Suasana makan malam dimansion papa Kai terasa hangat dan penuh keceriaan, tentu saja dengan adanya Serra sebagai penghibur mereka disela-sela makan malam berlangsung. Bayi lucu Papa Gala itu saja mengoceh tak jelas dan sesekali terlihat merajuk saat digoda oleh Zia.
Zia selalu suka sekali mencubiti pipi Serra yang terlihat kenyal dan sedikit gembul itu. Menurutnya, itu sangat lucu dan menggemaskan.
"Mama, oty ia akal". Adu Serra pada Mikha saat Zia terus saja menggoda nya.
"Onty gak nakal yaa, onty cuma gemes banget lihat Serra". Kilah Zia
Mikha yang melihat perdebatan adik ipar dan putri nya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala seraya mengulas senyum tipis.
"Sudah, ayo Serra habiskan makannya setelah itu tidur yaa.. Sudah malam". Kata Mikha meminta putrinya itu untuk segera menghabiskan makanannya. Seperti yang Mikha lakukan setiap harinya, sejak usia 3 tahun Mikha sudah mengajarkan Serra untuk mandiri.
Misal seperti mulai makan sendiri tanpa bantuan mama dan papa nya. Mengenakan baju sendiri setelah mandi, tapi tentu saja Mikha masih terus mengawasi nya dan sesekali membantu jika sedang terburu-buru.
Gala dan Mikha memang sudah sepakat untuk mendidik Serra menjadi anak yang mandiri. Hal itu, mereka tanamkan pada Serra agar kelak jika putri mereka dewasa tidak bergantung pada orang lain dan bisa mengandalkan dirinya sendiri. Karena Gala dan Mikha tau jika selamanya mereka tidak akan bisa menemani Serra hingga tua, jadi hal sepele seperti itu harus mereka tanamkan sejak dini.
"Iya mama". sahut Serra dan segera menghabiskan makan malam nya yang tinggal separuh.
Semua orang kembali fokus pada makan malamnya.
Klek...
Zio meletakkan gelas yang sudah ia tandaskan air nya itu diatas meja kaca. Kemudian, ia berdiri dan menatap semua orang yang ada disana bergantian.
"Aku sudah selesai, aku pamit undur diri". Ucap nya pelan namun tegas
Mendengar itu, Papa Kai langsng meletakkan sendok dan garpu yang ia gunakan untuk makan. Lalu, menoleh menatap Zio yang hendak berbalik badan melangkah pergi.
"Setelah ini, papa tunggu kamu diruang kerja Zi". Kata Papa Kai
"Hmm.." Zio berdehem seraya menganggukkan kepala.
Setelah itu, papa Kai membiarkan putra keduanya itu untuk pergi. Zio melenggang melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar yang berada dimansion papa Kai. Kamar itu terletak dilantai atas.
Begitu Zio membuka pintu nya, ia langsung disuguhi dengan khas aroma parfum maskulin miliknya yang masih tercium wangi. Kamar dengan nuansa gelap dengan dinding yang dicat berwarna abu-abu yang menjadi pilihan Zio.
Zio melangkah masuk kedalam kamar dan tak lupa mengunci pintu nya dari dalam. Zio berjalan menuju kamar mandi seraya melepaskan satu persatu kancing kemeja putih yang melekat ditubuh atletisnya. Kemudian, ia memasukkan kemeja tersebut kedalam tempat baju kotor yang ada disamping pintu kamar mandi.
Tujuannya sekarang adalah masuk kedalam kamar mandi yaitu untuk mandi sekaligus menenangkan pikirannya. Sejujurnya, sedari tadi selama makan malam berlangsung Zio terus diam tak menimbrung percakapan apapun, hanya sesekali dia bersuara jika ditanya.
Bukan tanpa alasan Zio bersikap demikian. Jika biasanya dia paling antuasias saat berkumpul keluarga seperti ini, tapi sekarang hal seperti itu rasanya selalu ingin ia hindari. Jujur saja, Zio hanya malu sekaligus iri pada keluarga nya.
Malu, jika ditanya tentang hubungannya dengan Laura. Sebab dia selalu membangga-banggakan Laura didepan kedua orang tua nya dan saudara-saudara nya. Dan, iri yang dia rasakan sebab melihat keharmonisan keluarga kakaknya.
Seharusnya sebentar lagi dia akan merasakan hal seperti itu jika saja Laura ingin menikah dengannya. Namun, semua harapannya pupus. Semua nya sirna tak bersisa.
Hanya tinggal kenangan yang tersisa. Kenangan yang sangat menyakitkan dan tentu saja memalukan harga dirinya.
.
.
Selesai membersihkan diri, Zio segera keluar dari kamar mandi menuju ruang walk in closet untuk berganti pakaian. Saat dia sudah selesai berganti baju dan keluar dari ruangan tersebut, ketika itu bertepatan dengan pintu kamar nya yang diketuk dari luar.
Zio menoleh dan bergegas membukakan pintu. Dilihatnya, sosok mama Retta berdiri diambang pintu kamar nya sambil melempar senyum hangat.
"Mama.." panggil Zio
"Udah bersih-bersih nya Zi ?" tanya mama Retta dengan lembut
Zio mengangguk,"Sudah ma".
"Ya sudah ayo turun. Papa sudah menunggu mu diruang kerja " Kata mama Retta
"Mama turun duluan saja, sebentar lagi Zio menyusul". Ujar Zio
Mama Retta berdehem seraya mengusap lengan kekar Zio lembut. "Mama turun dulu. Jangan lama-lama Zi". Setelah mengatakan itu, mama Retta berbalik badan dan bergegas melangkahkan kakinya turun dari lantai atas.
Sepeninggalan mama Retta, Zio kembali masuk kedalam kamar karena sedari tadi ponsel nya yang ia letakkan diatas ranjang terus berdering. Zio berjalan menuju ranjang lalu segera menyambar ponsel nya. Dilihatnya, nama Zaki terpampang jelas dilayar ponsel. Tanpa pikir panjang, Zio langsung menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu ditelinga kirinya.
"Hm, ada apa ?", tanya Zio tanpa basa-basi
"Maaf menganggu waktu nya bos. Tapi, saya ingin menyampaikan sesuatu. Tadi saat bos pulang, manager nona Laura datang ke kantor dan memberikan undangan pernikahan nona Laura bos". Kata Zaki memberitahu
Ya, Laura adalah seorang beauty influecer yang pamor yang sedang naik daun. Tak hanya itu, Laura juga seorang Brand Ambassador sebuah merk perawatan wajah yang paling terkenal dikota J. Maka dari itu tak heran jika Laura memilik wajah yang sangat cantik.
Zio tersenyum getir mendengarnya seraya mengepalkan tangannya dan meremat kuat ponsel yang ia genggam. Mendengar Zio hanya diam tak menyahut apapun, Zaki kembali bersuara.
"Bos?". Panggil Zaki
"Antarkan undangan itu kerumah papa Kai, aku tunggu sekarang". Titah Zio
"Baik bos". Setelah itu sambungan telepon pun terputus, Zio tentu nya yang pertama kali mengakhiri panggilan itu.
Zio menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Agaknya, kabar yang baru saja disampaikan Zaki membuat mood nya yang sedari tadi masih buruk kini tambah memburuk. Terbukti dengan emosional nya yang meledak, ponsel mahal keluaran terbaru itu yang menjadi sasaran amarah Zio.
Ia melemparkan ponsel tersebut jatuh membentur lantai, layar nya pun langsung seketika mati dan pecah berserakan.
"Aaargghh... Bangsat!". Umpat Zio seraya menjambak kuat ra,but lebat nya
"Bajing*n seperti apa dia Ra? Sampai kamu rela meninggalkan aku demi dia". Zio terus mengumpat dan memaki
Hingga kemudian, terdengar pintu kamar nya kembali diketuk dari luar. Kali ini, sepertinya bukan Mama Retta melainkan Zia, saudara kembar nya yang mengetuk. Karena Zio sangat hafal suara itu.
"Zi, kamu ngapain lama banget di kamar? Papa udah nungguin dari tadi". Teriak Zia
Zio menarik nafas panjang menetralkan amarah nya, lalu ia berteriak menyahut ucapan Zia.
"Aku kesana segera".
"Ya". Hanya itu kalimat itu yang keluar dari bibir Zia, karena setelahnya tak lagi terdengar suaranya. Mungkin Zia, sudah turun.
Zio bergegas melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju ruang kerja papa Kai. Ia mengetuk pintu nya lalu segera masuk setelah dipersilahkan masuk. Zio mengerutkan dahinya melihat Mama Retta, Gala dan Zia ikut berkumpul disana. Hanya Mikha yang tidak ada, mungkin kakak iparnya itu menidurkan anak nya.
"Duduk Zi". Titah Papa Kai meminta putra kedua nya itu untuk duduk disofa kosong.
Zio mengangguk lalu melenggang duduk dikursi sofa samping Zia duduk. Kemudian, Papa Kai berdiri dari kursi kebesarannya lalu ikut duduk dikursi single sofa berhadapan dengan istri dan ketiga anak nya.
"Zi, papa tidak ingin basa-basi. Papa dan Mama sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan putri dari rekan bisns papa". Kata Papa Kai tegas
"Apa ?".
.
.
.
Jangan lupa dukungannya sayy !!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
aleena
ahahha
keluarga Laura Akan menyesal
sebab meraka gak tau klo zio anak dari papa Kai
dan juga pemilik perusahaan
wow kalian Akan menyesal
2025-08-13
1
anaksolehot😁
seru nih.. gapa3 zio sapa tau papa kai ngasi km jodoh yg baik drpd laura/Angry/
2025-08-13
1
Rida Arinda
dh biarin Laura nanti menyesal sendiri 😏😏
2025-08-13
1