Akan Pindah

Dering telepon membuat gadis itu tersadar dari lamunannya, nama sang mama terpampang di layar

"Halo mah" sapa Zalika, dirinya dengan susah payah menahan suaranya agar tidak terdengar sedih

"Kamu kenapa, sayang? Kamu nangis?" Zalika yang masih berusaha agar sang mama tidak curiga dan banyak bertanya

"Enggak kok mah, Zalika cuma kangen aja sama kalian" bohongnya

"Mama juga kangen banget sama kamu, sayang. Padahal kita pisahnya baru beberapa hari" Tari tertawa saat mengatakan nya  "Arga baik kan sama kamu?"

Zalika diam untuk beberapa saat, selama ini dirinya tidak pernah berbohong pada kedua orang tuanya. Tapi untuk masalah ini dirinya juga tidak ingin membuat keselamatan keluarganya terancam

"Mas Arga baik kok, Zalika merasa dia seperti ayah!" Berbohong untuk kebaikan rasanya tidak masalah, begitu pikir Zalika

"Syukurlah, mama seneng dengernya!"

Obrolan keduanya berlangsung cukup lama, pedih di hati Zalika sedikit terobati dengan suara lembut sang mama

***

Malam harinya, Arga kembali ke rumah. Rasa takut kembali menghampiri Zalika kala sang suami kini berada dihadapannya

"Aku sudah siapkan air hangat untuk kamu mandi!" Ucapnya dengan rasa takut

"Hmm" Arga melengos, meraih handuk lalu melangkah menuju kamar mandi

Entah Zalika harus bersyukur atau bagaimana, suaminya tak berlaku kasar bahkan tidak ada makian yang ia terima malam ini

Tak lama, Arga keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga menuju meja makan dimana Zalika berada. Gadis cantik itu dapat melihat jika suaminya terlihat lebih segar dengan rambut yang tidak sepenuhnya kering

Hening, tak ada suara atau pembicaraan apapun diantara sepasang suami istri itu. Baik Arga maupun Zalika memilih untuk diam sembari menikmati menu makan malam mereka

"Kita akan pindah dari sini!" Suara Arga memecah keheningan

"Kemana?" Zalika mencoba bertanya, entah akan dijawab atau tidak

"Aku dapat promosi untuk kenaikan jabatan!" Jawab Arga

"Itu bagus" kata Zalika "Tapi, kita akan pindah kemana?"

"Makassar"

"A-apa?" Zalika tak dapat berpikir dengan baik, jika dirinya tinggal jauh dari keluarga lalu bagaimana nasibnya kelak

Andai Arga pria yang baik, mungkin dirinya tidak akan setakut ini. Tapi ini Arga, pria iblis yang bisa kapan saja membunuhnya

Apa hidupnya memang akan berakhir tragis? Hidup jauh dari keluarga, lalu berakhir ditangan suaminya sendiri

"Kamu ingin menolak?" Tanya Arga

Zalika memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap wajah pria yang pernah ia cintai itu. Ya, sejak Arga melukainya hari itu, sejak saat itu juga cintanya berubah menjadi ketakutan

"Apa boleh aku menolak?"

Arga menarik sudut bibirnya "Tentu saja tidak"

Ingin rasanya mengguyur wajah menyebalkan itu dengan semangkuk sup panas didepannya ini

"Aku akan ikut kemanapun kamu pergi!" Ucapnya lalu menunduk, tak ada yang bisa dilakukan. Lari pun rasanya sulit, dirinya hanya takut jika ancaman yang diberikan suaminya benar akan terjadi

"Bagus! Aku memang tidak salah pilih istri!" Entah kenapa pujian itu tidak terdengar manis ditelinga Zalika sekalipun itu dari suaminya sendiri

"Kapan kita berangkat?"

"Senin"

"Tapi aku ingin pamit dengan ayah sama mama dulu!" Zalika terkejut saat tiba-tiba suaminya melepas sendok serta garpu yang berada ditangannya menimbulkan suara yang begitu nyaring

"Kamu bercanda? Kalau kamu ketemu sama kedua orang tuamu dalam keadaan seperti ini apa mereka akan setuju?" Kata Arga

"Aku yakin, Zayyan akan tau apa yang telah aku lakukan pada kamu!"

"Tapi aku.."

"Berhenti membantah, Zalika! Atau kamu akan terima akibatnya!"

Zalika diam, tak ingin membuat pria iblis ini marah dan membuatnya berakhir di kamar mandi

"Maaf"

"Kamu harus belajar menjadi istri yang penurut, sayang!" Suara lembut itu terdengar lagi

"Oh iya, malam ini aku ingin bersama teman-temanku. Jangan menunggu karena aku mungkin tidak pulang, aku ingin menghabiskan waktu bersama mereka sebelum keberangkatan!"

"Ya, baiklah!" Memangnya apa yang bisa dilakukan selain mengizinkan, mungkin akan lebih baik jika pria didepannya ini tidak pernah pulang lagi. pikir Zalika

***

"Tuan Akbar!" Seorang pelayan wanita membuka pintu saat seorang pria tengah bertamu

"Apa Rayn ada dirumah?" Tanyanya

"Iya, tuan muda Rayn sepertinya tengah berada di kamarnya!"

"Baiklah, terima kasih!" Akbar melangkah masuk, di ruang keluarga terlihat Zayyan dan Tari yang tengah menikmati kebersamaan dengan menonton televisi

"Loh Akbar?"

"Mah" Pria tampan nan gagah itu menghampiri Tari lalu mencium punggung tangan wanita itu, setelah itu dirinya beralih pada Zayyan yang duduk disebelahnya

"Ada perlu apa? Tumben kamu malam-malam gini datang?" Tanya Tari

"Oh ini, aku mau ketemu Rayn. Dia ada di rumah kan?"

"Rayn? Ada sih, tapi nggak biasanya kamu nyari Rayn"

"Oh itu, aku mau nanya sesuatu sama anak bandel itu" Ucapnya sedikit bercanda

"Dia ada di kamarnya, ayah nggak ngizinin dia kemana-mana" jawab Zayyan

"Emang ada masalah apa lagi sama anak itu?"

"Ya seperti biasa, ayah bahkan dapat surat peringatan dari sekolah" Akbar sampai geleng-geleng kepala mendengar tingkah salah satu putra Zayyan itu

"Ya udah kalau gitu Akbar ke atas dulu" pria itu mengayunkan langkahnya menuju kamar pemuda yang terkenal bandel itu

Pintu diketuk beberapa kali, namun tak ada sahutan dari si pemilik kamar membuat Akbar membuka pintu tersebut perlahan karena memang tak dikunci

Pria itu hanya bisa menghela napasnya saja saat ternyata pemilik kamar tengah melakukan panggilan video dengan seseorang. Dapat ia lihat dari layar ponsel terpampang jelas wajah seorang gadis cantik yang mungkin seusia Rayn dan sepertinya memang kekasihnya

"Apa-apaan Lo bangs.." Rayn mengumpat karena ponselnya direbut secara tiba-tiba oleh seseorang

"Apa?" Akbar menatapnya tajam, membuat nyali pemuda itu menciut bahkan dirinya tersenyum dengan menampilkan deretan giginya yang putih

"Bang Akbar? Ada apa Abang kesini?" Rayn harus pasrah saat panggilan video bersama sang kekasih harus berakhir ditangan kakak laki-lakinya ini

Bagi mereka Akbar sama dengan Zalika, mereka memang tampak seperti empat bersaudara karena kedekatannya walaupun berbeda orang tua

"Kenapa? Abang nggak boleh kesini?" Akbar lalu menjatuhkan bobotnya di ujung tempat tidur dihadapan Rayn sementara pemuda itu bersandar pada headboard

"Oh iya, telepon nya nggak pa-pa kan kalau putus? Cewek Lo nggak akan marah kan?" Tanya Akbar tak enak hati

"Nggak masalah bang, kalau dia marah ya tinggal cari yang baru aja!" Ucapnya dengan sombong

"Itu bagus!"

"Katakan! Abang ada perlu apa kesini? Biasanya kan bang Akbar ketemunya sama Ryan?" Tanya pemuda itu, sepertinya memang ini sangat membuatnya curiga

"Oke, sekarang kita ngobrolnya lebih serius!"

"Lo nakutin gue, bang!" Rayn mengubah raut wajahnya menjadi lebih serius

"Bang Akbar?"

Terpopuler

Comments

ALRININGSIH ALRININGSIH

ALRININGSIH ALRININGSIH

adakah masalah Akbar yg berhub dg Zalika

2025-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Pernikahan
2 Kecurigaan
3 Ancaman
4 Akan Pindah
5 Rencana
6 Penyelamatan
7 Kondisi Zalika
8 Dendam
9 Trauma
10 Saling Menguatkan
11 Ingin Berpisah
12 Pulang
13 Tugas Dari Zayyan
14 Hati Rayn
15 Kemping
16 Melanjutkan Hidup
17 Sekretaris
18 Makan Siang
19 Cemburu
20 Mobil Baru
21 Leon
22 Rayuan Leon
23 Ketakutan
24 Cemas
25 Salah Paham
26 Hadiah Kecil
27 Lukisan
28 Kenyataan
29 Pengganggu
30 Tuduhan
31 Terungkap
32 Hukuman
33 Kesepakatan
34 Pesta Pertunangan
35 Dansa
36 Cinta Jefry
37 Meminta Penjelasan
38 Curiga
39 Ajakan Leon
40 Night Club
41 Amarah Jefry
42 Demam
43 Sesi Curhat
44 Menjelaskan
45 Bukit Tentang Leona
46 Amarah Astrid
47 Kecewanya Tari
48 Mengundurkan Diri
49 Calon Istri?
50 Merestui
51 Tertangkap
52 Rencana Zalika
53 Melamar
54 Bertemu Arga
55 Penyesalan
56 Sah
57 Mogok
58 Ketiduran
59 Mertua dan Menantu
60 Antar Jemput
61 Jatuh Cinta?
62 Weekend
63 Bertemu Calon Mertua
64 Cincin
65 Jalan-jalan
66 Salah Paham
67 Siasat
68 Liburan
69 Keluarga Gavin
70 Pasien
71 Kembali Bersama
72 Pulang
73 Ngambek
74 Kepergok adik ipar
75 Patah Hati Again
76 Milly
77 Belanja
78 Berubah
79 Kabar Bahagia
80 Hari Bahagia
81 Malam Kelam
82 Bertanggung Jawab
83 Rutinitas Pengantin Baru
84 Melamar
85 Sah
86 Kecewa
87 Saling Menerima
88 Hamil?
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Malam Pernikahan
2
Kecurigaan
3
Ancaman
4
Akan Pindah
5
Rencana
6
Penyelamatan
7
Kondisi Zalika
8
Dendam
9
Trauma
10
Saling Menguatkan
11
Ingin Berpisah
12
Pulang
13
Tugas Dari Zayyan
14
Hati Rayn
15
Kemping
16
Melanjutkan Hidup
17
Sekretaris
18
Makan Siang
19
Cemburu
20
Mobil Baru
21
Leon
22
Rayuan Leon
23
Ketakutan
24
Cemas
25
Salah Paham
26
Hadiah Kecil
27
Lukisan
28
Kenyataan
29
Pengganggu
30
Tuduhan
31
Terungkap
32
Hukuman
33
Kesepakatan
34
Pesta Pertunangan
35
Dansa
36
Cinta Jefry
37
Meminta Penjelasan
38
Curiga
39
Ajakan Leon
40
Night Club
41
Amarah Jefry
42
Demam
43
Sesi Curhat
44
Menjelaskan
45
Bukit Tentang Leona
46
Amarah Astrid
47
Kecewanya Tari
48
Mengundurkan Diri
49
Calon Istri?
50
Merestui
51
Tertangkap
52
Rencana Zalika
53
Melamar
54
Bertemu Arga
55
Penyesalan
56
Sah
57
Mogok
58
Ketiduran
59
Mertua dan Menantu
60
Antar Jemput
61
Jatuh Cinta?
62
Weekend
63
Bertemu Calon Mertua
64
Cincin
65
Jalan-jalan
66
Salah Paham
67
Siasat
68
Liburan
69
Keluarga Gavin
70
Pasien
71
Kembali Bersama
72
Pulang
73
Ngambek
74
Kepergok adik ipar
75
Patah Hati Again
76
Milly
77
Belanja
78
Berubah
79
Kabar Bahagia
80
Hari Bahagia
81
Malam Kelam
82
Bertanggung Jawab
83
Rutinitas Pengantin Baru
84
Melamar
85
Sah
86
Kecewa
87
Saling Menerima
88
Hamil?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!