Honeymoon

Semua masalah duniawi pasangan muda itu tinggalkan, pergi berlibur ke luar negeri tanpa tahu dulu dompet mau krititing yang penting semua ego terpenuhi.

Beli banyak barang yang seharusnya tak perlu.

Beli makanan bukan karena lapar atau suka tapi cuman penasaran, icip sedikit dan tinggalkan.

Itulah yang Lyodra dan Kenziro lakukan. Padahal sebelum berangkat ke Thailand mereka sudah diwanti-wanti oleh ibunya Kenziro untuk tidak menghamburkan uang, karena cari uang susah, bikin badan pada encok, pegal linu dan butuh minyak urut tiap menit.

Ya cuman didengerin satu menit abis itu dilupain seumur hidup.

Selagi masih bisa di tarik saldonya, ya jangan khawatir itu duit apa. Gak peduli duit pahit atau bukan, yang penting itu saldo emang ada angkanya di rekening.

Abis puas menjajah restoran mewah di pusat kota Bangkok yang katanya paling mantap betul. Mereka kayak gak ada habisnya buat kulineran, mencoba banyak jajanan yang ada disana.

Sampai tak terasa sudah menghabiskan uang jutaan hanya untuk jajan sehari.

Cuman gemeteran dikit sih, abis itu Lyodra kayak enjoy lagi aja. Dia itu santai selagi usahanya berjalan. Beda cerita kalau udah mogok, gak ada pembeli baru pusing. Akhir-akhir ini sih toko bunga miliknya emang ramai diburu pembeli. Belum lagi usaha pajamas miliknya.

"Sayang, uang kamu aman kan aku pake terus? Soalnya uang aku sayang kalo dipake." Lyodra tersenyum lebar, sambil menjilat es cream coklat ditangannya dan berlari kecil mendahului Kenziro.

Kenziro sebenarnya tak masalah, kayak yaudahlah yang penting seneng, kalau ada mah gak akan pelit. Cuman nih masalahnya ya, dia udah jeblok banyak banget. "Tapi beb, kalo uang abis limit boleh pake uang kamu?"

Langkahnya terhenti, tubuhnya yang semula membungkuk dan wajahnya sumringah berubah datar dan matanya kosong. "Itu artinya kamu bakalan jadi pengangguran?"

"Ih kata siapa? Engga." Kenziro menggeleng. "Aku cuman nanya. NANYA! Emang harus saling kan. Tapi yang aku pikirin tuh, kalau aku gak ada pemasukan. Belum kerja misalkan, boleh pake uang kamu dulu?"

"Gak boleh. Uang kamu milik kita, uang aku milik aku."

Oh gusti! Itu bukan jawaban yang Kenziro dambakan, sampai wajah berserinya berubah mendung seperti akan hujan badai dan berjingkrak kesal meninggalkan Lyodra sendirian karena merasa semua beban jadi berpindah ke tangannya.

"Lho kok aku ditingal? Hei!" Lyodra melambaikan tangan berusaha mengejar. "Kentut tungguin heh!"

"Masak aku. Nyuci juga aku. Ngelonin kamu juga aku. Terus kamu mau ngapain aja selain shopping?"

Lyodra mendengkus kesal. "Jadi mulai itungan lagi? Ini belum ada sebulan lho kita nikah, masa masalah gituan aja di ribetin. Kan ada ART, aku mampu bayar kok. Kita kesini cuman buat honeymoon main bukan kayak gini!"

"Tapi masalahnya, kamu kalau diposisi aku gimana sebel gak?"

"Oh aku tau. Jadi kamu maunya aku bilang 'boleh sayang' gitu iya?" Lyodra mulai membentak. "Harusnya kamu mikir, dari kapan sih aku itungan? Kamu jadi sensian overthinking gitu ih jelek. Biasanya juga engga, kamu suka pake uang aku, aku juga suka pake uang kamu. Ada apa sih? Cerita coba, kamu ngajak ribut terus pantesan. Malu tau."

Kenziro menggeleng lelah. "Bukan gitu, Liur. Astaga bukan."

"Kamu capek nih pasti, ada masalah kalau begini. Udahlah kita istirahat aja, dari pada kamu sakit."

Ya awalnya kesel sih, tiap nanya dia selalu gak sesuai ekspektasi jawabannya. Coba kalau Kenziro yang jawab pertanyaan absurd Lyodra pasti langsung ngambek, jutek.

Sebenarnya mereka sama persis. Sering ribut kayak anak kecil gak lama akur lagi. Kalau deket ngeselin kalau jauh kangen.

Melihat mata Lyodra mulai berkaca-kaca karena merasa bersalah. Padahal niatnya cuman bercanda, jadi kasihan juga sih.

Melihat butiran bening mulai menetes, membuat wajah cerah itu jadi suram seperti masa depan. Akhirnya Kenziro pun melunak hatinya dan mau untuk mendekat, menghapus air matanya dan mengakui kesalahan.

"Sayang, maaf."

"Kamu kenapa sih? Di ajak bercanda malah serius. Di ajak serius suka bercanda. Kita itu udah lama tau sayang. Bukan sebulan dua bulan kenalnya. Udah sebelas tahun kita pacaran, aku pikir kamu udah cukup dewasa buat saling mengerti. Ada waktunya mana yang bisa kita ketawain mana yang diseriusin. Mana mungkin aku tega sih liat suami tersayang aku ini melarat, engga lah, masa dompet akh setebal buku sains tapi dompet suami aku kering kerontang," ucapnya dengan suara bergetar.

Lyodra itu cengeng, gampang menangis tapi juga tertawa tapi dia sehat cuman rada gila sedikit. Tapi anehnya Kenziro makin cinta.

"Kalau ada apa-apa cerita jangan dipendem terus bikin orang lain bingung dan harus ngerti tanpa diceritain. Aku bukan peramal tarot lho yang bisa meramal isi pikiran kamu tanpa bicara."

Kenziro mengusap-usap kepalanya.

"Cungur," umpat Kenziro didalam hati. "Ngomong doang bisa gitu, buktinya pret."

"Ih kok pret? Jangan pret-pret dulu dong, iya kan aku bener."

Kenziro masih enggan melihat Lyodra.

"Ih sayang! Liat aku. Kamu liatin siapa sih? Ada cewek yang lebih cantik dari aku?" Lyodra melihat ke atas, bibir kecilnya mengerucut lucu dan menarik pipi suaminya untuk kepalanya tertunduk. "Lihat aku, aku masih cantikkan dimata kamu?"

Kenziro menatap wajahnya begitu dalam. Dari iris matanya, bentuk kelopaknya, alisnya, dahinya, hidung hingga ke pipi. Dia begitu sempurna. Dimatanya, Lyodra begitu indah. Bisa-bisanya dulu ia mengatakan dia jelek hanya karena gengsi bilang dia sebenarnya cantik banget.

Seandainya saja Lyodra gak dateng mencintainya, ia yakin sekarang masih jadi jomblo karatan entah lumutan atau sudah lapuk dimakan usia. Tapi gak yakin juga sih bakalan jomblo mulu, paling udah punya mantan pacar tujuh, matan HTS an sepuluh, mantan gebetan seratus mantan cemceman gak keitung dah.

Bagi Kenziro, semua menyangkut Lyodra adalah candu. Meksipun kadang dunia sebercanda itu. Dia perempuan yang sangat lucu, orang bilang sih mereka gak cocok karena Kenziro terlalu tinggi dan cukup sipit. Pokoknya dari visual kurang deh buat bersanding sama Lyodra yang nyaris sempurna. Udah cantik, baik, lucu, gemesin, pinter, baik banget pake banget, cerdas, berprestasi hidupnya terjamin sejak kecil, masa depannya udah di siapin.

Makanya itulah alasan kenapa mereka pacaran lama banget.

Emang disuruh selesain kuliah dulu. Jangan dulu menikah. Kerja dulu, cari pengalaman yang banyak, seneng-seneng dulu meksipun seneng-seneng itu gak ada ujungnya.

Terus coba berbisnis, kenalin diri sendiri lebih baik dulu. Jangan buru-buru mau berumah tangga karena cinta tak selamanya indah dan cukup.

Itu yang ribet orang tuanya Lyodra ya. Yang memang dia anak semata wayangnya, dijaga dengan baik, dikasihi, dicintai dan di rawat sepenuh hati sebisa mungkin mereka pastikan dia tidak kekurangan apapun selama hidupnya. Bebas memilih siapapun pasangannya asalkan membawanya ke jalan positif.

Awalnya memang Kenziro ditolak, karena mereka berpikir dia cuman remaja urakan, gak punya masa depan, gak punya tujuan hidup. Kerjaan ya bolos sekolah, soalnya seketat itu orang tua Lyodra sampe suka nanyain dia lagi deket sama siapa. Abis tahu namanya, ditanyain ke pihak sekolah baru dicari bibit bebet bobotnya.

Agak ribet emang, cuman mereka baik banget. Orang tuanya gak pelit kalau udah sayang, sampe mau biayain sekolah temennya Lyodra pas tau temennya itu baik dan nemenin ke jalan yang lebih baik, membawa ke hal positif.

Tapi gimana ceritanya di kutukupret Kenziro bisa di ACC keluarganya? Simple, mau ngadu ayam sama papanya Kenziro dan orangnya asik diajak ngobrol.

Eh tapi bukan ngobrol biasa. Tapi pake bahasa bisnis sambil main catur dan mengalahkan papanya Lyodra untuk pertama kalinya. Akhirnya boleh deh main ke rumah, asalkan jangan kelewat batas. Mereka sering sih disuruh putus aja karena gak jelas, pacaran tapi kek bukan pacaran. Giliran udah sering berduaan dituduh aneh-aneh padahal Kenziro sebisa mungkin menjaga, melindungi dan menyayangi Lyodra.

Cuman sering berantem gak jelas abis itu diem-dieman eh kangen lagi. Tapi gengsi ngomongnya.

Kan gengsi gak di bawa mati ya, yaudahlah terobos ajalan, Lyodra nyosor cium bibir Kenziro karena dari tadi gak berhenti natap dia pake  tatapan yang sulit di artikan kayak lagi kaget, antara gak percaya sama bingung gitu lihat tagihan bulan ini membeludak.

"Abisnya kamu bengong terus. Kenapa sih? Kamu selingkuh ya. Makanya melamun, soalnya lagi mikirin gimana kalau ketauan, iya?"

Kenziro tersadar. "Salah sayang. Gak gitu, aku cuman lagi flashback pas aku deketin kamu. Apel ke rumah bawa cake tapi ternyata kreseknya bolong dan cake nya gak tau jatuh dimana haha. Lucu ya kalo di inget tuh."

"Haha iya ya, terus kamu di tuduh boongin mama aku," jawab Lyodra sambil berjalan disamping suaminya dan mengandeng tangannya.

Itulah mereka, yang kalau ribut gak pernah seserius itu. Pasti gak lama akur lagi, tapi cukup sering mempermasalahkan hal kecil. Tapi justru dari situlah, hubungan mereka bisa berjalan, tidak membosankan meskipun kadang rasanya capek, bosen tapi bukan orangnya yang diganti, justru suasananya dan obrolannya.

Episodes
1 Orang Miskin Baru
2 Sekali Seumur Hidup
3 Honeymoon
4 Masalah Hunian
5 Kesabaran Yang Dipaksa
6 Perjuangan Bersama
7 Si Cantik yang Cerdik
8 Lelah tak Berujung
9 Mencoba Saling Mengerti
10 Aura Seram
11 Perubahan Baru
12 Party Kiss
13 Wangi Lain
14 Kurang Menarik
15 Semenjak Itu
16 Hancur Perlahan
17 Kita Bikin Romantis
18 The Invitation
19 Tentang Aura
20 Dia Kembali
21 Teror Mencekam
22 Keinginan Besar
23 Kasus Tertunda
24 Maunya Apa?
25 Keluarga Penuh Intrik
26 Hubungan Macam Apa Ini
27 Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
28 Hancurnya Hati Seorang Ibu
29 Kamu & Kenangan
30 Bara Jiwa
31 Putus Asa
32 Malaikat Kecil
33 Rindu Dalam Hati
34 Kesempatan Kedua
35 Keangkuhan Cinta
36 Akrab
37 Tak Kuasa Menahan Haru
38 Mampukah Bertahan
39 Arti Menunggu
40 Tekanan Ego
41 Penyesalan Selalu Diakhir
42 Pasutri Absurd
43 Serumit Benang Kusut
44 Antara Mertua dan Menantu
45 Selamat Datang di Dunia
46 Bentuk Cinta Menurut Romeo
47 Situasi Memburuk
48 Hari Melelahkan
49 What Do You Love Me, Hubby?
50 Pertimbangan Keputusan
51 Boleh Gak Nikah Lagi
52 Tensi Cinta
53 Obrolan Manis
54 Rindu Membara
55 Langkah Rapuh
56 Tak Berpikir Panjang
57 Salah
58 Tapi Kenapa?
59 Masih Pantaskah Bersamanya?
60 I Want
61 Seberat Dunia
62 Tekad Yang Kuat
63 Pelukan Dingin
64 Semua Membingungkan
65 Membasuh
66 Akad
67 Terperangkap Kekosongan
68 Berdansalah, Hidup ini Sementara
69 Kamu Dimana?
70 Tidak Ada Gunanya
71 Make Me Cry
72 Makan Malam
73 Tidak Sesuai Harapan
74 Ogah-ogahan
75 Perang Bacotan
76 Salah Paham
77 Akhirnya Kembali
78 Aneh
79 Tahun Demi Tahun
80 Perempuan Yang Merindukan Ketenangan
81 Bicara Mendalam
82 Jalan Tengah
83 Terhempas Jauh
84 Lantas
85 Mau Kamu Selamanya
86 Lebih Baik Mencegah
87 Amnesia
88 Katakan Saja
89 Bertahan Lebih Lama
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Orang Miskin Baru
2
Sekali Seumur Hidup
3
Honeymoon
4
Masalah Hunian
5
Kesabaran Yang Dipaksa
6
Perjuangan Bersama
7
Si Cantik yang Cerdik
8
Lelah tak Berujung
9
Mencoba Saling Mengerti
10
Aura Seram
11
Perubahan Baru
12
Party Kiss
13
Wangi Lain
14
Kurang Menarik
15
Semenjak Itu
16
Hancur Perlahan
17
Kita Bikin Romantis
18
The Invitation
19
Tentang Aura
20
Dia Kembali
21
Teror Mencekam
22
Keinginan Besar
23
Kasus Tertunda
24
Maunya Apa?
25
Keluarga Penuh Intrik
26
Hubungan Macam Apa Ini
27
Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
28
Hancurnya Hati Seorang Ibu
29
Kamu & Kenangan
30
Bara Jiwa
31
Putus Asa
32
Malaikat Kecil
33
Rindu Dalam Hati
34
Kesempatan Kedua
35
Keangkuhan Cinta
36
Akrab
37
Tak Kuasa Menahan Haru
38
Mampukah Bertahan
39
Arti Menunggu
40
Tekanan Ego
41
Penyesalan Selalu Diakhir
42
Pasutri Absurd
43
Serumit Benang Kusut
44
Antara Mertua dan Menantu
45
Selamat Datang di Dunia
46
Bentuk Cinta Menurut Romeo
47
Situasi Memburuk
48
Hari Melelahkan
49
What Do You Love Me, Hubby?
50
Pertimbangan Keputusan
51
Boleh Gak Nikah Lagi
52
Tensi Cinta
53
Obrolan Manis
54
Rindu Membara
55
Langkah Rapuh
56
Tak Berpikir Panjang
57
Salah
58
Tapi Kenapa?
59
Masih Pantaskah Bersamanya?
60
I Want
61
Seberat Dunia
62
Tekad Yang Kuat
63
Pelukan Dingin
64
Semua Membingungkan
65
Membasuh
66
Akad
67
Terperangkap Kekosongan
68
Berdansalah, Hidup ini Sementara
69
Kamu Dimana?
70
Tidak Ada Gunanya
71
Make Me Cry
72
Makan Malam
73
Tidak Sesuai Harapan
74
Ogah-ogahan
75
Perang Bacotan
76
Salah Paham
77
Akhirnya Kembali
78
Aneh
79
Tahun Demi Tahun
80
Perempuan Yang Merindukan Ketenangan
81
Bicara Mendalam
82
Jalan Tengah
83
Terhempas Jauh
84
Lantas
85
Mau Kamu Selamanya
86
Lebih Baik Mencegah
87
Amnesia
88
Katakan Saja
89
Bertahan Lebih Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!