Rencana

"Bang Akbar?" Baru saja hendak bicara, penghuni kamar tersebut dikejutkan oleh kedatangan pemuda yang wajahnya mirip dengan salah satu penghuninya

Rayn mendengus, kedatangan saudara kembarnya terasa mengganggu. Ya, keduanya memang memiliki karakter yang jauh berbeda dan Rayn sedikit tidak suka jika urusannya dicampuri oleh saudara kembarnya ini

"Lo ngapain kesini? Balik sana!" Usirnya

"Ada apa bang Akbar kesini?" Lihatlah bagaimana dirinya membuat Rayn kesal, merasa diabaikan tentu membuat siapa saja kesal

"Lo juga duduk! Abang ada sesuatu yang mau diomongin!" Dengan santainya Ryan duduk disamping saudara kembarnya dan bersandar pada headboard guna menyimak apa yang akan kakak laki-laki mereka ini sampaikan

"Ada apa bang? Lo keliatan cemas!" Tebak Ryan

"Gue rasa, Arga bukan suami yang baik buat Zalika" Akbar mulai bicara

"Maksud Lo apa bang?" Tanya Rayn tidak mengerti

"Gue sempet ketemu dia di club saat malam pertama pernikahan dia sama Zalika. Setelah gue tanya, dia bilang lagi ngerayain ulang tahun temen nya!" Jawab Akbar

"Apa salahnya, dia cuma ngerayain ulang tahun temen kan?"

"Dasar bego!" Rayn mengumpat saat saudara kembarnya menyebutnya seperti itu "nggak ada suami yang ninggalin istrinya di malam pernikahan, Rayn"

"Ryan bener, terus paginya saat gue kerumah Zalika. Dia keliatan nggak baik-baik aja, ditambah ada luka dileher dan lebam di wajahnya!" Jelas Akbar

"Bangs__!" Umpat Rayn "Kita sikat sekarang aja!"

"Jangan gegabah Rayn, kita akan kerumahnya tapi dengan rencana. Jangan sampai masalah ini jadi Boomerang untuk kita!" Kata Akbar

"Tapi kak Zal. Gue nggak bisa diem aja saat tau kakak gue disakitin, bang" ucap Rayn. Kilat diwajahnya jelas menunjukkan kemarahan

"Gue ngerti, tapi ini masih kecurigaan gue aja. Makanya gue minta tolong sama kalian buat kita buktiin ini sama-sama" Ujar Akbar

"Terus kapan kita kesana bang?" Tanya Ryan

"Lusa"

"Itu kelamaan bang, kalau sampai kak Zal kenapa-napa gimana?"

"Kita mau nangkep basah Ray, kalau besok kemungkinan kak Arga lagi dikantor dan kak Zal pasti nggak ngaku" Ucap Ryan

"Ya kita bisa dateng sama ayah, kak Zal pasti nggak akan bisa bohong sama ayah!" Rayn memberi usul

"Ayah sama mama nggak boleh tau dulu masalah ini, biar kita dapet bukti dulu" ujar Akbar yang tentu saja membuat Rayn bingung

"Kenapa gitu?"

"Ini kan masih kecurigaan bang Akbar doang, bisa aja salah. Kalau ayah sampai terlibat, jelas kita bakal dapat masalah. Lo mau dikurung nya lebih lama!" Keduanya memang memiliki sifat yang jauh berbeda

Jika Ryan lebih tenang dan mampu berpikir jernih, maka berbeda dengan Rayn yang lebih mengutamakan emosinya, persis seperti sang ayah

"Oke, kalau gitu kita kesana pas weekend" Ucap Rayn pada akhirnya

"Oke! Tugas Lo, cari alasan yang paling masuk akal buat ngeyakinin ayah sama mama biar mereka nggak curiga!" Titahnya pada Rayn

"Dan Ryan, tugas Lo buat bikin ayah sama mama percaya sama alasannya Rayn"

"Siap bang" jawab keduanya bersamaan

Dikediamannya Zalika tengah meringkuk di atas tempat tidur, kasur yang empuk nyatanya tak bisa membuatnya tidur dengan nyenyak

Selama ini ia hanya ingin mendapatkan suami yang memperlakukan dirinya persis seperti yang dilakukan sang ayah pada mamanya

Namun nasib sial membawanya pada pria seperti Arga, bahkan ia merasa takut jika mendengar deru mesin mobil milik suaminya sendiri

"Ayah.." lirihnya, sudah dua hari ini ia tidak saling memberi kabar dengan keluarganya. Setelah pembicaraannya kemarin bersama Tari, Arga menyita ponsel miliknya dengan alasan takut jika wanitanya itu mengadu

"Kapan ayah akan jemput Zalika? Zalika takut disini! Zalika cuma mau sama ayah!" Tangis pilunya mengisi setiap sudut kamar, menggambarkan luka yang begitu pedihnya

***

Pagi ini sesuai rencana, Akbar datang pagi-pagi sekali untuk menjemput dua anak kembar itu

Setelah pelayan membukakan pintu, pria tampan itu melangkah dan berpapasan dengan seorang wanita cantik dengan senyum manisnya

"Akbar?"

"Mama" Akbar mendekat, lalu mencium punggung tangan wanita yang sudah ia anggap ibu tersebut

"Kita sarapan dulu!" Ajak Tari

"Bang.." dari lantai atas dua pemuda dengan wajah yang sama namun sifat yang jauh berbeda tengah berjalan beriringan

"Kalian mau pergi?" Tanya Tari melihat ketiga putranya secara bergantian

"Iya" jawab ketiganya

"Mau kemana lagi kamu, Rayn? kamu kan lagi dihukum sama ayah" Zayyan datang dan berdiri disamping istrinya

"Kita mau nge-gym!" Rayn dengan sejuta alasannya

"Nge-gym? Kok tumben?" Tanya Zayyan penuh selidik

"Iya, tanya aja sama Ryan kalau nggak percaya!" Ryan hanya bisa mengumpat dalam hati saat saudara kembarnya itu membuatnya mendapat tatapan penuh kecurigaan dari sang ayah

"Bener gitu, Ryan?"

"I-iya yah, bang Akbar nga-ngajakin kita nge-gym!" Seseorang yang tidak pernah berbohong memang tidak akan pernah bisa, lihatlah bagaimana wajah gugup Ryan saat ini

"Lo jangan gugup, kutu buku!" Bisik Rayn pada saudara kembarnya

"Berisik Lo!"

"Udalah mas, itu bagus kan! Lagian mereka perginya sama Akbar" Tiga pria itu terlihat menghela napas lega saat Tari bicara

"Iya, yah. Ini juga bagus supaya mereka nggak sering-sering berantem" Akbar ikut menimpali

"Bang Akbar bener, sekarang aja kita ngerasa nya udah akrab, iya kan Ryan!" Rayn merangkul pundak saudara kembarnya lalu keduanya tersenyum, tentu saja senyuman itu terpaksa

"Ya udah, kalian berangkat sana!" Ucap Zayyan pada akhirnya

"Kalian nggak mau sarapan dulu?"

"Nggak perlu mah, kita buru-buru soalnya" jawab Akbar

Ketiganya berpamitan, setelah itu mencium punggung tangan pasangan suami istri itu secara bergantian

"Udahlah, mending kita sarapan berdua aja!" Zayyan memeluk pinggang istri tercintanya itu

"Berasa sepi kalau sarapan nggak bareng anak-anak!"

"Kamu mau kita sarapan di taman belakang? Biar lebih romantis" Zayyan menawarkan, tak tega rasanya melihat raut wajah sedih wanita itu

"Kamu serius?" Zayyan mengangguk "Kalau gitu aku suruh pelayan buat siapin semua nya"

Jika kedua orang tuanya tengah melakukan sarapan pagi dengan romantis, berbeda dengan putri kesayangan mereka yang saat ini tengah meraung memohon ampun

"Berani sekali kamu melakukan itu, Zalika!" Pukulan demi pukulan Arga berikan pada tubuh mungil itu, bahkan ditangannya tengah menggenggam sebuah tongkat baseball

"Ampuni aku mas, aku janji nggak akan ngelakuin itu lagi" Zalika bersimpuh, tangannya gemetar memegang kaki suaminya

Arga merendahkan tubuhnya, dengan sebelah tangannya pria itu mencengkram kuat kedua pipi sang istri

"Harusnya kamu memikirkan akibatnya sebelum berusaha untuk melarikan diri, kelinci kecil yang manis" dengan sangat kasar Arga menghempas wajah cantik itu lalu mendaratkan satu tamparan keras hingga membuat sudut bibir Zalika sobek dan cairan merah segar keluar dari sana

Terpopuler

Comments

Oma Gavin

Oma Gavin

waduh kasian sekali zalika ayolah akbar segera datang dan menangkap basah kdrt nya dan penjarakan arga sebelum terlambat jgn sampai nunggu zalika koma baru kalian bertindak

2025-08-18

1

ALRININGSIH ALRININGSIH

ALRININGSIH ALRININGSIH

maunya apa Arga ini

2025-08-28

1

ALRININGSIH ALRININGSIH

ALRININGSIH ALRININGSIH

suami kejam

2025-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Pernikahan
2 Kecurigaan
3 Ancaman
4 Akan Pindah
5 Rencana
6 Penyelamatan
7 Kondisi Zalika
8 Dendam
9 Trauma
10 Saling Menguatkan
11 Ingin Berpisah
12 Pulang
13 Tugas Dari Zayyan
14 Hati Rayn
15 Kemping
16 Melanjutkan Hidup
17 Sekretaris
18 Makan Siang
19 Cemburu
20 Mobil Baru
21 Leon
22 Rayuan Leon
23 Ketakutan
24 Cemas
25 Salah Paham
26 Hadiah Kecil
27 Lukisan
28 Kenyataan
29 Pengganggu
30 Tuduhan
31 Terungkap
32 Hukuman
33 Kesepakatan
34 Pesta Pertunangan
35 Dansa
36 Cinta Jefry
37 Meminta Penjelasan
38 Curiga
39 Ajakan Leon
40 Night Club
41 Amarah Jefry
42 Demam
43 Sesi Curhat
44 Menjelaskan
45 Bukit Tentang Leona
46 Amarah Astrid
47 Kecewanya Tari
48 Mengundurkan Diri
49 Calon Istri?
50 Merestui
51 Tertangkap
52 Rencana Zalika
53 Melamar
54 Bertemu Arga
55 Penyesalan
56 Sah
57 Mogok
58 Ketiduran
59 Mertua dan Menantu
60 Antar Jemput
61 Jatuh Cinta?
62 Weekend
63 Bertemu Calon Mertua
64 Cincin
65 Jalan-jalan
66 Salah Paham
67 Siasat
68 Liburan
69 Keluarga Gavin
70 Pasien
71 Kembali Bersama
72 Pulang
73 Ngambek
74 Kepergok adik ipar
75 Patah Hati Again
76 Milly
77 Belanja
78 Berubah
79 Kabar Bahagia
80 Hari Bahagia
81 Malam Kelam
82 Bertanggung Jawab
83 Rutinitas Pengantin Baru
84 Melamar
85 Sah
86 Kecewa
87 Saling Menerima
88 Hamil?
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Malam Pernikahan
2
Kecurigaan
3
Ancaman
4
Akan Pindah
5
Rencana
6
Penyelamatan
7
Kondisi Zalika
8
Dendam
9
Trauma
10
Saling Menguatkan
11
Ingin Berpisah
12
Pulang
13
Tugas Dari Zayyan
14
Hati Rayn
15
Kemping
16
Melanjutkan Hidup
17
Sekretaris
18
Makan Siang
19
Cemburu
20
Mobil Baru
21
Leon
22
Rayuan Leon
23
Ketakutan
24
Cemas
25
Salah Paham
26
Hadiah Kecil
27
Lukisan
28
Kenyataan
29
Pengganggu
30
Tuduhan
31
Terungkap
32
Hukuman
33
Kesepakatan
34
Pesta Pertunangan
35
Dansa
36
Cinta Jefry
37
Meminta Penjelasan
38
Curiga
39
Ajakan Leon
40
Night Club
41
Amarah Jefry
42
Demam
43
Sesi Curhat
44
Menjelaskan
45
Bukit Tentang Leona
46
Amarah Astrid
47
Kecewanya Tari
48
Mengundurkan Diri
49
Calon Istri?
50
Merestui
51
Tertangkap
52
Rencana Zalika
53
Melamar
54
Bertemu Arga
55
Penyesalan
56
Sah
57
Mogok
58
Ketiduran
59
Mertua dan Menantu
60
Antar Jemput
61
Jatuh Cinta?
62
Weekend
63
Bertemu Calon Mertua
64
Cincin
65
Jalan-jalan
66
Salah Paham
67
Siasat
68
Liburan
69
Keluarga Gavin
70
Pasien
71
Kembali Bersama
72
Pulang
73
Ngambek
74
Kepergok adik ipar
75
Patah Hati Again
76
Milly
77
Belanja
78
Berubah
79
Kabar Bahagia
80
Hari Bahagia
81
Malam Kelam
82
Bertanggung Jawab
83
Rutinitas Pengantin Baru
84
Melamar
85
Sah
86
Kecewa
87
Saling Menerima
88
Hamil?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!