangkan tangan di dadanya.
Senyum Haruki-kun memudar saat tahu kalau Megumi menatapnya dengan tajam.
"Kau harusnya berkata apa padaku... Haruki-dono."
Haruki tersenyum pahit. "Terima kasih banyak atas bantuanmu... Megumi-sama."
* * *
•Jam istirahat
[•] Kantin
Saat jam istirahat tiba, kami biasanya pergi ke kantin bersama.
"Sakura... Apa kau tidak ada kegiatan lain saat pulang sekolah?"
Saat sedang menyantap makanan, Haruki-kun hartanya padaku. Aku rasa aku bisa menebak apa yang ingin dia katakan.
"Tidak ada. Memangnya kenapa, Haruki-kun?!"
"Bagaimana kalau kita pergi bersama? Berduaan. Kamu mau?"
Dia mengatakan tepat seperti yang aku pikirkan. Aku pun menjawab pertanyaannya dengan senyuman.
"Baiklah, Haruki-kun. Aku terima tawaranmu."
Kencan kali ini, aku cukup menantikannya, Haruki-kun.
Kira-kira, kamu akan membawaku ke mana kali ini ya?
•Beberapa jam kemudian...
[•] Gerbang sekolah
Saat bel pulang berbunyi, Haruki-kun memintaku untuk menunggu di gerbang. Sepertinya dia ada keperluan.
"Haruki-kun... dia selalu saja membuatku menunggu ya... "
Di saat aku sedang menunggu Haruki-kun. Seseorang datang menghampiriku.
"Yoshimoto-san, kamu sedang menunggu siapa?"
Yang menghampiriku adalah salah satu teman sekelasku. Dia merupakan ketua kelas kami, Yoshino Mai.
"Aku sedang menunggu Haruki-kun, Yoshino-san."
Setelah aku menjawab, wajah Yoshino-san tersenyum. Kemudian dia menyentuh kedua pundakku.
"Semangat, Yoshimoto-san!"
Eh... Kenapa dia menyemangatiku?!
Setelah itu, Yoshino-san pergi meninggalkanku. Tak lama setelah Yoshino-san pergi, Haruki-kun datang menghampiriku.
"Urusanmu sudah selesai, Haruki-kun?"
"Sudah. Oh ya, tadi aku melihatmu bersama Yoshino-san. Kamu membicarakan apa dengannya?"
"Tadi Yoshino-san hanya menyapaku saja kok, Haruki-kun."
Haruki-kun mengangguk kecil setelah mendengar jawabanku, kemudian Haruki-kun menunduk dan bergumam.
"Begitu ya? Berarti aku salah mengira."
Haruki-kun kembali mengangkat kepalanya dan melihat ke arahku dan kemudian tersenyum.
"Ayo kita mulai, Sakura!"
Aku mengangguk lalu tersenyum. "Ayo, Haruki-kun!"
* * *
•Satu jam kemudian...
[•] Perjalanan pulang
Setelah selesai kencan, Haruki-kun ingin mengantarku sampai kembali ke rumahku. Saat ini, kami sedang dalam perjalanan pulang.
Kalau dipikirkan kembali, ini adalah saat pertama kali Haruki-kun datang ke rumahku. Entah kenapa, rasanya...
"Nee, Haruki-kun."
"Ada apa hm, Sakura?"
"Kalau dipikirkan kembali, ini adalah pertama kalinya kamu berkunjung ke rumahku kan?"
Haruki-kun mendadak menghentikan langkahnya dan kemudian diam membeku.
"Kau kenapa... Haruki-kun?"
"Aku hanya merasa gugup saja, Sakura."
Tangannya dan mulutnya bergetar. Sepertinya Haruki-kun takut bertemu dengan ibuku.
"Tingkahmu lucu sekali, Haruki—"
Aku berhenti berbicara karena teringat kenangan buruk itu kembali.
"Kamu Kenapa, Sakura?"
Ayolah Yoshimoto Sakura, kau harus bisa melupakan kenangan itu. Jangan sampai membuat Haruki-kun mengkhawatirkanmu.
"Aku gak kenapa-napa, Haruki-kun. Hanya teringat kenangan yang buruk."
"Apa kamu baik-baik saja, Sakura?"
Aku menekan dadaku, lalu menarik napas dan mengembuskannya. Aku mengulanginya beberapa kali hingga diriku kembali tenang.
"Aku sudah baik-baik saja, Haruki-kun. Ayo, kita terus berjalan sampai ke rumahku."
Bersama dengan Haruki-kun, kami pun melanjutkan langkah kami menuju rumahku.
•Beberapa menit kemudian...
[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto
Kami telah sampai di depan rumahku. Sekarang, seharusnya ibuku belum pulang.
"Aku masuk ya, Haruki-kun."
Aku pun memegang gagang pintu rumahku dan membukanya secara perlahan.
Saat pintu terbuka, aku pun melangkah masuk ke dalam.
"Akari, aku pulang!"
Namun... suasananya terlalu sunyi setelah aku melangkah masuk.
Akari di mana? Biasanya dia sudah pulang ke rumah.
"...?"
Beberapa saat kemudian, Akari berjalan ke arahku. Dia berjalan sangat pelan dengan kepala menghadap ke bawah dan dengan bekas tamparan di pipinya.
Aku pun langsung mendekatinya karena khawatir padanya.
"Akari, kamu kenapa?!"
Akari mengangkat kepalanya, tatapan matanya penuh dengan rasa takut yang sangat besar.
"Kakak... Ibu... sudah pulang."
Mataku membelalak begitu mendengar kalau ibuku telah kembali ke rumah. Tanganku bergetar, napasku tak teratur.
Rasa takut itu... telah kembali!
Aku pun langsung menoleh ke arah Haruki-kun dan segera memberitahunya.
"Haruki-kun, kamu harus cepat pulang—"
Mulutku berhenti mengucap. Sebuah suara langkah kaki mulai terdengar dari ruang tamu. Langkah kaki itu sedang berjalan ke arah kami.
"Akari... Tadi kakakmu, Sakura sudah pulang kan?"
Terlambat sudah, aku tak sempat memintanya kembali ke rumah.
"Kenapa kamu tidak langsung membawanya masuk ke dalam, Akari?!"
Langkah kaki itu berhenti tepat di belakang Akari. Aku menoleh ke belakang secara perlahan.
Di belakang Akari. Dia menatapku dengan mata melotot.
"Siapa orang yang kamu bawa itu, Sakura?"
Dia adalah ibu kandung Akari dan aku. Yoshimoto Hanabi, adalah nama ibuku.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments