Bab 2 hutan

Lan Mei baru saja selesai menyiapkan air mandi ketika Rui Zhi Han atau lebih tepatnya Luna di tubuhnya duduk santai sambil memainkan ujung rambutnya. Tatapannya menyipit, jelas ada sesuatu yang dipikirkan.

“Lan Mei…” panggilnya tiba-tiba.

“Ya, Putri?” jawab Lan Mei sopan.

“Di mana hutan yang banyak tumbuhan obat?” tanya Rui dengan nada seenaknya, seolah ia bertanya lokasi pasar sayur.

Lan Mei langsung terperanjat. “Hu-hutan? Putri, untuk apa Anda ingin ke hutan? Itu tempat berbahaya… banyak binatang buas, dan—”

“Aku mau metik daun obat, jelaslah!” Rui menyilangkan tangan di dada. “Masa aku mau piknik sambil bawa tikar, makan bekal, terus main ular tangga sama harimau?”

Lan Mei: “…..”

Pelayan setia itu menatap putrinya dengan mulut terbuka, tidak yakin harus tertawa atau menangis. Apa kepala putri benar-benar terbentur keras kemarin?

“Pu-putri, biasanya Anda takut melihat cicak di dinding… sekarang mau ketemu harimau di hutan?” bisik Lan Mei dengan suara pelan, takut salah bicara.

Rui mengangkat dagunya dengan gaya sombong. “Itu dulu, waktu aku masih versi lemah. Sekarang aku upgrade versi jagoan!” Ia sampai mengepalkan tangan, meniru gaya pahlawan dalam film yang pernah ia tonton di dunia modern.

Lan Mei menepuk jidat. “Ya Tuhan….”

“Sudahlah, cepat tunjukkan jalannya. Kalau aku bisa dapat tumbuhan obat, mungkin wajahku bisa balik cantik maksimal. Bayangkan saja, nanti waktu aku ketemu Kaisar Hitam itu—” Rui tiba-tiba memasang ekspresi lebay, tangannya mengelus pipinya sendiri.

 “Dia pasti akan jatuh hati dalam sekejap. Lalu aku tinggal bilang: ‘Ampun Kaisar, jangan buang aku, lihat wajahku glowing seperti daun kelor muda’.” ujar Rui Zhi Han

Lan Mei nyaris tersedak ludah sendiri. “Putriiii! Jangan bicara sembarangan! Kalau ada orang lain dengar, bisa dianggap menghina Yang Mulia Kaisar!”

Rui menepuk bahu Lan Mei dengan santai. “Tenang saja, aku ini pintar. Lagipula… masa iya kaisar itu bisa makan wanita? Aku masih bingung, kenapa semua orang takut banget sama dia. Memangnya dia hobi goreng wanita jadi lauk?”

“PU-TRIII!!” Lan Mei hampir terjungkal saking kagetnya.

Rui ngakak sampai perutnya sakit. “Hahahaha, wajahmu itu loh, Lan Mei! Seperti baru ketemu hantu!”

Namun tawanya mendadak mereda ketika tatapannya menajam. “Tapi serius, Lan Mei. Aku harus lebih kuat. Kalau cuma diam dan jadi boneka, aku pasti mati. Jadi… ayo kita ke hutan. Aku butuh latihan, dan aku butuh obat.”

Lan Mei menggigit bibir, ragu. Ia menatap tuannya yang sekarang jauh berbeda mata Rui kini tidak lagi penuh ketakutan, melainkan bercahaya dengan tekad.

“…Baiklah, Putri,” jawab Lan Mei akhirnya, meski masih gemetar. “Tapi kita harus hati-hati. Jika ketahuan orang istana, mereka bisa menghukum kita.”

Rui tersenyum lebar. “Bagus! Berarti besok pagi kita jalan. Oh iya, siapkan juga panah. Aku kangen main panah, siapa tahu ada kelinci lewat bisa jadi lauk.”

Lan Mei hampir jatuh pingsan. "Putri lembutku… sekarang berubah jadi pemburu kelinci?!

Sementara itu, di kejauhan, kabar tentang “Putri Keempat yang mendadak berani bicara kasar, berencana kabur ke hutan, dan berani menyinggung nama Kaisar Hitam” sudah mulai berbisik-bisik di kalanga

Dan tanpa mereka sadari, di balik bayang-bayang, mata-mata kaisar sudah mulai memperhatikan tingkah Rui Zhi Han yang aneh pikir mereka.

...----------------...

Pagi itu, fajar baru saja menyingsing. Burung-burung berkicau, embun masih melekat di dedaunan, namun suasana di kediaman Putri Keempat berbeda—hening mencurigakan.

Rui Zhi Han (Luna) mengenakan jubah sederhana berwarna abu-abu kusam, wajahnya sengaja dioles sedikit arang supaya terlihat kumal. “Hahaha, bagaimana Lan Mei? Gaya penyamaran ala ninja zaman kekaisaran. Nggak bakal ada yang kenal.”

Lan Mei hanya bisa menghela napas panjang sambil membawa keranjang kosong. “Putri… Anda justru kelihatan seperti pencuri ayam kampung.”

Rui: “….”

Rui menatap tajam. “Kalau aku pencuri ayam, kamu ini pencuri apa? Cicak?”

Lan Mei menunduk cepat-cepat, pura-pura sibuk dengan keranjang. Ya Tuhan, apa salahku dilahirkan untuk melayani Putri yang tiba-tiba berubah jadi… gila?

---

Dengan hati-hati, mereka menyelinap keluar dari kediaman lewat pintu belakang, melewati kebun kosong. Rui sampai menunduk-nunduk sambil berlari kecil.

“Putri… tolong, jangan jongkok-jongkok begitu, nanti saya yang malu,” bisik Lan Mei.

“Shh, diam! Kalau aku sering nonton film, begini cara agen rahasia jalan. Biar nggak ketahuan kamera CCTV.”

Lan Mei melongo. “CCTV itu ap—”

“Udah, nggak usah tanya. Pokoknya itu benda mistis dari langit,” potong Rui cepat, malas menjelaskan.

Setelah perjalanan cukup jauh, mereka sampai di tepi hutan. Udara segar langsung menyambut, bercampur aroma tanah basah.

Tidak lama mereka akhirnya sampai di hutan roh, “Hwaaa, akhirnya bisa bebas! Segar sekali! Rasanya kayak main game open world!” Rui mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Lan Mei mengelus dada, masih waspada. “Putri, hati-hati. Binatang buas bisa muncul kapan saja.”

Tiba-tiba, seekor kelinci melompat di depan mereka, matanya bulat, bulunya putih bersih.

Mata Rui berbinar. “Lan Mei, cepat kasih aku panah!”

Lan Mei panik. “Untuk apa???”

“Jelas untuk lauk! Sudah berhari-hari aku makan bubur hambar. Sekarang aku pengen sate kelinci!”

Sambil berseru semangat, Rui mengambil busur kecil yang ia bawa. Gerakannya refleks, terlatih, seolah tubuhnya kembali ke arena lomba panahan.

Tarik… lepas…

Swish!

Anak panah melesat. Tepat menghantam batang pohon hanya sejengkal dari telinga kelinci. Binatang malang itu langsung kabur terbirit-birit.

“AH, GAGAL!” Rui memegangi kepala. “Padahal sudah gaya 90% profesional.”

Lan Mei ternganga. “Putri… Anda hampir membunuh kelinci imut itu…”

“Ya iyalah, kalau nggak mati, gimana mau jadi sate?!” Rui balik ngomel, lalu jongkok memeriksa batang pohon.

Tatapannya berubah serius. “Tapi bagus… aku masih bisa menembak dengan stabil. Kalau aku bisa latihan lebih banyak, aku bisa melindungi diri. Lan Mei, mulai hari ini kita resmi buka klub latihan rahasia di hutan!”

Lan Mei menepuk jidat lagi. “Ya Tuhan… klub apa lagi ini…”

---

Yang tak mereka sadari, jauh di balik pepohonan, ada sosok berpakaian hitam yang memperhatikan. Ia mata-mata istana, pengintai setia Kaisar Kegelapan.

Dengan mata melebar, ia bergumam pelan:

“Putri lemah yang katanya sakit-sakitan… ternyata bisa memegang busur dan hampir membunuh seekor kelinci dalam sekali tembak?! Ini… harus segera dilaporkan pada Yang Mulia Kaisar…”

Sosok itu melesat menghilang ke dalam bayangan, sementara Rui masih sibuk berlari mengejar kelinci lain sambil berteriak-teriak:

“Lan Mei, kalau berhasil tangkap, malam ini kita makan gulai kelinci!”

Lan Mei hanya bisa pasrah mengikuti tuannya yang kini lebih mirip pemburu kampung daripada seorang putri kekaisaran.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

aku padamu Rui 🤣
kalo Lan mei harus banyak² stok kesabaran untuk mengahadapi majikan dandom ini 😁

2025-09-14

1

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Semangat Rui memburu kelinci untuk di jadikan lauk

2025-10-09

0

cheng phong

cheng phong

bayangin raja kegelapan dapat istri 1/2 gila🤣🤣🤣

2025-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1– Panah Terakhir
2 Bab 2 hutan
3 Bab 3 Harimau
4 Bab 4 pertemuan
5 Bab 5 Yu Zhi
6 Bab 6 Harta Karun
7 Bab 7 Rumor
8 Bab 8 kedatangan musuh
9 Bab 9 hadiah tak terduga
10 Bab 10 kebenaran yang terungkap
11 Bab 11 permintaan
12 Bab 12 keputusan
13 Bab 13 perjalanan
14 Bab 14 Pernikahan Dan Perjamuan
15 Bab 15 Pertama di Istana Kegelapan
16 Bab 16 Hari-Hari Sebagai Permaisuri Kekaisaran Kegelapan
17 Bab 17 Penenang Aura Iblis.
18 Bab 18 Menyusup ke Sayap Hitam
19 Bab 19 penyusupan Markas Sayap Hitam 2
20 Bab 20 Menjadi Umpan
21 bab 21 Pesan Rahasia Rui
22 Bab 22
23 Bab 23 Awal Pertempuran
24 Bab 24 hancurnya Mo Xian si iblis
25 Bab 25 hukuman untuk Liang De
26 Bab 26
27 Bab 27 Buah Persik Abadi
28 Bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 bab 58
59 Bab 59
60 bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1– Panah Terakhir
2
Bab 2 hutan
3
Bab 3 Harimau
4
Bab 4 pertemuan
5
Bab 5 Yu Zhi
6
Bab 6 Harta Karun
7
Bab 7 Rumor
8
Bab 8 kedatangan musuh
9
Bab 9 hadiah tak terduga
10
Bab 10 kebenaran yang terungkap
11
Bab 11 permintaan
12
Bab 12 keputusan
13
Bab 13 perjalanan
14
Bab 14 Pernikahan Dan Perjamuan
15
Bab 15 Pertama di Istana Kegelapan
16
Bab 16 Hari-Hari Sebagai Permaisuri Kekaisaran Kegelapan
17
Bab 17 Penenang Aura Iblis.
18
Bab 18 Menyusup ke Sayap Hitam
19
Bab 19 penyusupan Markas Sayap Hitam 2
20
Bab 20 Menjadi Umpan
21
bab 21 Pesan Rahasia Rui
22
Bab 22
23
Bab 23 Awal Pertempuran
24
Bab 24 hancurnya Mo Xian si iblis
25
Bab 25 hukuman untuk Liang De
26
Bab 26
27
Bab 27 Buah Persik Abadi
28
Bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
bab 58
59
Bab 59
60
bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!