Adella dan Bella sudah sampai di kantin, mereka langsung mengambil makanan yang akan mengisi perut kosong mereka, namun saat akan melakukan pembayaran, Adella merogoh sakunya dan menyadari handphonenya tidak ada di dalam.
Arabella
Kenapa Lo? 😕 ( melihat Adella bengong )
Adella Morgan
Handphone gue ketinggalan di kelas.
Arabella
Ya udah paket duit gue dulu.
Mendengar ucapan Bella membuat Adella mengangguk. Adella memilih mencari meja untuk tempat mereka makan, setelah mendapatkan meja yang terletak di pojokan ia duduk sambil menunggu Bella.
Adella Morgan
( meminum yakult )
Arabella
( Datang + Duduk )
Arabella
( membuka bungkus sumpit dan memakan mie goreng )
Adella Morgan
( melihat Bella ) Gue ke kelas bentar, yah? Ambil handphone gue.
Arabella
( mengangguk sambil makan ) 👌.
Adella Morgan
( berdiri dan pergi )
Adella berjalan cepat mengingat waktu istirahat hanya sebentar, kecerobohannya sampai-sampai meninggalkan ponselnya.
Saat wanita itu memasuki kelasnya, ia melihat seorang siswa berdiri di samping mejanya sembari memegang ponselnya, ia berjalan dan mendekati pria itu.
Adella Morgan
Itu punya gue.
Alfredo Deandra
( berbalik + memegang ponsel Adella )
Bukannya memberikan ponsel itu, Al malah diam sambil menatapnya.
Adella Morgan
( mengambil ponselnya perlahan dari tangan Al )
Alfredo Deandra
( Sadar )
Adella Morgan
Thanks. ( senyum tipis )
Alfredo Deandra
( Hanya diam )
Adella Morgan
( memilih pergi )
Alfredo Deandra
( Menatap kepergian Adella )
▪️▪️▪️
°Exxon Company°
Darren Adjayaksa
( Duduk sambil menatap layar ponsel )
Sedari tadi Darren hanya diam sambil memerhatikan ponselnya, di meja kerjanya terdapat foto keluarga kecilnya. Sudah 13 tahun semenjak istrinya pergi meninggalkannya.
Tidak ada kata talak, mau pun perceraian, status hubungan mereka masih suami istri, namun tidak seperti pasutri di luar sana.
Darren Adjayaksa
( Menatap foto pernikahan di galeri ponsel )
Darren Adjayaksa
( Mengelus foto istrinya )
Semakin lama memandangi foto istrinya membuat Darren meneteskan air matanya. Memori lama kembali terlintas di pikiran Darren.
*Ceklek!
Jenny Kanaya
( Masuk ) Tua--
( menghentikan ucapannya melihat Darren )
Darren Adjayaksa
( Melepas kaca mata dan menghapus air matanya )
Jenny Kanaya
( Berjalan mendekati Darren )
Darren Adjayaksa
Kenapa tidak mengetuk pintu sebelum masuk? ( Kembali memakai kaca mata )
Jenny Kanaya
Entah ke berapa kalinya saya mengetuk pintu. Namun, Tuan sama sekali tidak mendengar, makanya saya memutuskan untuk masuk saja. ( Menjelaskan )
Jenny Kanaya
Maaf karena sudah lancang. ( Sopan )
Darren Adjayaksa
Hm. It's okey. Ada apa? ( menatap Jenny )
Jenny Kanaya
( Memberikan bingkisan bunga )
Darren Adjayaksa
( Mengernyit bingung + menerima ) Apa ini?
( Menatap Jenny )
Jenny Kanaya
( Menggeleng ) Resepsionis yang memberikannya. Ada sepucuk surat di bunga itu. ( Menunjuk ikatan pita pada bunga )
Darren Adjayaksa
( Melihat + mengambil kertas kecil yang di tempel di pita bunga )
Saat Darren mengambil surat itu, ia tidak menyadari ada sesuatu yang terjatuh dari bingkisan bunga. Jenny yang sedang memerhatikan Darren juga tidak menyadarinya.
Jenny Kanaya
[ Eng? 😕 ]
( Merasakan sesuatu yang janggal di kakinya )
Jenny Kanaya
( Menunduk + kaget ) 😨.
Seekor cicak tiba-tiba masuk ke dalam heels yang dipakai Jenny, melihat ekor cicak yang terus saja bergerak membuat Jenny tidak dapat menahan rasa takutnya.
Jenny Kanaya
Aaa!! ( Melompat ke arah Darren )
Darren Adjayaksa
( Kaget )
Surat yang belum sempat di buka jatuh akibat Jenny, Darren kaget sekaligus bingung melihat sikap Jenny. Kini wanita itu tengah duduk di pangkuan Darren.
Darren Adjayaksa
Ada apa?!
Jenny Kanaya
T-tuan... ( menunjuk kakinya )
Darren Adjayaksa
( melihat kaki Jenny dan tidak menemukan sesuatu yang janggal ) Apa?
( tambah bingung )
Jenny Kanaya
A-ada cicak di d-dalam sepatu ku. ( pelan + takut karena merasakan pergerakan cicak di dalam sepatunya )
Darren Adjayaksa
( Kembali melihat kaki Jenny )
Jenny Kanaya
( Menutup mata + Memeluk tubuh Darren )
Darren perlahan-lahan membuka heels Jenny, dan benar saja, cicak itu langsung melompat ke bawah dan berlari ke bawah sofa yang ada di ruangan itu.
Darren Adjayaksa
( meletakkan heels ke lantai ) Sudah.
Jenny Kanaya
( Perlahan membuka mata )
Jenny belum sadar dengan posisinya sekarang, merasa nyaman berada di pangkuan Darren membuatnya ingin tetap di sana.
Lihat lah sekarang, perempuan itu malah fokus memandangi wajah bosnya.
Darren Adjayaksa
( Menatap Jenny )
Jenny Kanaya
( Fokus memperhatikan wajah Darren )
Mata Jenny turun ke bibir Darren, entah dorongan darimana membuatnya mendekatkan wajahnya. Darren sadar dan memundurkan wajahnya, tetapi melihat Jenny yang terus mendekat membuat Darren cepat-cepat menghentikan wanita itu.
Darren Adjayaksa
Jenny! ( Menyadarkan Jenny )
Jenny Kanaya
( Sadar ) Eh.. 😳. ( Cepat-cepat turun dari pangkuan Darren )
Jenny Kanaya
Maaf, Tuan. ( Malu )
Darren Adjayaksa
( Diam + Membenarkan duduknya )
Dalam hati Jenny, ia terus merutuki dirinya, perempuan itu memang menyimpan rasa kepada Darren. Sudah 3 tahun ia bekerja untuk Darren, berusaha mengambil kesempatan untuk mendapatkan hati Darren adalah tugas pribadinya.
Namun, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda Darren menginginkannya.
Comments