Bab 3: Jejak Informasi dan Batu Langit

Malam telah larut, dan bulan sabit menggantung tinggi di langit, menerangi Sekte Pedang Bulan dengan cahaya perak. Di atas sebuah batu kotak yang menghadap ke lembah, duduklah Zhong Li. Rambut peraknya yang panjang tergerai ditiup angin malam, dan matanya yang keemasan menatap hamparan bintang yang familiar namun asing. Keheningan dan luasnya langit memicu ingatan-ingatan yang samar, seolah ia pernah berada di sana, jauh lebih tinggi dari bintang-bintang yang ia lihat sekarang.

Di belakangnya, Guru Yuan, yang tak bisa tidur, melihat sosok Zhong Li yang sedang merenung. Ia berjalan pelan, berniat untuk menemani pria misterius itu. Namun, bahkan sebelum ia sempat mendekat, suara Zhong Li memecah kesunyian.

"Di mana aku bisa menemukan seseorang yang bisa memberikan segala informasi tentang dunia ini?"

Yuan terkejut. Ia sama sekali tidak mendengar langkah kaki Zhong Li, namun pria itu sudah tahu ia datang. Hal ini menguatkan keyakinannya bahwa Zhong Li bukanlah manusia biasa. Ia menghela napas, menepis rasa takutnya, dan menjawab.

"Tuan Zhong Li, jika Anda mencari informasi, Anda harus pergi ke Sekte Pengumpul Awan," jawab Yuan. Ia melanjutkan penjelasannya. "Sekte itu mengumpulkan semua informasi dan pengetahuan di seluruh Alam Immortal. Mereka bisa menemukan apa pun yang Anda cari, asalkan Anda punya harga yang pantas untuk dibayar."

"Di mana aku bisa menemukan sekte itu?" tanya Zhong Li, tanpa menoleh.

"Sekte Pengumpul Awan adalah sekte yang misterius, cabangnya tersebar dan tersembunyi di seluruh Alam Immortal," jelas Yuan. "Tapi ada sebuah cabang yang terkenal di Kota Naga Langit. Kota itu tidak terlalu jauh dari sini. Anda bisa menemukannya di sana."

Zhong Li hanya mengangguk pelan. Ia berdiri, kembali menghadap ke Yuan, matanya yang keemasan kini terlihat lebih jelas di bawah sinar rembulan.

"Terima kasih," ucapnya singkat. Tanpa basa-basi lebih lanjut, Zhong Li berbalik dan berjalan kembali ke kamarnya, meninggalkan Yuan sendirian dalam keheningan malam. Yuan hanya bisa menggelengkan kepala, menyadari betapa jauh perbedaan antara dirinya dan pria yang ia selamatkan, bahkan dalam hal perilaku.

°°°

Pagi hari telah tiba, dan mentari mulai menyinari Sekte Pedang Bulan. Sesuai janjinya, Guru Yuan bersama dua muridnya, Li Wei dan Mei Hua, datang ke kamar Zhong Li untuk mengantarkan sarapan. Yuan mengetuk pintu.

"Tuan Zhong Li? Kami membawakan sarapan untuk Anda," panggilnya.

Tidak ada jawaban. Yuan mencoba mengetuk lagi, tapi tetap tidak ada respons. Khawatir terjadi sesuatu, ia mengisyaratkan Li Wei untuk membuka pintu perlahan.

Kamar itu kosong.

Sarapan dan buah-buahan yang mereka bawa pun jatuh. Kamar itu rapi, seolah tidak pernah dihuni. Namun, di atas meja kecil di samping tempat tidur, tergeletak sebuah benda aneh.

"Apa itu?" tanya Mei Hua.

Li Wei mendekat dengan hati-hati. Benda itu adalah sebuah batu berwarna hitam pekat, namun di dalamnya terdapat kilatan-kilatan cahaya ungu yang berkedip. Batu itu memancarkan aura dingin dan berat. Li Wei mengambilnya, dan rasanya seperti memegang ribuan kilogram baja.

"Ini..." bisik Li Wei, matanya terbelalak. "Ini adalah Batu Langit Ungu!"

Guru Yuan, yang terkejut, segera mengambil batu itu dari tangan Li Wei. Seketika, ekspresinya berubah menjadi keterkejutan yang luar biasa. "Batu Langit Ungu? Ini... ini adalah bahan yang sangat langka dan berharga, Tuan Zhong Li meninggalkan ini?"

Ia melanjutkan dengan suara bergetar. "Batu ini adalah bahan dasar untuk membuat senjata tingkat tertinggi. Di seluruh Alam Immortal ini, hanya ada beberapa lusin senjata tingkat langit yang dibuat dari bahan serupa. Dengan batu sebesar ini, kita bisa membuat setidaknya tiga pedang tingkat langit!"

Mei Hua dan Li Wei terperangah. Mereka tidak menyangka bahwa pria yang mereka tolong, yang terlihat tanpa kekuatan, bisa meninggalkan hadiah yang begitu berharga. Mereka menyadari, Zhong Li bukanlah sekadar kultivator biasa, melainkan sosok yang berasal dari tempat yang jauh lebih tinggi.

°°°

Jauh dari Sekte Pedang Bulan, Zhong Li sudah memulai perjalanannya menuju Kota Naga Langit. Ia berjalan tanpa lelah, melewati hutan-hutan yang rimbun, melintasi sungai-sungai yang jernih, dan mendaki gunung-gunung yang menjulang. Ia mengamati keindahan dunia yang asing ini, namun ia tidak merasakan emosi apapun. Ia hanya fokus pada tujuannya: mendapatkan informasi.

Setelah beberapa hari perjalanan, Zhong Li akhirnya melihat sebuah pemandangan yang mengesankan. Di hadapannya terbentang sebuah kota yang begitu besar, yang diselimuti kabut dan dikelilingi oleh tembok raksasa. Bangunan-bangunannya megah, beberapa bahkan seolah-olah menyentuh langit. Gerbang kota yang terbuat dari batu giok yang kokoh terlihat ramai, dipenuhi oleh para kultivator dari berbagai sekte dan tingkatan yang berlalu lalang.

Ini adalah Kota Naga Langit, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan dan informasi di bagian selatan Alam Immortal. Zhong Li melangkahkan kakinya masuk ke dalam kota, merasakan keramaian yang belum pernah ia rasakan sejak ia terjatuh. Namun, di dalam hati kecilnya, ia tahu, perjalanannya baru saja dimulai. Ia harus menemukan Sekte Pengumpul Awan, mendapatkan informasi yang ia butuhkan, dan mengembalikan semua yang telah hilang darinya.

Zhong Li berjalan perlahan menyusuri jalanan Kota Naga Langit yang ramai. Bangunan-bangunan megah menjulang tinggi, menaungi para kultivator dan pedagang yang berlalu-lalang. Udara dipenuhi dengan campuran aroma rempah, ramuan, dan energi spiritual yang berlimpah. Meski keramaian ini sangat berbeda dengan keheningan di Alam Celestial, Zhong Li tidak terganggu. Fokusnya hanya satu: menemukan Sekte Pengumpul Awan.

Ia mendekati seorang pedagang tua yang sedang menjajakan buah-buahan spiritual di pinggir jalan.

"Tuan," sapa Zhong Li dengan nada datar. "Apakah Anda tahu di mana letak Sekte Pengumpul Awan?"

Pedagang itu menatap Zhong Li dari ujung kepala hingga kaki, matanya menyipit melihat pakaian Hanfu putihnya yang sederhana namun berkelas. "Sekte Pengumpul Awan?" ulang si pedagang, lalu menggelengkan kepala. "Aku belum pernah dengar nama itu, Tuan. Mungkin kau salah nama."

Zhong Li mengangguk pelan, lalu melanjutkan langkahnya. Ia mencoba bertanya kepada beberapa pedagang lain, seorang penjual senjata, seorang peramu obat, hingga seorang penjaga gerbang kota. Namun, jawaban yang ia terima selalu sama: tidak ada yang tahu. Seolah-olah sekte itu hanyalah sebuah mitos.

"Mungkin benar yang dikatakan Guru Yuan, sekte itu memang tersembunyi," gumam Zhong Li pada dirinya sendiri.

Tidak menyerah, ia mengubah sasarannya. Ia mulai bertanya kepada para kultivator yang terlihat lebih berpengetahuan. Ia menghampiri sekelompok kultivator muda yang sedang bercengkrama di sebuah kedai teh. Namun, mereka hanya menatapnya aneh dan mengatakan bahwa ia mungkin sedang berkhayal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!