Terlalu banyak orang di sana, di hari-hari terakhir masa perjanjiannya dengan sang tuan muda, Ariel tidak boleh melakukan kesalahan. Gosip dengan Jonas hal yang paling harus dihindari, itulah yang Alfred ingatkan.
"Jonas maaf, Aku harus pergi harus pergi," Ariel menarik tangannya, berusaha menghindari Jonas dari tatapan para tamu undangan.
"Kemana? Bahkan acaranya belum selesai, jika itu sangat penting aku bisa mengantarmu, sekalian aku ingin bicara denganmu."
"Tidak ada yang penting, kamu tetaplah di sini jangan ikuti aku."
Jika sudah ada maunya harus terlaksana itulah Jonas, "Oke! Pergilah dan aku akan mengikuti mu dari belakang."
Ini terlalu lama dan memakan waktu juga perhatian orang banyak. "Terserah padamu saja!" Ucap Ariel sedikit kesal dan berlalu,
kenapa aku selalu dikelilingi orang-orang menyebalkan. Ariel dengan tergesa-gesa kembali meninggalkan acara dengan menggenggam erat ponselnya yang masih terus bergetar, sementara Jonas benar-benar mengikutinya dari belakang.
"Alfred!"
Al yang sudah hampir sampai pintu keluar dicegah oleh Paul, ayahnya Milea.
Alfred tidak merespon dengan ramah hanya menampakan wajah datar dan fokus pandangannya tertuju pada pintu keluar di mana baru saja dilalui Jonas dan Ariel.
"Bisa saya bicara denganmu?" Tanya Paul yang kini sudah berada di depan Alfred.
"Apapun yang ingin Anda bicarakan, sampaikan pada Arthur," timpal Alfred dan kembali menggerakkan kursi rodanya.
"Alfred! Saya hanya ingin bicara denganmu!" Panggil Paul, tapi laki-laki itu tidak lagi mendengarnya.
......
Sampai selesainya acara, Ariel tidak kembali, ke mana wanita itu? apa dia benar pergi bersama Jonas, atau justru ada sesuatu yang lain yang membuat Ariel pergi meninggalkan acara penting ini.
Sudah puluhan kali Arthur menghubungi wanita itu namun tidak ada respon.
Alfred yang sudah geram memerintahkan beberapa orang untuk mencari istinya, dia semakin marah karena yang dia tahu, Ariel pergi bersama Jonas.
"Al, ke mana Ariel? Mama tidak melihatnya?"
"Benar, ke mana istrimu itu! Dia menghilang tanpa sopan santun saat acara masih berlangsung. Untung saja ada Milea yang membantu sampai acara usai, benar-benar tidak bisa diandalkan," timpal Julie, yang tujuannya tentu ingin menjatuhkan Ariel.
"Dia pulang," jawab Alfred singkat.
"Pulang...."
"Nyonya Julie, nona Ariel mengeluhkan sakit kelapa dan mual, jadi beliau meminta izin pulang terlebih dahulu."
"Sakit kepala....mual!" Panik Ayunda, "Kenapa kamu tidak memberitahuku, jika Ariel sakit."
Kenapa nyonya Ayunda harus sepanik ini. padahal Arthur hanya memberi alasan asal agar Julie tidak menyudutkan Ariel.
"Maafkan saya nyonya, saat itu Anda sedang sibuk."
"Lalu bagaimana dengan keadaannya sekarang? Ariel pulang dengan siapa? Seharusnya menginap saja di sini tidak usah pulang."
"Dia baik-baik saja!" Alfred sudah memberikan suaranya yang dingin.
Ayunda mendekati anaknya, "Kalau begitu, kamu juga harus segera pulang Al, kasihan jika Ariel sendirian."
Sudah pasti laki-laki itu akan segera pulang. Dia sudah tidak sabar ingin menghukum Ariel jika benar wanita itu ada di Kastil dan sbelumnya telah pergi bersama Jonas.
....
"Arthur, cepat sedikit!" teriak Alfred lada teman sekaligus sopirnya, Arthur melirik belakang sejenak. *Ini sudah cepat tuan, apa Anda mau saya membawa mobil ini terbang*!
"Arthur, kau dengar tidak!" Alfred yang besar menggebrak belakang kursi Arthur.
"Ya, saya mendengarnya, Baiklah saya akan menambah kecepatan."
Apa dia tidak memiliki rasa trauma? ngebut-ngebutan di jalan sampai membuatnya kehilangan segalanya selama 11 tahun dan berakhir duduk di kursi roda.
....
Memasuki halaman Kastil Arthur menghela nafas lega.
Akhirnya mereka selamat sampai tujuan.
Bibi Imel yang mendengar suara mobil Arthur, bergegas keluar Kastil guna menyambut tuan muda.
Alih-alih menimpali sambutan bibi Imel, Alfred dengan sangar menayangkan, "Apa wanita itu sudah kembali?"
Wanita itu...nona Ariel, kan!, "Belum tuan. Bukankah nona Ariel pergi bersama Anda ke kediaman utama?"
Belum kembali.... Alfred mengepalkan tangannya, lihatlah...otot-otot di tangan kekar itu seperti ingin putus.
"Tuan, jika anda mau saya akan mencari nona Ariel," ucap Arthur.
"Tidak perlu, biarkan dia sampai kembali sendiri."
Saat Alfred sudah menuju kamarnya, menjadi kesempatan email untuk mempertanyakan apa yang terjadi.
"Pergi bersama tuan muda ketiga... Saya rasa itu tidak mungkin Arthur, pasti ada sesuatu yang lain yang membuat nona Ariel pergi tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Sebaiknya, kamu cari sekarang Saya takut terjadi sesuatu padanya."
Arthur menunjuk di mana arah Alfred pergi tadi, "Bibi dengar apa yang tuan muda katakan tadi! Biarkan Nona Ariel sampai pulang sendiri."
Dua laki-laki ini sama-sama keras kepala, mereka adalah satu kesatuan, jika salah satu bilang tidak! ya pasti akan tidak semuanya.
....
Sampai di malam hari. Ariel masih tidak kunjung pulang. Alfred dengan pakaian serba hitam menatap jendela kamarnya yang terbuka lebar, mengundang angin malam yang dingin memasuki kamar gelap itu.
Adegan singkat antara Jonas dan Ariel di acara siang tadi kembali menari-nari di benak Alfred. Laki-laki ini mendengus kesal.
"Kau... benar-benar tidak mengindahkan peringatanku."
.....
Sementara di posisi lain namun masih di lingkungan Kastil, tepatnya di jalan setapak menuju bangunan itu. Wanita dengan kaki dibalut perubahan berjalan dengan tertatih. Tangan kanannya memegangi pundaknya yang masih terasa sakit. Ini sudah lebih dari pukul 22:00, beruntung, kehadiran bulan sempurna menjadi penerang langkah kaki wanita ini. Meskipun begitu, rasa takut akan binatang buas yang sering digembor-gemborkan penduduk kaki gunung Borra, membuat dia bergidik dan selalu menatap ke belakang kiri dan kanan.
Dia Ariel, wanita yang tengah di tunggu-tunggu kepulangannya yang harus siap menerima hukuman dari tuan muda.
Entah dari mana dia sampai pulang dalam keadaan seperti ini.
"Ya Tuhan, tolong lindungi aku. Adakah yang bisa mengantarku untuk sampai ke kastil itu," gumam Ariel di tengah-tengah ketakutannya.
Seharusnya dia tidak usah kembali ke Kastil tapi rasa takutnya pada Alfred mengalahkan rasa takut diterkam binatang liar hutan.
Deg....!
Baru saja bergumam akan hewan buas, Ariel melihat siluet mengerikan di balik pohon besar. Yang jelas itu bukan manusia. Kakinya yang sakit tidak memampukan wanita ini untuk berjalan lebih cepat apalagi berlari.
Sepertinya malam ini memang akhir dari hidupmu Ariel, kau bisa lepas dari mereka meskipun dalam keadaan seperti ini tapi kamu tidak akan bisa lepas dari terkaman penghuni hutan ini.
Setelah penampakan siluet, Ariel mendengar ranting pohon yang terinjak beban berat, seketika bulu kuduknya merinding membayangkannya sebesar apa sesuatu dibalik rerumpunan pohon disana.
Ariel diam tidak bersuara, cepat-cepat wanita itu menggeser posisinya untuk bersembunyi.
Baru beberapa detik, Ariel langsung menutup mulutnya rapat-rapat supaya tidak mengeluarkan suara nafas, kala suara raungan yang mengerikan menyambar telinganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
murni l.toruan
Penasaran banget dengan surat yang di terima Ariel, Alfred lepaskan Ariel kalau kamu tidak mau belajar mencintainya. Semoga Ariel pergi sejauh2nya
2025-08-12
4
Mak Lyly
aduuh ariel kenapa kamu nekad malam2 pulang ke kastil sayangi dirimu sendiri jgn takut alfred..
2025-08-12
1
koko
yay makasih autor
2025-08-11
1