Rosalina menatap kembali wajah Handrian, meskipun laki-laki itu mencoba membuang pandangannya kearah lain.
Lalu wanita cantik itu pun mulai bertanya kembali dengan serius.
"Kamu melakukan perjanjian apa pada orang tuaku, sehingga kamu tidak bisa menceraikan aku, Mas? Meskipun kamu tau, jika rumah tangga kita sekarang sudah tidak sehat. Dan apa yang membuatmu berjanji sehingga hidupku jadi seperti ini?"
Handrian yang tadi menatap kearah lain, kini hanya bisa menundukkan kepala, saat pertanyaan tersebut terlontar begitu saja dari mulut wanita yang sudah menjadi istrinya tersebut.
"Lina, sebaiknya kita tidak perlu membahas masalah itu lagi, karena itu merupakan masalah yang sudah lewat. Lebih baik sekarang kita fikirkan bagaimana hubungan kita dimasa depan?"
Jawaban Handrian itu tiba-tiba saja, membuat Rosalina tertawa. Meskipun saat ini air matanya sedang mengalir.
"Hahaha... Kamu bilang apa tadi Mas? Masa depan? Masa depan apa yang akan kita harapkan dari pernikahan yang seperti ini? Dan aku tidak percaya jika kamu terikat perjanjian dengan kedua orang tuaku! Aku yakin, jika pernikahan kita berjalan tidak normal seperti ini, pasti karena ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan dariku. Entah itu apa?"
Setelah berbicara demikian, Rosalina bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Membuat Handrian hanya bisa memandangi punggung istrinya tersebut sampai menghilang didepan pintu.
Rosalina berjalan kearah dapur, untuk mengambil segelas air putih. Kemudian ia kembali kedalam kamarnya.
Saat melihat Handrian yang masih berada disana, sembari menatap kearahnya, Rosalina pun pura-pura tidak perduli.
Wanita itu malah mengambil sebuah bantal, dan kembali tidur meringkuk.
Keesokan harinya, Handrian yang ingin berangkat kerja, berusaha membangunkan Rosalina seperti biasanya.
Namun yang terjadi, wanita itu tidak mau bangun atau pun menatap kearah Handrian.
Dengan terpaksa, laki-laki itu pun menyiapkan keperluannya sendiri dari pada dirinya terlambat.
Setelah memastikan suaminya sudah berangkat kekantor, Rosalina pun bangun dan melangkah kekamar mandi.
Kemudian ia menyalakan shower dan membersihkan tubuhnya, agar lebih terasa segar.
Saat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja telinganya menangkap dering ponsel miliknya yang berada diatas nakas. Dan saat itu pula, kakinya melangkah untuk mengambil ponsel tersebut.
Wanita itu tertegun, Kala melihat nomor siapa yang menelfonnya pagi-pagi.
"Siapa ini yang menelfonku?" Ucap Rosalina pada dirinya sendiri, saat menatap nomor yang sama sekali tidak dikenalnya
Namun ia tetap mengangkat panggilan dari nomor tersebut, karena dirinya khawatir jika panggilan itu merupakan panggilan penting dari seseorang yang sedang menghubunginya.
Saat benda pipih miliknya itu sudah menempel sempurna ditelinga Rosalina, wanita itu tersenyum senang.
Bagaimana tidak? Suara cempreng milik seseorang yang ia rindukan selama ini, kembali bisa ia dengar melalui panggilan tersebut.
"Hallo sahabatku tersayang, sudah lama aku tidak menghubungimu selama aku diluar negeri? Bagaimana kabarmu?" Tanya suara seorang perempuan yang ada diseberang sana.
"Hallo juga Tania! Tega ya, selama kamu diluar negeri, kamu sama sekali tidak pernah memberiku kabar! Aku kangen loh." Jawab Rosalina sambil tersenyum.
Saat ini, posisinya sedang menggunakan handuk dan sama sekali belum berpakaian.
Mendengar sahabatnya itu mengomel, perempuan yang bernama Tania itupun terkekeh.
"Ya maaf, sayang! Selama ini, aku tidak sempat menghubungimu karena aku terlalu sibuk mengurus pekerjaan, jadi aku tidak punya waktu untuk berleha-leha atau pun berbicara seperti dulu! Sekarang aku sudah menjadi seorang sekretaris disebuah perusahaan terkenal, jadi yaa... Waktuku pasti terkikis habis." Jawab Tania, yang membuat kepala Rosalina mangut-mangut.
"Ngomong-ngomong, kamu punya waktu tidak? Bagaimana kalau kita ketemuan? Mumpung aku masih ada di indonesia loh!" Tanya Tania. Membuat Rosalina mulai berfikir sejenak.
Akhirnya, Rosalina pun mengiyakan permintaan sahabatnya itu, untuk bertemu disebuah restauran yang sudah menjadi langganan mereka sejak dulu.
*
"Haaaiii... Bagaimana kabarmu?" Sapa Tania, saat melihat Rosalina yang datang menghampirinya.
Perempuan itu segera memeluk tubuh sahabatnya, dan Rosalina membalasnya dengan pelukan hangat.
"Alhamdulillah, kabarku baik Tania! Bagaimana denganmu? Kamu itu terlihat lebih cantik dan modis, sangat berbeda dengan dulu!" Jawab Rosalina seraya berdecak kagum, saat menatap sahabatnya yang penampilannya jadi berubah dan lebih menarik.
"Ah kamu bisa aja! Kamu juga terlihat jadi semakin cantik! Oh iya Lin, ayo duduk dulu. Aku sudah memesankan makanan kesukaanmu." Ujar Tania. Sambil melepaskan tangannya dari tubuh Rosalina, dan menyuruhnya duduk.
Rosalina pun menuruti permintaan sahabatnya itu. Dengan menggunakan sebelah tangan, ia menarik kursi dan duduk dihadapan Tania.
"Oh iya Lin. Aku dengar kamu sudah menikah dan punya suami ya?" Tania bertanya sambil menyeruput minuman yang ada dihadapannya. Begitu pula dengan Rosalina. Wanita itu melakukan hal yang sama dengan sahabatnya itu.
"Iya Tania, aku memang sudah menikah, dan pernikahanku sudah berjalan satu tahun!" Jawab Rosalina sambil tersenyum.
"Waaah... Berarti benar dong kabar yang aku dengar dari teman-teman semasa kuliah kita dulu! Aku fikir itu cuma gosib. Aku tidak menyangka, jika temanku ini sekarang sudah menjadi Ibu rumah tangga." Ujar Tania. Bola matanya fokus menatap pada Rosalina yang duduk dihadapannya.
Rosalina hanya terkekeh menanggapi ucapan Tania.
"Oh iya Lin, bagaimana kehidupan rumah tanggamu sekarang? Pasti bahagia kan? Aku juga jadi pengen menikah sepertimu dan hidup bersama suamiku! Tapi sayangnya, jodohku belum ada, hehehe..."
Tania melanjutkan ucapannya, membuat Rosalina jadi terdiam.
Wanita itu memikirkan nasib rumah tangganya yang entah bagaimana?
"Hahaha..."
Tiba-tiba saja Rosalina pun tertawa seolah-olah dirinya sedang menertawakan nasibnya sendiri. Membuat Tania kebingungan dengan tingkah temannya itu.
"Kamu kenapa Lin? Kamu baik-baik saja kan?" Tanya perempuan itu. Membuat Rosalina tersadar dari kelakuannya yang tertawa seperti orang gila.
"Eh, maaf Tania." Ucap wanita berkulit putih itu sambil mengusap sudut matanya yang berair.
Tania terus saja menatap wajah Rosalina dengan perasaan bingung, karena disaat temannya itu tertawa, ia malah mengeluarkan air mata.
"Lin, kamu tidak apa-apa kan?"
Tania bertanya kembali, dan Rosalina pun menatap kearahnya.
"Iya, Tan. Aku tidak apa-apa kok!" Rosalina menjawab pertanyaan sahabatnya itu sambil meneguk ludah. Kemudian ia menundukkan wajah.
Merasa ada yang disembunyikan oleh Rosalina, Tania meraih tangan wanita itu kemudian menggenggamnya.
"Lin, kita sudah bersahabat sejak bertahun-tahun. Dan meskipun saat ini kita berdua jarang bertemu, tapi aku masih sangat mengenalmu! Kamu itu adalah seseorang yang tidak pintar berbohong. Oleh sebab itu, jangan pernah mencoba membohongiku Lin! Aku tau, sekarang ini kamu sedang dalam masalah, dan kamu ingin menutupi masalahmu itu dariku, kan? Sebenarnya ada apa? Cerita sama aku Rosalina? Apakah rumah tanggamu tidak bahagia." Tanya Tania.
Pertanyaan dari sahabatnya itu, membuat Rosalina sendiri hanya bisa menahan nafas. Karena rasanya begitu sesak, untuk menceritakan bagaimana hubungannya dengan sang suami.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments