Makrab Jurusan

Sudah satu bulan sejak liburan semester genap berakhir. Para mahasiswa baru pun sudah memulai aktif dalam kegiatan perkuliahan setelah masa orientasi kampus dan pengenalan lingkungan berakhir seminggu yang lalu. Namun, acara OSPEK untuk mahasiswa baru dari jurusan Teknik industri belum berakhir.

Malam itu, halaman fakultas di penuhi oleh mahasiswa dengan dress code serba hitam. Masing-masing dari mereka yang semula berbaris sepuluh orang kebelakang dan memanjang, mulai bergerak dan bergeser membentuk lingkaran besar yang mengelilingi api unggun sesuai dengan arahan dari Kevin yang berada di tengah mereka menggunakan megafon.

“Yok terus beputar, tangan temannya di gandeng dek, biar bisa membentuk lingkaran sempurna. Nanti tepat hitungan ketiga semuanya duduk” Teriak Kevin dengan lantang.

“Satu, dua, tigaaaa”

Terdengar riuh tawa dari wajah-wajah baru tanpa beban, mereka saling bertukar pandang satu sama lain. Tertawa karena tingkah konyol seorang yang terjatuh, ada perasaan hangat yang muncul dengan tiba-tiba di tengah dinginnya malam.

Beberapa panitia duduk berjajar di belakang para Maba. Begitupun dengan Amara, dia dengan setia selalu menjadi obat nyamuk Gwen dan Angkasa. Sementara sebagian panitia lainnya sedang prepare untuk acara barbeque setelah pensi yang di adakan di tengah api unggun.

Baskara membuka gig bag dan mengambil gitar di dalamnya. Malam ini, dia secara khusus di minta untuk tampil sebagai perwakilan dari panitia. Dari kejauhan terlihat Celline yang berdiri, dengan antusias mengambil ancang-ancang untuk merekam penampilan Baskara dengan ponselnya.

“Kak Cece kek kelihatan kecintaan banget sama kak Bas” Ucap Gwen julid.

“Udah si, apaan sih yang, ngga enak kalo sampe kedengeran orang lain. Hak dia juga mau gimana ihh” Sahut Angkasa.

“Tau sendirikan kak Bas itu alergi sama cewe” Tambah Gwen antusias.

“Ih masa sih kak?” Tanya salah seorang Maba yang duduk di depan mereka yang seketika menoleh kebelakang.

“Eh udah ih, udah mau mulai tuh, nanti berisik kita di omelin” Kata Amara.

“Eitsss bentar, jadi gini gaes, menurut kabar yang beredar kak Bas itu ga pernah mau sekelompok atau deket-deket sama cewek dari dia semester satu. Katanya sih dia pernah di selingkuhin gitu sama mantannya yang udah pacaran lima tahun” Gwen menjelaskan dengan seksama.

“Udah? Udah? Stop. Jangan nyari gara-gara sehari ajaaa kenapa sih Gweeeen” Ucap Angkasa penuh penekanan. Sementara Amara mengangguk, teringat kejadian saat market day dan setuju atas statement yang di ucapkan oleh Gwen.

Baskara mulai memetik senar gitarnya, membuat redam riuh obrolan yang terjadi di sekitar. Mereka semua terdiam, sampai Baskara mulai bernyanyi. Semua mengayunkan tangan, ikut menghayati lagu dan mulai ikut bernyanyi.

Lagu di ujung jalan milik Band Samsons membuka acara pensi dengan penuh kepedihan. Beberapa maba terlihat meneteskan air mata, mungkin karena perpisahan dengan seseorang dari sekolah yang baru saja mereka lewati, terpaksa beradaptasi dengan kehidupan kampus, atau Baskara yang ikut larut dalam perasaanya. Menaruh seseorang di dalam sebuah lagu.

Kevin menghampiri Amara ketika lagu yang di nyanyikan Baskara hampir mencapai reff. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas Amara berdiri dan mengikuti Kevin dari belakang. Baskara melirik sekilas, cukup jelas dari posisi duduknya melihat interaksi semua orang dengan sudut seratus delapan puluh derajat. Namun sialnya, mereka berdua berjalan kearah belakang, titik buta Baskara.

Entah sejak kapan Baskara mulai mengawasi gerak gerik Amara. Selalu ada yang janggal tentang Amara di matanya. Apalagi semenjak El di beri surat peringatan oleh kampus karena ulahnya di Market Day. Memang benar El bersalah dan patut menerima hukuman, Namun memviralkan tindakan tidak terpuji dengan sepihak tanpa melapor itu juga tidak di benarkan.

Usai perform, Baskara berjalan ke arah belakang, mencari setiap sudut keberadaan Kevin dan Amara. Nafasnya terengah, jantungnya memburu. Ia berhasil terhenti ketika Celline menepuk pundaknya.

“Baskara kamu mau kemana sihh, dari tadi muter ga jelas” Protes Celline.

Reflek, Baskara memutar badan, “Kamu yang ngapain Ce”.

“Aku ngikutin kamu lahhh, tiba-tiba kabur ngga jelas habis perform” Ucap Celline cemberut.

“Yang lain pada kemana?” Tanya Baskara Datar.

“Pada nyiapin barbeque di halaman depan ruang Himpunan, ayok kita kesanaaa” Rengek Celline.

Mau tidak mau Baskara menurutinya, agar bisa terlepas dari Celline dan mencari keberadaan Amara.

Sial, ada perasaan tidak tenang bergemuruh di dadanya. Bukan Kevin, Langkah Baskara terhenti ketika ia melihat David sedang bercengkrama sembari memanggang Ikan bersama Amara. Kobaran api di atas tungku panggangan arang memantulkan cahaya berkilauan dari mata Amara. Sangat cantik dan terlihat tulus.

“Udah kak jangan di kipas lagi nanti apinya tambah gedeee” Kata Amara penuh dengan penekanan.

David tertawa renyah, semua orang yang ada disana ikut mendekat. Satria yang tidak sabar mengambil paksa kipas yang ada di genggaman David.

“Nanti gosong viddd” Ucap Satria kesal.

“Tapi aku udah mirip Pangeran Zuko kan gaesss” Ucap David cengengesan.

“Udah Vid, gausah cari muka depan Amara, nanti lo kayak gue nih abis abisan sama si Kev, beneran deh suerr” Bisik El sembari merangkul bahu David.

“Apaan sih El ga jelas banget” Balas David sembari melepas tangan El dari bahunya.

“Ini coba bumbu kecapnya udah pas belum rasanya ra?” Satria menengahi. Ia mengambil sendok yang berisi sambal untuk di berikan ke Amara.

Namun sayang, ketika Amara mendekat, Celline menyenggol tangan Satria dan sambal itu jatuh tepat di baju Amara.

“Oopss sorry ga sengaja” Ucap Celline dengan nada centilnya.

Amara merunduk, dengan tenang ia membersihkan kaosnya dengan tisu yang berada di dekat tungku pemanggang. Tapi entah kenapa suasana berubah menjadi dingin yang mencekam meski mereka berada di dekat tungku.

“Aku bawa kaos ganti di mobil kalau kamu mau pake, Cuma mungkin oversize kalo di kamu” Kata Baskara memecah kesunyian yang awkward.

“Gausah kak, nanti ngrepotin” Balas Amara tersenyum sungkan.

“Ganti aja ra, masa kamu mau tidur pakai baju kotor. Nanti di kerumunin semut loh” Sahut David.

Terpaksa, Amara pun mengiyakan dan mengikuti Baskara dari belakang. Sementara Celline di hadang Dyah dan Emily ketika ingin mengekor. Mereka tidak ingin masalah ini membesar dan ada keributan karena ulah Celline.

“Mati ni, habis ini lo yang kena Ce Ce, jangan main main dah sama bunga fakultas” Ucap El yang tak di hiraukan orang sekitar karena terlalu yapping.

Disisi lain, Baskara berjalan beriringan dengan Amara menuju mobil miliknya. Tidak ada perbincangan diantara mereka, sepi dan hanya terdengar sayup sayup keramaian dari depan fakultas.

“Klik klik”  Seketika lampu hazard mobil Baskara berkedip dua kali ketika ia memberikan sebuah plastik kresek yang berisikan kaos miliknya kepada Amara.

“Makasih kak, besok aku kembaliin setelah aku cuci bersih yaa” Kata Amara.

“Iyaa kan kamu emang jagonya cuci bersih” Ucap Baskara.

Amara mengernyitkan dahinya, “Maksud kak Bas apa?”.

“Kasus El belum di tutup yaaa, jangan suka sembunyi di balik nama kak Kevin Amara” Ucap Baskara membelai tipis rambut Amara.

Amara mundur satu Langkah menajuh dari Baskara.

“Terserah apa yang kakak fikirin tentang aku, aku tetep maafin kakak jika kakak tau kebenarannya suatu hari nanti. Makasih buat pinjaman kaosnya, tolong jaga pacar kakak baik-baik” Ucap Amara cukup datar, sangat dingin dan tanpa ekspresi. Cukup membuat rasa nylekit di jantung Baskara ketika Amara berlalu dan meninggalkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!