Bab 5 : Aku Menerimanya

...

...

...🥀...

...

...

...🎶Mahiye Jinna Sohna🎶...

...🦋 Pergi ke mana pun kaki melangkah, jika dia adalah takdir, maka langkah itu pasti akan terus terarah padanya 🦋...

...🪞Kamis, 14 Agustus 2025🪞...

...🥀...

“Aku tidak bisa mencoreng nama keluarga kamu dan Altair hanya karena pernikahan ini.” Leander memegang kedua tangan Liona yang mulai dingin.

“Sebenarnya bukan itu alasanmu, katakan dan jelaskan padaku, Lio. Apa yang terjadi sebenarnya dan kenapa kamu sampai harus pergi sekarang?” Liona memejamkan matanya dan membalas genggaman tangan Leander.

“Aku tidak bisa cerita.”

“Kalau kamu tidak cerita, bagaimana aku bisa menanggapi situasi ini? Aku perlu tau juga mengenai ini.”

Liona mengangkat pandangannya dan menatap ke dalam hazel Leander yang begitu menusuk.

Liona menceritakan mengenai dirinya dan apa yang telah dia alami selama bersama dengan keluarga Altair. Mulai dari pelecehan yang sering dilakukan Jedan, kekerasan dari Arsen dan Fabrizio serta pengkhianatan Aster dan Narel padanya.

Liona menceritakan secara detail tanpa ada yang ia tutupi lagi. Semua itu membuat Leander merasa geram dan juga prihatin dengan nasib Liona.

“Aku tidak mau rasa kasihan darimu, Leand. Cukup beri aku ruang bebas agar aku bisa bahagia dengan diriku sendiri.” Leander terdiam beberapa saat mencerna apa yang diceritakan oleh Liona barusan.

Pantas saja dia beberapa kali melihat lebam di tubuh calon istri penggantinya itu. Ternyata selama ini dia mendapatkan kekerasan fisik dan juga pelecehan dari keluarga tirinya sendiri. Belum lagi harus menghadapi pengkhianatan dari Aster dan Narel.

“Aku terima semuanya, Liona,” jawab Leander dengan tenang. Liona merasa lega karena dia bisa pergi jauh dari semua hal yang akan menekan dirinya itu.

“Terima kasih sudah mau mengerti aku, apa aku bisa pergi sekarang?”

“Aku menerima kehidupanmu, bukan pembatalan pernikahan kita.”

“Hah?”

“Tetaplah di sini dan menikahlah denganku, aku tidak akan mempermasalahkan semua kehidupanmu. Kalau kamu bersikeras untuk tetap pergi, Altair akan sangat mudah menemukanmu, Lio. Mereka orang berkuasa dan satu-satunya tempat yang aman bagimu hanyalah rumahku. Dengan menjadi istriku, kamu tidak akan pernah diusik lagi oleh mereka. Aku akan memberikan ketenangan dan kenyamanan yang kamu inginkan selama ini. Percayalah padaku,” tutur Leander dengan serius.

Liona tidak menyangka bahwa pria di hadapannya akan berkata demikian.

“Kamu tidak malu dengan omongan orang di luaran sana mengenai aku nanti? Sepandai apa pun menutupi siapa aku, pasti akan ketahuan juga dan kamu yang akan malu,” timpal Liona.

“Persetan dengan omongan orang mengenai kamu. Aku yang akan menjadi suamimu dan aku yang akan mendampingi kamu seumur hidup. Rumah tangga ini pondasinya milik kita, lalu? Apa peduliku dengan omongan mereka mengenai kamu? Memangnya mereka yang akan menemani hari-hariku?” sahut Leander yang membuat Liona terharu.

Sungguh baik pria di hadapannya ini, tidak mempermasalahkan siapa dia dan peduli atas apa yang menimpa dirinya. Perlahan buliran bening itu kembali jatuh membasahi kedua pipi Liona.

Leander mengusap air mata itu perlahan dengan ibu jarinya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Liona.

“Kenapa? Kenapa kamu menerima aku semudah ini?” tanya Liona yang tidak menyangka dengan penerimaan Leander.

“Sejujurnya aku sudah menautkan rasa padamu sejak malam itu. Malam di mana kamu menyerahkan diri sepenuhnya padaku dan ingin menjadi istriku seutuhnya. Aku tidak pernah luluh dengan omongan wanita tapi malam itu, aku luluh. Kau merasa bahwa kamu memang wanita yang tepat untukku.” Liona menghapus air matanya yang kembali jatuh lalu menunduk.

Leander memegang dagu Liona lagi dan menatapnya penuh kasih. “Kita percepat saja pernikahan ini, minggu depan bisa dan biar aku yang menyiapkan semuanya. Kamu hanya perlu duduk manis menunggu hari pernikahan tiba, sementara itu, kamu bisa tinggal di hotel ini.”

“Percepat?”

“Iya. Kamu mau, kan?” Liona tersenyum dan mengangguk, Leander mengusap kembali pipi Liona dan menghubungi beberapa anak buahnya untuk menjaga Liona di sekitaran hotel.

“Aku ada rapat hari ini, sepulang dari kantor, aku akan pulang ke rumah dan membicarakan percepatan hari pernikahan kita. Untuk urusan Altair, aku yang akan mengurus semua itu.” Liona tak bisa lagi berkata-kata dengan apa yang dilakukan oleh Leander.

“Sekali lagi terima kasih, Leand.”

“Sama-sama. Aku pergi dulu, jangan ke mana-mana. Mengerti.”

“Iya, aku akan di sini.”

“Aku menempatkan beberapa penjaga di sekitaran hotel ini untukmu. Kamu tidak perlu khawatir.”

...***...

Kemarahan besar harus dihadapi oleh Samaira dari Jedan dan Arsen. Mereka sangat murka ketika mengetahui bahwa Liona kabur semalam. Samaira menjadi amukan Jedan, bukan karena membantu Liona, melainkan karena lalai menjaga anak itu.

“Apa yang harus aku sampaikan pada keluarga Ganendra nantinya? Mereka akan merasa sangat terhina kalau tau Liona juga kabur,” bentar Jedan lalu melayangkan pukulan berkali-kali ke pipi Samaira.

“Kau dan anakmu sama-sama menyusahkan aku,” tambahnya lagi.

“Bukankah kau yang menyusahkan putriku? Kau berkali-kali mencoba melecehkan dia lalu mengasari dia hingga Liona memilih pergi. Coba saja kau tidak mesum, mungkin saat ini Liona ada di sini,” balas Samaira dengan nada tinggi pula.

Arsen dan Jedan sedikit terkejut. “Kau membentakku?” tanya Jedan tak menyangka.

“Kenapa? Dari tadi kau memukul aku dan membentakku seolah aku ini manusia hina. Kau pikir aku betah tinggal di sini dengan semua perilakumu dan juga anak-anakmu ini hah? Tidak Jedan. Persetan dengan nama baik keluargamu.” Samaira berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang tamu itu menuju kamarnya sendiri.

Jedan terduduk lemas melihat istri yang ia anggap lemah berani melawan. Tak lama, Samaira kembali turun dengan satu koper di tangannya.

“Mau ke mana kamu?” cekal Jedan saat Samaira sudah mendekati pintu.

“Aku bertahan di sini karena Liona. Dia butuh rumah, pendidikan, dan juga kehidupan yang layak. Sekarang. Liona sudah tidak ada, tidak ada alasan bagiku untuk tetap bertahan denganmu.” Arsen ikut menahan Samaira dengan menarik kopernya.

“Kau tidak boleh pergi, dengan kepergianmu dan Liona. Keluarga ini akan dipandang rendah oleh publik dan citra keluarga kita bisa jauh lebih buruk lagi,” balas Arsen yang langsung mendapatkan tatapan penuh kebencian dari Samaira.

“Pandangan? Kalian butuh kami untuk menjaga nama baik keluarga ini tapi apa yang kami dapatkan? Hanya penyiksaan, pelecehan, hingga penghinaan tak manusiawi selama lima tahun belakangan ini. Kau pikir, aku sebagai ibu Liona senang dengan perlakuan kalian padanya?” kata Samaira yang kini melotot pada Arsen, membuat pria 30 tahun itu menunduk tak bisa menjawab lagi.

“Sudah cukup, aku tidak mau jadi bagian dari keluarga ini. Aku akan mengirimkan surat cerai padamu, Jedan. Tunggu saja.” Samaira dengan angkuhnya mengambil koper di tangan Arsen dan melenggang pergi tanpa peduli dengan keluarga terkutuk itu lagi.

Jedan memecahkan vas bunga mahal miliknya dan terduduk lemas di sofa.

“Apa yang akan aku katakan nantinya pada Gibran? Kita benar-benar akan hancur.” Jedan menggeram kesal sekaligus panik saat ini.

Terpopuler

Comments

Kiaraaaa ❄❄❄

Kiaraaaa ❄❄❄

Leander udah kasih semua keringanan loh buat Liona dan utk lari dari Jedan bakalan aman kalau lari ke Leander

2025-08-14

0

Latifa Andriani

Latifa Andriani

Leander tipe idaman banget sih, dia mau mendengarkan dulu sebelum tahap penyelesaian

2025-08-14

0

Noer Hidayati

Noer Hidayati

Benar juga yg dibilang Leander, hanya jadi istri dia Liona bakalan aman

2025-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengganti
2 Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3 Bab 3 : Pertunangan
4 Bab 4 : Berniat Pergi
5 Bab 5 : Aku Menerimanya
6 Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7 Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8 Bab 8 : Pria Pertama
9 Bab 9 : Ketegangan Pagi
10 Bab 10 : Kehangatan
11 Bab 11 : Takut Kehilangan
12 Bab 12 : Mencintaimu
13 Bab 13 : Ungkapan Rasa
14 Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15 Bab 15 : Manjanya Liona
16 Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17 Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18 Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19 Bab 19 : Mengobati Rindu
20 Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21 Bab 21 : Perkelahian
22 Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23 Bab 23 : Kapsul Besi
24 Bab 24 : Jemputan Datang
25 Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26 Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27 Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28 Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29 Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30 Bab 30 : Menggoda Dia
31 Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32 Bab 32 : Berbaikan
33 Bab 33 : Rencana Menghabisi
34 Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35 Bab 35 : Permainan Dimulai
36 Bab 36 : Ledakan Chip
37 Bab 37 : Ke Rumah Duka
38 Bab 38 : Protektif-nya Leander
39 Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40 Bab 40 : Kolam Pagi
41 Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42 Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43 Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44 Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45 Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46 Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47 Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48 Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49 Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50 Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51 Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52 Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53 Bab 53 : Jari Kaki
54 Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55 Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56 Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57 Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58 Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59 Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60 Bab 60 : Kabar Duka
61 Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62 Bab 62 : Dia Liona-ku
63 Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64 Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65 Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66 Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67 Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68 Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69 Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70 Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71 Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72 Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73 Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74 Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75 Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76 Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77 Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78 Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79 Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80 Bab 80 : Merenggut Duniaku
81 Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 : Pengganti
2
Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3
Bab 3 : Pertunangan
4
Bab 4 : Berniat Pergi
5
Bab 5 : Aku Menerimanya
6
Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7
Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8
Bab 8 : Pria Pertama
9
Bab 9 : Ketegangan Pagi
10
Bab 10 : Kehangatan
11
Bab 11 : Takut Kehilangan
12
Bab 12 : Mencintaimu
13
Bab 13 : Ungkapan Rasa
14
Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15
Bab 15 : Manjanya Liona
16
Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17
Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18
Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19
Bab 19 : Mengobati Rindu
20
Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21
Bab 21 : Perkelahian
22
Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23
Bab 23 : Kapsul Besi
24
Bab 24 : Jemputan Datang
25
Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26
Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27
Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28
Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29
Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30
Bab 30 : Menggoda Dia
31
Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32
Bab 32 : Berbaikan
33
Bab 33 : Rencana Menghabisi
34
Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35
Bab 35 : Permainan Dimulai
36
Bab 36 : Ledakan Chip
37
Bab 37 : Ke Rumah Duka
38
Bab 38 : Protektif-nya Leander
39
Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40
Bab 40 : Kolam Pagi
41
Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42
Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43
Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44
Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45
Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46
Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47
Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48
Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49
Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50
Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51
Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52
Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53
Bab 53 : Jari Kaki
54
Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55
Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56
Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57
Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58
Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59
Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60
Bab 60 : Kabar Duka
61
Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62
Bab 62 : Dia Liona-ku
63
Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64
Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65
Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66
Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67
Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68
Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69
Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70
Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71
Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72
Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73
Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74
Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75
Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76
Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77
Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78
Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79
Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80
Bab 80 : Merenggut Duniaku
81
Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!