Bab 4 pertemuan

Rui Zhi Han sibuk memetik daun pegagan dengan penuh semangat, memasukkannya ke dalam keranjang yang dibawa Lan Mei.

“Kalau aku campur ini dengan air, terus aku rebus, lalu aku cuci muka pakai ramuan herbal… taraaa! wajahku bakal glowing, mengalahkan semua selir istana!” ujar Rui heboh

Lan Mei menatap langit, seperti ingin minta pertolongan malaikat. “Putri, glowing itu apa lagi? Cahaya ilahi?”

Rui langsung manyun. “Ish, glowing itu artinya wajah bersinar, sehat, kaya artis K-drama.”

“K-drama? Itu aliran bela diri baru ya?” tanya Lan Mei polos.

Rui sampai hampir jatuh dari jongkoknya. “Astaga Mei, aku serius! Kau ini otaknya kebanyakan bubur hambar!” ujar Rui lalu melanjutkan memetik

Tapi ketika Rui asyik memetik daun dan mengumpulkannya di keranjang, semilir angin dingin bertiup. Dari balik pepohonan, suara ranting patah terdengar.

“Lan Mei…” bisik Rui tiba-tiba serius.

"Ada apa putri" tanya Lan Mei heran

 “Ada yang mengintai.” jawab Rui

Lan Mei menegang, jantungnya berdegup kencang. “A-apakah itu binatang buas?”

Rui menyiapkan busurnya, matanya menyipit. Refleksku masih ada. Kalau ini memang macan atau serigala, aku bisa melawan.

Namun yang muncul bukan macan, bukan pula kelinci. Seekor ular hijau besar melata keluar dari semak-semak, lidahnya menjulur-julur, tubuhnya berkilau di bawah cahaya matahari.

Lan Mei menjerit, hampir menjatuhkan keranjang. “PUUUUTRIII! ULAAAR!!” seru Lan Mei ketakutan

Rui malah tenang. “Tenang, Lan Mei. Di dunia modern, ular itu bisa jadi tas mahal. Di sini, mungkin jadi lauk juga.”

“PUTRIII!! BUKAN WAKTUNYA BERCANDA!” seru Lan Mei lagi dengan ketakutan

Ular itu mendesis, lidahnya menyambar udara. Rui menarik busurnya, membidik kepala ular yang terangkat tinggi. Dalam sekejap, ia melepaskan anak panah.

Swish!

THWACK!

Anak panah menancap tepat di tanah, hanya sejengkal dari rahang ular. Binatang itu terkejut, lalu melata mundur cepat sebelum menghilang di balik semak.

Rui berdiri dengan wajah puas. “Hah! Lihat? Ular saja takut padaku!”

Lan Mei jatuh terduduk sambil menepuk dada. “Ya Tuhan… jantung saya mau copot…”

Dari kejauhan, sosok berpakaian hitam yang mengawasi sejak tadi terbelalak.

“Dia… memanah seekor ular beracun dengan ketenangan seperti itu? Putri yang dulu kabarnya pingsan melihat cicak… sekarang menantang binatang buas di hutan?”

Mata-mata itu menunduk, wajahnya kaku. “Aku harus segera melaporkan ini. Kalau Yang Mulia Kaisar mendengar… mungkin ia akan tertarik. Atau… justru menganggapnya berbahaya.”

Dengan gerakan cepat, ia lenyap di balik kabut.

Matahari mulai condong ke barat. Rui dan Lan Mei berjalan kembali, membawa keranjang penuh daun obat.

“Lihat, Lan Mei. Kita dapat banyak. Ini bisa jadi stok ramuan wajahku. Kalau aku cantik, mungkin Kaisar Hitam itu nggak tega bunuh aku.” Rui tersenyum licik.

Lan Mei menatap tuannya dengan wajah setengah putus asa. “Putri… saya rasa bahkan kalau Anda cantik bercahaya sekalipun, Kaisar itu tetap bisa membunuh orang tanpa berkedip.”

Rui malah mengedip jahil. “Nah, itu dia. Makanya aku harus lebih licik dari dia.”

Mereka tertawa kecil, tanpa menyadari bahwa setiap langkah mereka kini sudah tercatat… dan nasib mereka akan segera berubah begitu kabar itu sampai ke telinga Kaisar Kegelapan.

Saat Rui asyik mencari tanaman lain, ia menemukan bunga ungu dengan kelopak bercahaya samar. Matanya berbinar.

“Waaaah! Ini dia, Lan Mei! Bunga ini pasti item langka level SSR! Kalau di dunia asliku, ini udah kayak skin limited edition!” ujar Rui senang

Lan Mei melongo. “Putri… saya tidak paham satu pun kata Anda, tapi dari baunya ini kayak bunga obat kuat. Hati-hati, jangan sembarangan disentuh.”

Rui mendengus. “Halah, jangan lebay. Aku kan sudah upgrade ke versi jagoan.”

Ia pun memetik bunga itu, dan tiba-tiba swooosh! cahaya ungu menyebar, membuat daun-daun di sekitar bergetar.

Lan Mei langsung teriak panik. “PUTRII!! Itu pasti bunga roh! Kalau salah sentuh bisa meledak!!”

Rui terpaku sejenak. “…meledak?!”

Ia buru-buru melempar bunganya ke semak.

BOOM! Semak-semak di belakang mereka mendadak mengeluarkan asap hitam.

Lan Mei terjatuh saking kagetnya. “Astaga dewa langit! Putri hampir saja kita jadi sate manusia!”

Rui nyengir kecut, sambil garuk-garuk kepala. “Ehehe… ya ampun, ternyata benar bisa meledak. Untung aku refleks. Kalau nggak, aku sudah jadi blackwing permanent alias arang gosong.”

Lan Mei hampir menangis. “Putri… tolong… jangan main-main dengan nyawa saya juga… Saya belum menikah masal sudah mati”

"Jika begitu menikahlah cepat, nanti aku carikan....jadi tenang" jawab Rui dan itu membuat Lan Mei ingin menangis kesal

--

Saat mereka masih sibuk panik, terdengar suara langkah berat di balik pepohonan. Lan Mei refleks memeluk lengan tuannya.

“Putri… itu… itu apa lagi?!” bisiknya ketakutan.

Dari kabut, muncullah sosok pria berjubah hitam, wajahnya separuh tertutup kain, matanya dingin seperti salju. Langkahnya anggun namun mengintimidasi, seolah tiap pijakan kakinya bisa menghancurkan tanah.

Lan Mei langsung pucat pasi. “Ya Tuhan… kita selesai. Itu… itu pasti… mata-mata Kaisar Hitam!”

Rui malah menyipitkan mata, lalu bergumam pelan. “Hmm… tinggi, keren, auranya sangar… kalau ini dunia novel, pasti dia karakter penting. Jangan-jangan… dia si Kaisar Kegelapan itu sendiri?” dan itu dapat di dengar oleh pria itu

Lan Mei hampir pingsan. “PU-TRIII!! Jangan bicara sembarangan! Kalau benar dia Kaisar, kita bisa dipenggal di tempat!”

Pria itu berhenti di depan mereka, tatapannya tajam menusuk Rui Zhi Han.

“Menarik…” suaranya dalam, dingin, namun ada nada aneh di dalamnya.

“Putri yang katanya lemah… bisa selamat di hutan roh. Bahkan menyentuh bunga roh yang bisa meledak.” ujar pria itu dingin

Lan Mei sudah mau jatuh berlutut ketakutan. Tapi Rui justru menyilangkan tangan di dada dengan santai.

“Yah, kalau dipikir-pikir, aku ini memang spesial. Bukan Putri biasa. Kau kira aku siapa?”

Pria itu menaikkan alis. “Siapa?”

Rui tersenyum nakal. “Aku adalah versi upgrade dari Putri Keempat. Limited edition, nggak bisa diulang cetak. Aku juga istri tercantik dari kaisar hitam itu" ujar Rui Zhi Han

Lan Mei langsung menutup muka pakai keranjang. “Ya Tuhan, ini akhir hidupku…”

Pria itu terdiam lama, lalu tiba-tiba… tersenyum samar. Senyum yang jarang sekali muncul di wajah dinginnya.

“Menarik…” katanya lagi. “Sangat… menarik.”

"Tentu saja menarik.... Tidak ada yang tidak menarik padaku. Lalu ada apa datang kemari? Kau mengikuti ku atau kau rindu padaku?" ujar Rui Zhi Han penuh tanya

"Apa ada larangan masuk kehutan ini" ujar pria misterius itu

"Tidak ada sih, dan tidak ada yang bisa melarang kaisar sepertimu bukan?" ujar Rui lagi santai

Ada keterkejutan di mata pria itu saat wanita di depannya tidak takut dan tau siapa dirinya, tapi hanya sebentar karena ia menutupi keterkejutan itu.

"kau tidak takut padaku?" tanya pria itu

Bukanya menjawab Rui Zhi Han justru mendekati pria itu lebih dekat dan mendekatkan wajahnya pada wajah pria itu yang berjarak beberapa senti lagi, " Bukanya kau suamiku, kenapa aku takut. Kita juga akan lebih sering berdekatan seperti ini bukan"

Dan seketika itu juga untuk pertama kalinya pria itu merasakan gugup dan juga jantung yang berdetak kencang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

cheng phong

cheng phong

dapat istri dari dunia modern dgn kerandomannya pasti si kaisar bakan pusing 7 keliling🤣🤣

2025-10-09

0

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Rui di lawan yg ada malah ngagakkk🤣🤣🤣

2025-10-09

0

Lina Hibanika

Lina Hibanika

mendadak kena serangan jantung 💓💓🤭

2025-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1– Panah Terakhir
2 Bab 2 hutan
3 Bab 3 Harimau
4 Bab 4 pertemuan
5 Bab 5 Yu Zhi
6 Bab 6 Harta Karun
7 Bab 7 Rumor
8 Bab 8 kedatangan musuh
9 Bab 9 hadiah tak terduga
10 Bab 10 kebenaran yang terungkap
11 Bab 11 permintaan
12 Bab 12 keputusan
13 Bab 13 perjalanan
14 Bab 14 Pernikahan Dan Perjamuan
15 Bab 15 Pertama di Istana Kegelapan
16 Bab 16 Hari-Hari Sebagai Permaisuri Kekaisaran Kegelapan
17 Bab 17 Penenang Aura Iblis.
18 Bab 18 Menyusup ke Sayap Hitam
19 Bab 19 penyusupan Markas Sayap Hitam 2
20 Bab 20 Menjadi Umpan
21 bab 21 Pesan Rahasia Rui
22 Bab 22
23 Bab 23 Awal Pertempuran
24 Bab 24 hancurnya Mo Xian si iblis
25 Bab 25 hukuman untuk Liang De
26 Bab 26
27 Bab 27 Buah Persik Abadi
28 Bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 bab 58
59 Bab 59
60 bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1– Panah Terakhir
2
Bab 2 hutan
3
Bab 3 Harimau
4
Bab 4 pertemuan
5
Bab 5 Yu Zhi
6
Bab 6 Harta Karun
7
Bab 7 Rumor
8
Bab 8 kedatangan musuh
9
Bab 9 hadiah tak terduga
10
Bab 10 kebenaran yang terungkap
11
Bab 11 permintaan
12
Bab 12 keputusan
13
Bab 13 perjalanan
14
Bab 14 Pernikahan Dan Perjamuan
15
Bab 15 Pertama di Istana Kegelapan
16
Bab 16 Hari-Hari Sebagai Permaisuri Kekaisaran Kegelapan
17
Bab 17 Penenang Aura Iblis.
18
Bab 18 Menyusup ke Sayap Hitam
19
Bab 19 penyusupan Markas Sayap Hitam 2
20
Bab 20 Menjadi Umpan
21
bab 21 Pesan Rahasia Rui
22
Bab 22
23
Bab 23 Awal Pertempuran
24
Bab 24 hancurnya Mo Xian si iblis
25
Bab 25 hukuman untuk Liang De
26
Bab 26
27
Bab 27 Buah Persik Abadi
28
Bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
bab 58
59
Bab 59
60
bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!