Chapter Teman Jahil

Di kelas enam Ira mulai menunjukkan sikap dewasa , ia tidak lagi bermain seperti kebanyakan adik kelasnya yang bermain lompat tali , rumah-rumahan, main koin dan sebagainya .

"Ira , kamu tidak mau ikut main sama kita ?" tanya Heni teman satu kelasnya menghampiri Ira yang sedang duduk di bangku depan sekolah sambil melihat anak-anak lainnya sedang bermain .

"Tidak , aku mau lihat saja ," katanya sambil tersenyum tanpa bermaksud menjauhi temannya . "Baiklah kalau begitu aku ke sana dulu ya ," Heni pamit lalu bergabung dengan teman lainnya . Ira mengangguk .

Bel masuk berbunyi semua siswa masuk kelas bersamaan . Seorang guru bernama Eli masuk kelas sambil membawa buku materi pembelajaran .

“Anak-anak , ibu mau umumkan besok hari Senin mulai ujian semester pertama , persiapkan belajarnya ya ," kata Bu guru kemudian membuka buku dan menulis di papan tulis .

"Baik Bu ," jawab siswa kompak . "Kalian tulis lalu jawab pertanyaan di papan tulis setelah itu kumpulkan ," kata Bu Eli kemudian . Semua siswa menyalin tulisan di papan tulis pada buku mereka masing-masing.

Semua siswa di dalam kelas saling berbisik mencari jawaban pada pertanyaan tersebut . Ira dengan serius mencari jawaban melalui buku bercetak tebal setelah ketemu baru ia isi jawabannya di bagian bawah .

"Ira , jawaban nomor tiga apa , sudah cari tidak ketemu ?' tanya Heni menyenggol tangan Ira .

Ira menunjukkan jawaban pada buku bercetak tebal kepada Heni . Heni melongo tak percaya melihat jawaban dari Ira .

" Padahal tadi aku sudah buka bagian ini tapi kok aku tidak tahu ya ," kata Heni sambil menggaruk kepalanya dengan ballpoint. Ira tersenyum melihat ekspresi Heni .

"Buruan di tulis ," sahut Ira melanjutkan mencari jawaban nomor berikutnya .

Seseorang menendang bangku Ira tanpa memanggil nama . Ira menoleh ke belakang dengan mengerutkan dahi .

"Jawaban nomor enam ," katanya dengan tatapan datar . Ira mendengus kesal , ia bukannya tidak mau membantu teman di belakangnya karena temannya ini juga tergolong pintar , dia hanya menggertak Ira saja bahkan sering membuat Ira marah dengan sikap jahilnya .

"Cari di nomor halaman dua puluh ," jawab Ira kemudian kembali fokus dengan pertanyaan berikutnya .

Teman di belakang kembali menendang bangku Ira kali ini agak keras membuat Ira menjerit karena terkejut . Semua siswa menoleh ke sumber suara , Ira mendapat sorot mata dari seisi ruangan sangat malu .

"Maaf ," katanya dengan menangkupkan kedua tangannya kemudian menoleh ke belakang dengan wajah menahan marah .

" Kenapa tidak cari sendiri sih , bikin orang malu saat ," bentak Ira

Teman satu ini memang agak lain sikapnya terhadap Ira namun Ira selalu cuek , namun ia tidak diam saja ketika mendapat perlawanan dari temannya.

"Apa jawabannya ?" tanya temanya dengan menatap tajam wajah Ira tanpa rasa kasihan .

"Lihat di halaman tiga belas ," jawab Ira kesal sambil menghentakkan kakinya di bawah meja .

Temannya tersenyum tipis melihat Ira sangat kesal padanya , hatinya sangat puas mengerjain Ira padahal ia sudah selesai dari tadi . Ia sengaja mengulur waktu agar bisa ngerjain Ira .

Setelah selesai semua siswa mengumpulkan tugasnya di meja guru .Ruangan menjadi gaduh dengan suara langkah kaki dan kertas serta percakapan semua siswa .

"Semoga saja jawabannya benar semua ," kata salah satu siswa .

"Pasti benar kan jawabannya sudah ada ," sahut yang lainnya .

"Pulang nanti kita belajar kelompok yuk !" ajak Heni kepada Ira .

"Boleh , di rumah siapa ?" tanya Ira dengan antusias .

"Bagaimana kalau di rumah Wiryo ?" kata Fika memberi ide .

"Setuju ," kata Ira langsung mengacungkan jempolnya ke atas . Sedangkan yang lain nampak berpikir .

"Kenapa , apa kalian tidak setuju ?" tanya Ira merasa heran dengan teman-temannya .

" Bukan itu , tapi orang tuanya dia kan galak apalagi kalau ada teman datang selalu mendapat ancaman bila membuat gaduh di rumahnya ," jawab Heni melirik Wiryo .

Wiryo merasa bersalah dengan teman-temannya ." Maafkan kedua orang tuaku , kalian tidak usah belajar kelompok di rumahku lebih baik cari tempat lain yang lebih aman saja ," kata Wiryo menatap wajah teman-temannya.

"Sama-sama, maafkan kita-kita ya Wir ... Baiklah kalau begitu kita belajar kelompoknya di rumah Kamu saja Fik , rumahmu kan luas tuh kita bisa duduk di teras depan atau teras belakang , gimana setuju gak ?" kata Heni .

"Setuju ," jawab mereka dengan kompak . Akhirnya sepakat belajar kelompok di rumah Fika .

Sepasang mata mengawasi gerak gerik Ira dengan tatapan sulit diartikan membuatnya kesal karena dicuekin dari tadi .

"Kamu mau ikut apa tidak belajar kelompok bersama kita-kita ?' tanya Fika melihat teman cowok di belakang mereka duduk santai . Ia hanya mengangguk saja tanpa menjawab dengan kata-kata.

Jadi mereka ada enam orang diantaranya Ira , Heni Fika , Wiryo ,Doni dan Zaen . Saat pulang sekolah Ira jalan sendiri karena paling belakang , tadi waktu jam pulang ia membantu guru di kantor merapikan kantor .

Ira terkenal rajin dan selalu membantu kegiatan di sekolah meskipun lelah , ia pantang mengeluh dengan orang lain .

Saat berada di jalan ia melihat Zaen sedang duduk di sebuah bangunan di pinggir jalan dengan santai seorang diri . Ira berjalan tanpa menyapa seolah tidak ada orang di sana .

Melihat sikap Ira yang cuek Zaen kesal ia berjalan menyusul Ira di belakang tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya . Ira merasa diikuti menoleh ke belakang saat berhenti keduanya terkejut karena hampir saja bertabrakan karena Zaen berjalan tepat di belakang Ira membuat ia hampir jatuh .

“Kamu itu bisa gak sih kalau jalan tuh jangan di belakangku setidaknya agak jauhan ," bentak Ira dengan kesal . Ia sangat marah kepada Zaen yang terus mengikutinya dan selalu membuatnya marah setiap hari .

"Ini jalan umum , bukan jalan nenek moyangmu ," sahut Zaen dengan wajah datar menatap wajah Ira . "Kamu memang dasar muka datar , jauh sana ," Ira mendorong Zaen agar menjauh dan menjaga jarak lalu ia berlari sekuat tenaga .

Sementara Zaen tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Ira yang terkesan lucu dimatanya . Ira kembali menoleh ke belakang kali ini ia sudah jauh dan hampir sampai rumah . Ia melihat Zaen sedang menertawakan dirinya .

“Dasar orang gak waras ," gumam Ira berjalan masuk ke dalam rumah sambil menggerutu .

Ira langsung mengganti pakaian kemudian makan siang dan istirahat di depan televisi sambil menonton acara yang ia sukai yaitu acara musik .

Menjelang pukul dua siang Ira berkemas dan mempersiapkan buku untuk belajar kelompok. Ia berjalan santai ke rumah Fika .

Sampai di rumah Fika sudah ada Heni dan Wiryo tidak lama kemudian datang Doni dan Zaen bersamaan karena rumah mereka berdekatan .

"Wah sudah kumpul semua mulai yuk ," kata Fika .

Terpopuler

Comments

🌀 SãñõõR 💞

🌀 SãñõõR 💞

ayok belajarrr👍... jadi inget masa sekolah sih🤭

2025-09-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!