Perasaan ini masih tetap sama, aku benar - benar keukeuh membenci dirimu.
tak peduli sekali pun badai mampu menghempaskan kota menjadi puing - puing.
aku tetap membencimu, meski di kota ini hanya tinggal kita berdua.
******
ANAK BARU MASUK SEKOLAH
pukul empat sore pian muncul di sebuah bank. ia duduk di kursi sambil menonton televesi. para teller serta coustumer service masih sibuk menyelesaikan kerja mereka masing - masing sebelum pulang ke rumah.
"abang ngapai ada di sini? pak bagas sudah pulang dari setengah jam yang lalu." ujar seorang satpam kepada pian.
pian melihat pak ateng, satpam itu, dengan napas tertahan selama dua detik. "kenapa nggak ngabarin?" emosinya yang berada di ubun - ubun gendak meledak namun sekuat tenaga pian menahannya.
"lah, abang aja baru datangnya sekarang. jadi bapak, kasih tahunya juga ya sekarang." pak ateng bermaksud bercanda. untungan pian bisa menahan emosi dan menanggapi dengan bercanda juga.
"oh, iya, ya," pian tertawa sambil memukul pundak pak ateng yang duduk di sebalahnya. "ini dompet pak ateng?"
pak ateng langsung mengambil dompet yang di berikan pian. "bukan. tapi, siapa tahu ini dompet milik pekerja yang ada di bank ini, atau punya nasabah. pak ateng tanya ke yang lain dulu yaaa..."
sebelum pak ateng pergi, tiba - tiba saja seorang laki - laki muncul di hadapannya.
"allahmdulillah, akhirnya dompet saya ketemu."
"ini dompet mas angga?" tanya pak ateng was - was
"laki - laki mengangguk. kalau nggak percaya pak ateng bisa periksa KTP di dompet saya."
" lain kali hati - hati yaaa, mas." pak ateng memberikan dompet itu kepada pemiliknya. dan angga langsung duduk di sebelah pian sambil memeriksa isi dompetnya.
"itu foto siapa, bang?" sambar pian. angga menatap heran. "itu tuh, foto abang sama cewek yang lagi abang gendong. jadi pengen ikutan gendong."
"oh.... adik guee ini. dia baru datang dari jakarta, sekarang mau pindah sekolah di sini."
"kapan mau sekolahnnya?"
"kata gurunya sih, besok udah mulai masuk sekolah."
"teruss kapan mau lulusnya?"
laki - laki itu diam. lalu, ia tertawa.
"namanya siapa, bang?" tanya pian lagi masih penasaran.
"mau apa lo? nakris?"
"mana tahu jodoh."
"HARPIKA HASYIM. pika biasa panggilnya."
"oh... sama dong kalau gitu sama saya."
"nama lo pika juga?"
"bukan, tapi pian!"
"terusss? apa yang samaa."
"yaa sama - samain aja lahh"
laki - laki itu tertawa lagi. "sebenarnya dia lagi bete, plus ngambek," lanjut angga kemudian.
"kenapa? karena nggak di kelanin ke saya mungkin."
"dihh," tertawa lagi. "dia kesal karena di ajak pindah ke pekanbaru. katanya pekanbaru tu nggak enak, panas, sumpek, teruss kecil.
"masukin aja ke penjara adiknyaa, bang"
"kenapa?"
"habisnyaa jelekk - jelekin kota saya"
"bercanda dia." laki - laki itu terkikil geli. "tapi serius, dia sampai nggak mau makan karena di paksa pindah ke sini."
"tapi kayaknya abang nggak usah khawatir lagi deh."
"kenapa?"
"karena saya akan buat adik abang jadi senang masa kota pekanbaru sampai - sampai dia lupa pulang ke jakarta."
"caranya?"
"pake ini!" pian menunjuk dadanya "pake cinta."
laki - laki itu geleng - geleng kepala. "udah gila yaa lo?" kemudian ia bangkit berdiri dan pergi dari hadapan pian.
sedangkan pian hanya tersenyum samar - samar sambil memperlihatkan senyum lesung pipitnya.
********
Hari pertama masuk ke sekolah baru bukan hal yang di tunggu - tunggu pika di dalam hidupnya. berdiri di depan kelas berpura - pura tersenyum bahagia, memperkenalkan dirinya, lalu duduk di antara orang - orang asing membuatnya canggung.
di hari pertamanya, pika belum mendapatkan teman. mungkin hanya ada satu dua orang saja yang berbaur dengan pika, termasuk sang ketua kelas.
ketika istirahat pertama, pika memilih duduk di dalam kelas sambil sesekali memainkan ponselnya dan membaca novel. istirahat kedua, pika memilih untuk menghabiskan waktu beribadah dan makan siang. pika memilih duduk di bangku kantin paling sudut, di temani dengan sepiring nasi goreng dan teh manis.
dan tiba - tiba seseorang menghampirinya. cewek itu mengangkat kepala dan melihat seorang cowok yang memakai nametag: calon orang ganteng langsung duduk tepat di hadapannya tanpa di persilahkan.
"lo lagi!" sontak nafsu makan pika seketika langsung hilang. sendok dan garpunya di lepaskan begitu saja di atas pirng hingga muncul suara berdenting. "mau apa sih lo?" tanya pika ketus.
"anak baru yaa?" tanya cowok itu dengan wajah lugu. "kenalin, aku anak lama. namaku Alfin Satria, kelas 12 ips 3. nggak tahu kenapa kita nggak satu kelas. mungkin, guru - guru sengaja mempermainkan takdir kita.
"ya iyalah kita nggak sekelas. udah jelas bangat kita beda jurusan, gue anak ipa." pika membalas ketus.
"ooohh gitu. jurusan nggak akan membatasi kedekatan kita." kemudia cowok itu melihat nametag di seragam pika. "tapi sepertinya mulai hari ini nama panggilan ku akan berubah. panggil aku pian. sssssttt, nggak ada yang boleh tau ya. ini rahasia kita berdua."
pika mengurutkan dahi dengan kebingungan.
"kamu tahu kenapa namaku harus berubah menjadi pian?" pika tidak menggeleng ataupun bersuara, dan cowok itu tetap melanjutkan. "biar keren. hruf awal panggilan kita jadi sama - sama P. pian dan pika. kalau di singkat menjadi pipi. entar aku pengen membuat markas rahasia, kelompok rahasia, agen rahasia, yang isinya cuma kita berdua."
"buat apa?" tanya pika dengan ekspresi membingungkan.
"apa yang buat apa?" pian balik bertanya. "buat apa bikin agen rahasia atau buat apa aku tercipta untukmu?" pertanyaannya semakin ngawurr.
pika mendesag lelah. "dengarr yaa! alvin satria-"
"pian. panggil aku pian." cowok itu membenarkan kalimat pika sambil berbisik. "jangan pake embel sayang - sayang dulu nanti ajaaa......"
pika mengerutkan kening membuat ekspresi jijik.
"terserah deh" atmosfer kekesalan sudah melingkupi jiwa pika. rasanya ingin meledak saja. "dengar yaa, siapa pun nama lo. lo nggak perlu ganti nama lagi karna nama lo udah baguss."
"thenks" kata pian kalem. "apa aku perlu ganti jurusan juga?"
"hah? buat apaan lagi sih."
"biar kita bisa terus bersama"
pika hanya memandang pian dengan wajah yang sangat mengesalkan.
"kamu suka puisi nggak?"
"enggak" jawab pika seadanya. mulai mules melihat wajah pian, dan lebih memilih menusuk nusuk baksonya dengan garpu.
"mau aku bacain sebuah puisi karya raja semesta nggak?" tawar pian.
"no, thenks" gue udah bilang kalau nggak suka puisi.
"kan yang nggak suka puisinya kan kamu. aku tetap suka. kan yang bacain aku, jadi terserah mulut aku."
"iiihhh," pika ingin sekali menancapkan ujung garpu ke matanya pian. tapi dia masih bisa menahan seluruh emosinya yang nyaris menguap.
pian tersenyum. senyuman manis berlesung pipit, tapi tidak ada yang menyadari kalau dia semanis itu.
"puisi itu indah. kamu bisa jatuh cinta meski kamu hanya sekedar membacanya. atauuuu..." pian diam sejenak. "kamu bisa jatuh cinta kepada orang yang membacanya."
lalu terjadilah kejadian yang tidak terduga seperti ini. tiba - tiba saja pian mengambil botol air minum pika mengenggamnya dengan erat dan menjadikan sebagai mikrofon. di hadapan orang ramai, dia mulai membacakan sebuah puisi yang di tujukan khusus untuk pika. di luar kepala.
"kadang kala orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu. karena takut kamu berpaling dan memberikan jarak. dan bila suatu saat kamu pergi, kamu ada menyadari bawha dia adalah cinta yang tak kau sadari. cinta, karya kahlil gibran.
semua orang bertepuk tangan. keadaan kantin menjadi gegap gempita akibat suara sorakan dan ejekan. "cieee, cieeee prikitiwww! boboll teruss yoang."
"oi, dengar yaa semuaaanyaa...." pian mendengarkan pandangannya ke sekeliling. menunjuk semua orang yang duduk di kantin dengan jarinya.
"mulai sekarang cewek baru yang bernama harpika hasyim ini udah di klaim menjadi calon pacarnya si alvin satria! jadi kalau ada yang macam - macam sama dia, urusannya sama aku. kalau ada yang mau ngutang sama dia, strukk pelunasnya minta dengan aku."
semua tertawa. sedangkan pika benar - benar sudah malu sampai menyembunyikan wajahnya di bawah kolong meja.
"pik, ntar pulang sekolah sama siapa? aku antar yaa?" pian kembali menatap wajah pika. mukanya datar, santai, seolah - olah tidak terjadi apa - apa.
"makasih, tapi gue nggak mau!" jawab pika super judes.
"aku cuma takut kamu kenapa - kenapa di tengah jalan. soalnya kalau kamu main di tengah jalan, ntar di lindas sama truk. mending kamu main di pinggir jalan aja biar akunya bisa legah."
pika menghentakkan kaki kesal dan buru - beranjak keluar kantin. pika sudah tidak sanggup lagi menahan rasa malunya yang mulai mencuat ke permukaan.
"agen pika tunggu, kamu mau kemana?" pian terus mengejar langkah pika.
"plisss, jangan ikutin gueeeee!" pika berteriak frustasi. mulai berlari kencang.
"kamu kenapa lari? ada setan yang ngejarr kamu yaa?"
"setannya itu loo, kamfrett" pika ingin sekali berteriak kencang seperti itu. kencang - kencang kalau perlu satu sekolah tahu. tapi dia sudah kehabisan tenaga.
untungnya pika berhasil masuk ke dalam kelas terlebih dahulu. menutup pintu rapat - rapat sehingga pian tidak bisa masuk.
napas pian terengah - engah. bersandar pada pintu sambil melirik jam di tangan kanannya.
"tepat di hari ini. tanggal 18 juli 2010, pukul 10.00 tepat pagi. agen rahasia pipi yang beranggotakan pian dan pika telah di resmikan secara permanen, tidak boleh mengelak, tidak bisa di hapuskan, apalagi di ganggung gugat. tunggu sampai aku bisa bikin kendaraan dengan label NASA. dan aku janji akan membawa mu pergi ke bulan, melihat betapa indahnya ciptaan tuhan, membuat kamu menyadari satu hal......."
"bahwa pekanbaru terlihat lebih menarik jika di lihat dari atas sana, di bulan. hanya kita berdua. lalu kamu kembali menyadari kalau kota yang paling kamu benci ini, tempat kamu berpijak ini, adalah tempat yang akan kamu sukai nantinya dan tidak bisa terlupakan."
dari dalam kelasnya pika terdiam. dalam dati mematut. dari mana pian bisa tau kalau gue benci sama kota ini? nggak ada yang tahu selain keluarga gue sendiri. dia ini jin atau apaan sih?
"pegang janjiku," lanjut pian kemudian setelah hening beberapa detik. "karena tuhan sudah merencanakan semua ini. kita di ciptakan untuk saling bertemu dan saling berpasangan. kalau kita tidak bisa saling memiliki, setidaknya kita berusaha untuk saling mempunyai arti di hati masing - masing."
sungguh pika tidak mengerti dengan perkataan - perkataan pujangga - khas - alay yang di lontarkan pian. hanya satu yang pika tahu. pian itu gila, dia tidak waras. waktu tuhan memberikannya akal, pian kabur. sehingga dia nggak kebagian otak berkapasitas tinggi.
dan semenjak hari pertama masuk sekolah. semua orang yang ada di sekolah menganggap pika ada pacarnya alvian satria. salam - salam aneh terus saja bermunculan membuat telinga pika nyaris terbakar karena merasakan panas.
"pik, alvin titip salam"
"pik, pik. dapat salam dari cucu, cucu, cucunya kahlil gibran"
"pik, pikaa kata alvin i love you."
"upik, di salamin tu sama uda alvin"
"woy, pikaaa. dapatt salam dari hamba Allah"
pika berjengit kesal. "tolong bilangin ke hamba Allah yang itu, kalau gue nggak butuh sumbangan."
namanya alvin satria. seorang murid asli pekanbaru. potongan rambutnya berantakan. tidak rapi, dan agak keriting. selalu punya jambang di sebelah kiri dan sebelah kanan. tinggi tubuhnya kira - kira 173 cm. cukup tinggi untuk ukuran anak SMA.
setiap memakai seragam sekolah, bajunya selalu terlihat kusut seperti tidak pernh di seterika. ujung seragamnya tidak pernah di masuka dalam celana. ia tidak pernah menggunakan ikat pinggang, sepatu hitamnya selalu terlihat kotor - talinya tidak pernah di ikat menyerupai ikatan pita melainkan ikatan mati.
alvin satria bukan cowok tampan idola banyak cewek. dia hanya cowok biasa, yang pikirannya tidak waras, bagi pika. dan mulai hari ini, pika sudah memasukan pian ke deretan pertama dari daftar orang yang sangat pika benci.
salam emak pian:)
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments