Sesampainya di toko miliknya, Wina langsung memimpin rapat, dia beruntung karena selama ini suaminya tidak mau tahu keadaan tokonya yang penting baginya yang penting uang untuk ibu dan adiknya lancar.
Setelah meeting selesai, Wina masuk kembali kedalam ruangan dan memijit pelipisnya, ibu mertuanya sudah menelpon nya sejak tadi berusaha meminta uang seperti biasa yang dia lakukan.
Tapi kali ini, dia tidak akan memberikan satu sen pun pada keluarga parasit dan benalu seperti mereka, dia sudah dibutakan oleh cinta dan takut kehilangan sehingga dia mudah dimanfaatkan oleh suami dan keluarganya.
"Kalian duluan yang mencari gara-gara padaku, setelah apa yang aku berikan kepada kalian selama ini". Dia mengepalkan tangannya sehingga kukunya memutih.
Dia jelas teringat bagaimana dia tahu akan rencana mertua dan suaminya serta adik iparnya saat dirinya berkunjung ke rumah mereka.
"Istrimu itu terlalu bodoh sehingga bisa kita manfaatkan". Ucap suara yang dia yakini adalah suara mertuanya.
Wina yang baru datang kerumah mertuanya itu hendak masuk tetapi langkahnya terhenti begitu mendengar percakapan mereka, dia tetap berdiri di pintu rumah yang terbuka sedikit agar bisa mendengar langsung percakapan itu.
Dia membuka handphone nya dan membuka aplikasi perekam video untuk menyimpan beberapa bukti jika seandainya nanti diperlukan.
"Benar tuh bu, dia terlalu bucin sama kak Reno sampai mau saja selalu kita peras uangnya". Tawa riang terdengar dari perempuan muda bernama Rena yang merupakan adik dari suaminya itu.
"Iya dong Reno gitu loh, Wina itu hanya gadis yatim piatu yang sangat bodoh, untung saja dia kaya, jadi bisa kita manfaatkan sesuka hati kita". Kini Reno menatap adik dan ibunya dengan jumawa seakan dirinya sudah menguasai istrinya sepenuhnya.
"Jangan lupa Ren, kamu harus membuat Wina mengalihkan semua asetnya atas namamu, jadi kamu bisa mendepak dia jika dia sudah tidak berguna untuk kita". Bu Surti menatap anaknya dengan penuh peringatan
Kaki Wina lemas seketika mendengar percakapan mereka yang keterlaluan itu, padahal selama ini dia begitu menyayangi mereka tanpa batas, bahkan berapapun yang mereka minta selalu dia berikan.
Dan sekarang dia tahu jika keluarga suaminya itu tidak pernah menyayangi nya tapi hanya memanfaatkan kekayaannya selama ini.
"Tenang saja bu, akan ku pastikan itu terjadi, percuma dong aku menikahi perempuan kaya kalau tidak bisa memliki hartanya, rugi waktu". Reno mengucapkannya dengan penuh kesadaran.
Dia memang memanfaatkan istrinya selama ini, bahkan jabatan yang dia peroleh pun dari istrinya karena koneksi yang dia miliki sehingga jabatannya melesat cepat belum lagi, dia juga sering meminta uang istrinya itu tanpa malu.
Dengan tubuh bergetar hebat menahan amarah, Wina menyimpan rekaman itu kemudian berbalik, airmata nya luruh, hatinya hancur berkeping-keping.
Ketulusan yang dia berikan nyatanya dibayar buruk oleh orang-orang yang dia kira tulus padanya tapi ternyata serigala berbulu domba.
"Kalian salah bermain dengan Wina Aditama, kalian akan ku buat menyesal dan tidak akan bisa bangkit kembali, tunggulah waktunya, kalian akan membayar mahal semua ini". Wina memukul setir mobilnya dengan keras melampiaskan emosinya dan kemarahan dirinya.
Wina tersentak kaget dari lamunannya mendengar asistennya sekaligus sekretaris nya memegangi dirinya, dia menghapus airmata yang tiba-tiba menetes tanpa permisi, kini dia harus menyamping kan masalah tentang keluarga suaminya itu karena dia akan membalas mereka pelan-pelan.
"Maaf bu, saya membuat ibu kaget, saya sudah memanggil ibu sejak tadi tapi ibu tidak mendengarkan". Sang asisten bernama Ratna itu menatapnya dengan khawatir.
"Tidak apa-apa Ratna, aku memang sedang ada masalah dan banyak pikiran, kamu mau bicara apa?? ". Wina mengalihkan pembicaraan mereka agar tidak larut dalam kesedihan.
"Ini bu, kita dapat tawaran kerjasama dengan perusahaan di bandung, ini proposal kerjasama yang mereka kirim, ibu bisa lihat terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan". Ratna menyodorkan berkas kerjasama itu dimeja kerja bosnya itu.
Dia bisa melihat jejak air mata pada bosnya, dia sebenarnya khawatir dan ingin bertanya tapi melihat bosnya tidak ingin membicarakan masalahnya jadi dia mengurungkan niatnya.
"Kita harus cari tahu bagaimana sepak terjang perusahaan mereka sebelum mengambil keputusan, aku tidak mau hanya sekedar mendatangkan keuntungan tapi bekerjasama dengan jangka panjang harus betul-betul kita tangani dengan benar agar tidak jadi masalah dikemudian hari".
"Baik bu, aku akan mencari tahu apa yang ibu minta, ibu bisa mempelajari berkasnya terlebih dahulu, saya pamit dulu, ini adalah laporan toko dan beberapa restoran kita".
Wina mengangguk dan mempersilahkan asistennya itu keluar dari ruangannya, karena dia akan mengamati semua laporan termasuk dengan dokumen kerjasama itu.
"Fokus Wina, usahamu akan kamu berikan kepada anakmu nanti, kamu harus pastikan anakmu tidak kekurangan apapun".
Dulu ayahnya adalah seorang koki yang memiliki banyak restoran sedangkan ibunya memiliki toko furniture terbesar di kota ini dan juga beberapa usaha toko emas.
Suami dan mertuanya tidak tahu apa saja usahanya, dia sengaja menyembunyikan itu untuk berjaga-jaga, yang mereka hanya tahu toko furniture ini dan satu restorannya.
Setelah selesai dengan urusannya, Wina segera keluar untuk menjemput sang anak tanpa peduli telpon dari mertua dan suaminya yang menghubungi nya silih berganti.
Sedangkan Reno membanting handphone nya ke sofa rumah mereka, begitu juga ibunya, sejak tadi ibu dan anak itu bergantian menghubungi Wina tapi tak ada satupun yang dia jawab bahkan pesan mereka saja tidak dibalas.
"Ibu tidak mau tahu Reno, kamu harus kirimi uang ibu sekarang, ibu mau pergi beli emas baru ini, ada koleksi baru keluar dari toko emas langganan ibu itu". Bu Surti menatap anaknya dengan kesal.
Anaknya seperti sengaja mengulur waktu untuk tidak memberikannya uang malah sibuk menelpon istrinya.
"Ya ampun bu, belanja emasnya nanti saja, Reno ini akan pergi kerja, ibu bukannya pengertian malah rusuh pagi-pagi begini". Ucap Reno dengan kesal.
"Pokoknya kamu harus kirimi uang ibu, kalau tidak ibu akan bilang sama istrimu atas kelakuanmu itu". Ancamnya lagi.
"Lakukan saja bu, jika ibu mau kita semua jadi gembel dijalan, beritahu Wina sekarang juga, ibu selalu mengancam ku begini, aku ini mau kerja". Reno keluar tanpa memperdulikan ibunya.
Dia tidak mau memberikan uang pada ibunya setelah ibunya dapat uang yang banyak dari Wina dalam satu bulan, bahkan apa yang diberikan pada ibunya itu setara dengan gaji bulanannya sebagai manager.
"Reno, reno". Teriak Bu Surti dengan kesal.
Dia melihat anaknya itu pergi tanpa perduli akan permintaannya, dia mengeram kesal karena keinginannya tidak dituruti.
"Sialan menantu kurang ajar itu, beraninya dia menolak mengirim uang itu padaku, akan kuberi dia pelajaran nanti".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Isabela Devi
mertua dan anak sama sama gila
2025-08-15
0