Reinkarnasi

Tuan Antonio begitu terkejut. Ia segera membangunkan istrinya.

"Sayang, bangunlah". Tuan Antonio mengguncang tubuh Nyonya Elle dengan keras.

"Apasih kau ini. Mengganggu saja. Biasanya jika ingin langsung saja eksekusi tidak pakai acara membangunkan ku". Kata Nyonya Elle sangat kesal. Ia masih menutup matanya bahkan berubah posisi membelakangi Tuan Antonio.

"Aku sedang tidak ingin. Ini masalah gawat. Bangunlah. Isabelle mengalami kecelakaan dan sekarang ada di Rumah Sakit. Kita harus kesana, mungkin David membutuhkan kita". Tuan Antonio berkata lagi.

Nyonya Elle segera bangun dengan mata terbuka lebar. Tanpa banyak bicara ia segera ke kamar mandi untuk mencuci muka.

"Apalagi yang kau tunggu. Cepat ganti baju. Aku harus tau bagaimana keadaan calon menantu ku". Bahkan Nyonya Elle masih sempat mengomel saat melihat Tuan Antonio masih diam diatas ranjang.

"Iya iya. Baiklah".

...

Keduanya sudah sampai di Rumah Sakit. Tuan Antonio tidak berkendara sendiri. Ia meminta salah satu penjaga untuk menyetir.

Leo mengatakan bahwa mereka berada di depan kamar mayat. Tidak sempat menjelaskan lagi terdengar suara teriakan David dan sambungan telfon mati.

"Leo mengatakan mereka ada di depan kamar mayat". Kata Tuan Antonio.

Nyonya Elle membelalakkan mata dan menutup mulutnya. Ia menggelengkan kepala, matanya sudah berkaca-kaca.

"Itu tidak mungkin kan, sayang ?" Tanya nya. Berharap ucapan Tuan Antonio mengatakan tidak.

"Entahlah, sayang. Ayo kita kesana. Aku tadi mendengar teriakan putra kita". Tuan Antonio berkata dengan pelan. Ia seakan mengerti makna dari teriakan yang ia dengar tadi.

Mereka berjalan dengan tergesa-gesa. Beberapa kali Nyonya Elle hampir terjatuh. Ingin rasanya ia segera sampai ke tempat dimana David berada.

Suasana Rumah Sakit nampak sepi. Hanya beberapa perawat yang berlalu lalang. Sebab ini masih dini hari.

"Leo". Panggil Tuan Antonio. Terlihat Leo sedang berusaha membujuk atau entahlah apa. Ia berjongkok di depan David yang terlihat menyedihkan. Matanya sudah memerah, air mata berlinang.

Ia juga menjambak rambutnya sendiri. Merasa dunia yang menerangi nya sudah hancur.

Setelah ini, ia tidak lagi bisa melihat wajah cantik pujaan hatinya. Tidak ada suara manja yang menggoda pendengarannya.

Entah apa ia sanggup atau tidak untuk melewati hari esok. Terbersit rasa bersalah yang mendalam sebab ia tidak mengantar Isabelle pulang.

"Sayang". Panggil Nyonya Elle memeluk David.

"Mom". David mendongak. Terlihat Mommy dan Daddy nya berada disana. Menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

"Apa yang terjadi, Leo ?" Tuan Antonio bertanya pada Leo yang sudah berdiri. Ia melepaskan David sebab Nyonya Elle sudah menggantikan nya memeluk Tuannya itu.

"Nona Isabelle sudah tiada, Tuan". Ucap Leo lirih.

Kalimat itu, sekali lagi menghantam hati David yang mendengarnya. Jadi, ini semua nyata dan bukan mimpi ? Batinnya sekali lagi menjerit.

Ia tergugu, terisak dalam pelukan Nyonya Elle. Begitu juga Nyonya Elle tak kuasa menahan tangisnya. Ia juga sama kehilangan nya seperti David.

Ia sudah menyayangi Isabelle seperti putrinya sendiri. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belanja maupun ke salon bersama.

Terkadang mereka juga memasak di mansion. Mencoba membuat resep baru yang terlihat menarik dan mudah. Karena sebenarnya dua-duanya tidak ada yang bisa memasak.

Semua kenangan itu berputar di kepala Nyonya Elle. Tapi yang lebih membuat nya sedih adalah bagaimana dengan David ? Putra bungsunya itu sangat mencintai Isabelle. Ia yang jadi saksi bahwa David berubah lebih baik setelah menjalin hubungan dengan Isabelle.

Tidak ada lagi David yang hobi balapan mobil untuk mempertaruhkan nyawanya. Tidak ada lagi David yang setiap malam clubbing bersama teman-teman tidak jelasnya. Yang ada adalah David yang rajin dan pekerja keras.

"Isabelle Mom". Tangis David.

"Iya Sayang". Tidak ada lagi kata yang bisa ia ucapkan untuk menghibur para David. Ia hanya berharap jika David menumpahkan segala duka nya malam ini dan besok ia siap menatap hari yang baru.

Tuan Antonio tidak banyak bicara. Matanya mengembung tidak berhenti. Berkali-kali ia hapus air matanya, berkali-kali pula selalu keluar lagi.

"Selidiki kecelakaan itu, Leo. Apa murni kecelakaan atau ada yang sengaja mencelakai nya". Titah Tuan Antonio.

"Baik, Tuan". Jawab Leo sambil berlalu. Ia menghubungi Ronald untuk menanyakan kemajuan penyelidikan polisi. Leo juga mengatakan agar informasi apapun yang di dapat jangan sampai bocor pada orang lain.

Keesokan harinya saat hari sudah terang, Tuan Antonio dan Nyonya Elle memutuskan untuk mengurus pemakaman Isabelle meskipun David melarangnya. Ia masih belum rela jika harus berpisah dengan Isabelle.

Bahkan David mengamuk dan menjerit. Membanting semua benda untuk melampiaskan kekecewaan nya.

Tidak ada cara lain. Akhirnya Tuan Antonio meminta seorang Dokter untuk memberikan suntikan penenang. Dan saat itulah Isabelle dimakamkan tanpa kehadiran David.

..

Di waktu yang sama setelah kecelakaan, seorang wanita membuka matanya. Merasakan rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya.

"Sakit sekali tubuhku. Aku kira aku akan mati haha". Ia tertawa sebab merasa baru saja lolos dari maut. Dan pasti saat ini ia berada di Rumah Sakit. Ia berencana memberikan banyak uang untuk orang yang menolongnya.

Tapi saat membuka mata, ia menyadari tempat ini bukanlah Rumah Sakit. Tidak ada bau obat yang ada hanya bau apek memenuhi indra penciumannya.

Ia coba memfokuskan pandangannya yang masih kabur. Pelan-pelan ia dengan jelas dapat melihat. Ia berada diatas ranjang yang lumayan besar, namun apa ini ? Sprei nya sangat buruk. Bahkan aroma tidak sedap yang ia cium pasti berasal dari sini.

Isabelle segera melompat dari ranjang yang ia duduki. Memeriksa setiap inci tubuhnya seolah baru saja menyentuh sesuatu yang menjijikkan.

"Sial, dimana ini ? Bau sekali ruangan ini". Katanya sambil menutup hidungnya.

"Apa yang punya rumah tidak bisa membeli pengharum ruangan walaupun yang murah". Gerutunya lagi sambil menelusuri setiap sudut.

Saat melewati sebuah lemari dengan cermin di depannya ia segera menghentikan langkahnya. Matanya melotot hampir keluar sangking terkejut nya.

"Siapa itu ? Bukan aku ?" Ucapnya pelan. Meraba setiap inci wajahnya, lalu beralih pada tubuhnya.

"Apa yang terjadi ? Bukankah aku Isabelle ? Atau sebenarnya siapa aku ?" Teriaknya frustasi masih belum juga menemukan jawaban.

Kemudian sebuah ingatan tiba-tiba melintas di kepalanya. Semua orang memanggil nya dengan nama Adelle. Ia memiliki dua orang anak. Suaminya ? Suaminya tidak memperhatikan nya dan anak-anaknya, juga mertuanya yang selalu merendahkan.

"Apa itu tadi ?" Gumam nya dengan nafas memburu. Sesuatu seperti potongan film terus berputar di kepalanya. Bergantian dari satu kejadian menuju kejadian lainnya.

"Reinkarnasi ?" Sebuah kata yang terlintas dalam benaknya. Ia menyadari ia adalah Isabelle. Ia juga ingat beberapa jam yang lalu baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh tujuh tahun.

Ia tertawa hambar. Kenapa bereinkarnasi menjadi orang yang menyedihkan seperti ini. Saat bayangan Adelle di caci maki oleh mertuanya, saat Adelle mengemis uang pada suaminya dan saat melihat kedua anaknya merintih menahan lapar.

Isabelle menangis. Merasakan luka yang luar biasa di dalam hatinya. Benarkah ini hatinya atau hati Adelle ?

"Lihatlah, bahkan baju ini tidak layak pakai". Tangisnya melihat banyak sekali lubang kecil di ujung lengan bajunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!