Masalah Hunian

Kenziro tengah duduk didepan layar Macbook nya. Dia meletakkan ponsel di ujung meja dan menggeser layar berisi gambar sebuah desain rumah yang interiornya bagus.

"Kamu mau pindah rumah?" tanya Lyodra yang tak sengaja melihat dari belakang, ia baru saja selesai mandi tengah mengeringkan rambut dengan handuk.

"Aku cuman liat-liat aja."

Lyodra pun duduk disampingnya dan mengambil alih Macbook untuk melihatnya sendiri, memastikan apakah hunian itu beneran bagus. "Ini desain siapa? Bagus sih keren, tapi orang tua aku gak akan setuju kalau kita tinggal dirumah kecil kayak gitu. Harus megah, mewah, dan mencerminkan kita mampu dan udah siap berkeluarga. Kayak rumah sebelumnya yang udah kita sepakati kan."

"Dilain sisi, orang tua aku maunya kita tinggal dulu sama mereka maksimal setahun. Biar perkembangan hubungan kita bisa terpantau, kalau ada salah bisa ditegur." Kenziro terlihat begitu dilema usai mendapatkan pesan dari ibunya.

Lyodra mulai heran lagi. "Kita kan udah sepakat, udah bicarain ini dari jauh hari lho. Sebelum menikah kita kan udah banyak yang dibahas. Soal tempat tinggal, anak, bahkan kerjaan, sama bagi tugas rumah. Kok gak konsisten gitu main rubah aja tanpa diskusi?"

"Aku gak rubah sayang, cuman ngecek. Kita bakalan tinggal disana kok, aku juga udah suka. Kita udah beli semua perlengkapan rumah kan komplit masa pindah gitu aja. Harus menyesuaikan lagi, nunggu lagi," jawabnya dengan anda cetus tapi dia tidak kesal biasa saja.

Lyodra sempat terluka tapi dipendam saja. "Kita masih belajar berumah tangga. Yang udah tua aja masih belajar. Orang tua aku juga tuh, mereka bilang kita abis menikah harus mandiri, usahain tinggal secara terpisah sama orang tua masing-masing biar gak ketergantungan."

"Biar tau kalau kehidupan rumah tangga itu gimana. Kalau kita udah nikah, tapi masih tinggal sama orang tua, pastikan makan aja bareng, pasti dari uang ortukan? Enak uang kita utuh tapi coba kalau mereka gak ada. Kita bakalan shock kan? Soalnya selalu enak-enak aja," lanjutnya dengan nada bicara mulai meninggi tanpa jeda.

"Pokoknya aku gak mau abis nikah masih tinggal sama ortu. Aku mau pisah sama orang tua biar bisa bedain gimana rasanya hidup setelah menikah. Kalau udah nikah masih tinggal bareng aku gak akan ngerasain susah seneng jadi istri, pasti ngerasa jadi anak terus. Aku ngerti ada waktunya aku juga bakalan pulang sesekali mah wajar. Berperan sebagai anak. Abis itu sebagai istri kamu. Intinya aku setelah menikah sama kamu, cuman mau tinggal berdua. Inget itu berdua, cuman sama kamu, oke? Gak ada orang lain kecuali asisten kita dirumah yang bantu rawat rumah."

Kenziro mengangguk paham. "Iya sayangku."

"Kamu yakinkan sama aku, aku bisa rawat kamu kayak ibu kamu jagain kamu?" Lyodra menangkup wajah Kenziro berusaha kembali meyakinkan. "Aku janji bakalan cinta terus, syaang terus dan rawat kamu. Mastiin kamu makan sampe kenyang, tidur cukup dan aku bakalan bahagiain kamu okeh? Aku gak akan bikin orang tua kamu nyesel udah izinin anaknya nikah sama aku. Aku juga gak akan biarin kamu sampe kurus kerontang kayak isi dompet kamu pas kit ngedate pertama kali, karena uang kamu ilang."

Kenziro terkejut, ia mengangguk saja meskipun heran. "Oke sayang siap."

"Meskipun masakan aku belum seenak masakan ibu, aku janji bakalan bikin kamu terus kenyang dan sehat."

"Siap sayang!" seru Kenziro begitu kencang walaupun cekraman dipipinya semakin kuat.

Lyodra duduk bersila didepannya. Dan mengarahkan jari manisnya. "Janji dulu sama aku, apapun itu cerita. Jangan ada dusta di antara aku dan kamu, iya siap?"

Kenziro menatap jari kecil itu dan membalasnya. "Iya sial sayang."

"Janji kalau ada salah dari pasangan dikoreksi bukan cari yang lain lagi?"

Kenziro tentu setuju. "Yoi dong cantik."

"Nah bagus. Jadi pertanyaannya, kapan jadwal menstruasi aku datang?"

Sialan! Kenziro lupa lagi sekarang tanggal berapa. Dan biasanya dia menstruasi kapan ya?

Untuk menutupi rasa kesalahannya. Kenziro tersenyum dan menjawab. "Tanggal dua."

"Oke."

Oke saja cukup membuat Kenziro tenang namun tak bertahan lama ketenangan itu datang.

"Salah. Aku menstruasinya udah pindah ih kamu gimana sih? Semenjak aku udah konsumsi pil jadi gak teratur."

Kenziro melongo. "Oh iya ya bener. Jadi sekarang maksudnya kamu telat?"

"Ah gak tau ah kamu ngeselin!" renggeknya seraya bergegas pergi ngambek.

Kenziro cuman memeluk bantal sopa dan menghela napas. "Tuhkan baru aja dia yang bilang apa-apa tuh di ceritain jangan dipendem. Lah sendirinya? Dasar cewek. Emang gitu mulu dari dulu gak berubah."

Seketika Kenziro terdiam. Ia mengerjakan mata berulang kali dan segera memakai sendal untuk menyusul Lyodra. "Liur woi sayang!"

"Ini bukan kebun bintang jangan woi-woi gitu bisa kan?"

Kenziro menelan ludah dan meminta maaf. "Gini, jangan bilang itu kamu telat datang bulan dan kamu hamil?"

Mata Lyodra melotot kaget. "Ih engga! Aku kan udah bilang ke kamu belum mau punya anak, libur aja lima tahun bisa kan? Kamu udah setuju, gak bisa mengajukan banding lagi. Aku masih belum puas pacaran sama kamu. Kamu paham gak sih aku tuh secinta itu sama kamu Kentut!"

"Aku gak bisa kalau sehari aja gak debat sama kamu."

"Aku suka, aku seneng, aku kecanduan debat sama kamu walaupun konyol setidaknya kita bisa ngobrol bebas tanpa hambatan setiap waktunya! Aku tuh suka ribetin masalah kecil bukan karena aku gak suka atau gak pengen sama kamu. Justru aku pengen lebih lama, lebih banyak, lebih suka sama kamu. Kamu lucu sayang, kamu ganteng banget gila aku suka, makin cinta. Dada aku berdebar terus rasanya. Kayak ABG kasmaran." Lyodra menyerocos tanpa jeda meluapkan unek-uneknya.

Kenziro sampai mematung mendengar istrinya mengutarakan perasannya cintanya yang membabi buta.

"Aku selalu takut kamu bosen sama aku. Aku selalu takut kamu mulai gak sayang sama aku. Aku takut kalau aku ada kekurangan sampe kamu mutusin liat cewe lain. Aku takut kalau dada aku kurang besar, kurang buat kamu bersyukur dan merasa puas sama kenikmatan dunia. Aku ngerasa rambut aku kurang indah, wajah aku kurang mulus, aku kurang seksi sampe selalu ngerasa kamu tuh berubah mulai cuek gak gitu aaaaa mau pulangg kangen mama!"

Lyodra menjatuhkan pantatnya di sopa dan menangis. "Mama Kenzi gak sayang aku lagi Ma tolong. Dia selingkuh."

"Hei sayang." Kenziro mendekat, berjongkok di depannya dan menenangkan, membuai amarah dan sedihnya dikecup.

"Buang pikiran buruk kamu. Itu semua salah, gak semua apa yang kamu pikirkan bisa kamu cap itu benar." Kenziro menghapus air mata di pipinya sampai kering tanpa menyuruhnya berhenti menangis. "Aku selalu sayang sama kamu, nerima kamu apa adanya. Mau dada kamu gak ada, lempeng kayak jalanan, gapapa sayang. Aku gak masalah. Aku selalu sayang sama kamu, kadang emang capek mau sendiri dulu abis itu sama kamu lagi. Kamu juga gitukan? Aku gak masalah kamu bawel, kamu suka marah gak jelas, kamu pasti lagi bosen bingung mau ngobrol apa. Nah gitu dong ngomong, aku jadi gak bingung. Soal kamu gak mau jadi ibu, yaudah itu tubuh kamu. Aku gak akan maksa. Aku seneng kalau kita jadi orang tua apalagi kamu yang melahirkannya, tapi dilain sisi dari pada kamu kenapa-napa aku bakalan sedih banget sih."

Lyodra menarik ingusnya masuk lagi. "Bener ya? Awas berubah pikiran lagi. Jangan sampe nanti ada yang nanya terus kita kapan punya anak, eh kamu mulai kemakan omongannya dan maksa buat aku hamil. Aku gak mau dulu, walaupun aku suka bikinnya enak huhu."

Itu membuat Kenziro spontan tertawa. "Iya sayang ngerti, jadi orang tua itu tanggung jawabnya berat. Seumur hidup juga. Bukan sekedar merawat dan ngasih makan. Kita bertanggung jawab penuh atas pendidikannya dan hidupnya kan. Udah ya sayang, jangan sedih. Hormon kamu lagi gak stabil ini mah, mau datang bulan pastinya jadi sensitif. Istirahat ya abis ini, kamu pasti capek."

"Tapi kalau Tuhan kasih kita anak tanpa kita duga, gimana? Kamu bakalan terus sama aku kan? Gak bakalan ninggalin aku pas aku nanti gendut, jelek lagi."

Kenziro menggeleng. "Bagi aku kamu selalu cantik dan indah."

"Aku kan udah gituan sama kamu. Bawaannya takut hamil terus, padahal udah nikah juga. Itu wajar gak ya apa gejala penyakit tertentu gitu? Aku ke dokter aja kali ya."

Kenziro tertawa kecil. "Wajar sayang." Ia menyelipkan anak rambut ke sela telinga istrinya. "Ini kan masih awalan, wajar takut nanti juga engga. Eh tapi kayaknya bakalan was-was terus. Gimana ya kalau iya pulang honeymoon kamu isi?"

"Aaaa enggakkkkkk mauuu duluu, aku belum siappp, aku takutttttt gak bisaaaa. Tapi pengen." Lyodra tersenyum kecut. "Lucu kali ya nanti mirip siapa ya?"

"Kamu, soalnya kamu good looking."

Lyodra sedih sih kalau gini, keinget Kenziro suka jadi bahan ejekan. Karena di tuduh pelet dirinya, bahkan kasih mantra. Padahal semuanya murni atas dasar cinta. "Kamu aja, soalnya ganteng banget."

"Ah boong."

Lyodra menatap matanya, banyak rasa minder tang tertutup disana. Berusaha ditahan meskipun terus meronta minta di curahkan. "Liat aja nanti ya. Gen siapa yang sangat kuat. Aku atau kamu, apa kita haha. Ayo tempur lagi!" Ia menarik bahu Kenziro untuk tidur bersamanya.

"Nanti kalau kamu siap, kita punya sepuluh aja ya anaknya."

Episodes
1 Orang Miskin Baru
2 Sekali Seumur Hidup
3 Honeymoon
4 Masalah Hunian
5 Kesabaran Yang Dipaksa
6 Perjuangan Bersama
7 Si Cantik yang Cerdik
8 Lelah tak Berujung
9 Mencoba Saling Mengerti
10 Aura Seram
11 Perubahan Baru
12 Party Kiss
13 Wangi Lain
14 Kurang Menarik
15 Semenjak Itu
16 Hancur Perlahan
17 Kita Bikin Romantis
18 The Invitation
19 Tentang Aura
20 Dia Kembali
21 Teror Mencekam
22 Keinginan Besar
23 Kasus Tertunda
24 Maunya Apa?
25 Keluarga Penuh Intrik
26 Hubungan Macam Apa Ini
27 Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
28 Hancurnya Hati Seorang Ibu
29 Kamu & Kenangan
30 Bara Jiwa
31 Putus Asa
32 Malaikat Kecil
33 Rindu Dalam Hati
34 Kesempatan Kedua
35 Keangkuhan Cinta
36 Akrab
37 Tak Kuasa Menahan Haru
38 Mampukah Bertahan
39 Arti Menunggu
40 Tekanan Ego
41 Penyesalan Selalu Diakhir
42 Pasutri Absurd
43 Serumit Benang Kusut
44 Antara Mertua dan Menantu
45 Selamat Datang di Dunia
46 Bentuk Cinta Menurut Romeo
47 Situasi Memburuk
48 Hari Melelahkan
49 What Do You Love Me, Hubby?
50 Pertimbangan Keputusan
51 Boleh Gak Nikah Lagi
52 Tensi Cinta
53 Obrolan Manis
54 Rindu Membara
55 Langkah Rapuh
56 Tak Berpikir Panjang
57 Salah
58 Tapi Kenapa?
59 Masih Pantaskah Bersamanya?
60 I Want
61 Seberat Dunia
62 Tekad Yang Kuat
63 Pelukan Dingin
64 Semua Membingungkan
65 Membasuh
66 Akad
67 Terperangkap Kekosongan
68 Berdansalah, Hidup ini Sementara
69 Kamu Dimana?
70 Tidak Ada Gunanya
71 Make Me Cry
72 Makan Malam
73 Tidak Sesuai Harapan
74 Ogah-ogahan
75 Perang Bacotan
76 Salah Paham
77 Akhirnya Kembali
78 Aneh
79 Tahun Demi Tahun
80 Perempuan Yang Merindukan Ketenangan
81 Bicara Mendalam
82 Jalan Tengah
83 Terhempas Jauh
84 Lantas
85 Mau Kamu Selamanya
86 Lebih Baik Mencegah
87 Amnesia
88 Katakan Saja
89 Bertahan Lebih Lama
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Orang Miskin Baru
2
Sekali Seumur Hidup
3
Honeymoon
4
Masalah Hunian
5
Kesabaran Yang Dipaksa
6
Perjuangan Bersama
7
Si Cantik yang Cerdik
8
Lelah tak Berujung
9
Mencoba Saling Mengerti
10
Aura Seram
11
Perubahan Baru
12
Party Kiss
13
Wangi Lain
14
Kurang Menarik
15
Semenjak Itu
16
Hancur Perlahan
17
Kita Bikin Romantis
18
The Invitation
19
Tentang Aura
20
Dia Kembali
21
Teror Mencekam
22
Keinginan Besar
23
Kasus Tertunda
24
Maunya Apa?
25
Keluarga Penuh Intrik
26
Hubungan Macam Apa Ini
27
Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
28
Hancurnya Hati Seorang Ibu
29
Kamu & Kenangan
30
Bara Jiwa
31
Putus Asa
32
Malaikat Kecil
33
Rindu Dalam Hati
34
Kesempatan Kedua
35
Keangkuhan Cinta
36
Akrab
37
Tak Kuasa Menahan Haru
38
Mampukah Bertahan
39
Arti Menunggu
40
Tekanan Ego
41
Penyesalan Selalu Diakhir
42
Pasutri Absurd
43
Serumit Benang Kusut
44
Antara Mertua dan Menantu
45
Selamat Datang di Dunia
46
Bentuk Cinta Menurut Romeo
47
Situasi Memburuk
48
Hari Melelahkan
49
What Do You Love Me, Hubby?
50
Pertimbangan Keputusan
51
Boleh Gak Nikah Lagi
52
Tensi Cinta
53
Obrolan Manis
54
Rindu Membara
55
Langkah Rapuh
56
Tak Berpikir Panjang
57
Salah
58
Tapi Kenapa?
59
Masih Pantaskah Bersamanya?
60
I Want
61
Seberat Dunia
62
Tekad Yang Kuat
63
Pelukan Dingin
64
Semua Membingungkan
65
Membasuh
66
Akad
67
Terperangkap Kekosongan
68
Berdansalah, Hidup ini Sementara
69
Kamu Dimana?
70
Tidak Ada Gunanya
71
Make Me Cry
72
Makan Malam
73
Tidak Sesuai Harapan
74
Ogah-ogahan
75
Perang Bacotan
76
Salah Paham
77
Akhirnya Kembali
78
Aneh
79
Tahun Demi Tahun
80
Perempuan Yang Merindukan Ketenangan
81
Bicara Mendalam
82
Jalan Tengah
83
Terhempas Jauh
84
Lantas
85
Mau Kamu Selamanya
86
Lebih Baik Mencegah
87
Amnesia
88
Katakan Saja
89
Bertahan Lebih Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!