Kini aluna sudah sampai di markas dan dia sedikit kesal dengan tuannya itu karena memberikan misi yang membuat emosinya naik turun. Aluna menghentakkan sepatunya di lantai marmer, wajahnya memerah karena marah.
Dia langsung menuju ruang kerja Nathan, mengetuk pintu dengan keras, dan masuk tanpa menunggu izin.
"Tuan Nathan, apa yang kamu pikirkan dengan mengirimkan aku ke perusahaan Alexander Blackwood?!" Aluna menudingkan jari ke arah Nathan, suaranya bergetar karena marah.
Nathan menyandarkan tubuhnya ke kursi, senyum tipis muncul di wajahnya.
"Ahah, Luna. Karena aku tahu kamu tidak akan mengecewakan aku. Bagaimana, apa Alexander percaya dengan kamu?"
“Dia sangat mencurigai saya tuan, apa tidak ada tugas lain saja selain menemui Alex dia benar-benar pria yang mengerikan”
Aluna bergidik mengingat ketegasan alex.
Nathan tertawa, mata hitamnya bersinar dengan kegembiraan.
"Alexander Blackwood memang pria yang tidak biasa, Aluna. Tapi, itulah yang membuatnya menjadi target sempurna bagi kita," katanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius. Lalu, dia menambahkan dengan nada yang lebih rendah,
"Tapi, aku harus tahu... apa yang membuatmu bergidik ngeri, Aluna? Apakah Alexander melakukan sesuatu yang tidak terduga... atau apakah kamu merasakan sesuatu yang tidak biasa terhadapnya?"
Aluna berbicara dengan nada serius “Dia bilang dia akan mengawasi pergerakan saya dan pak David tuan, bagaimana ini?” Aluna menjadi sangat gelisah
Wajah Nathan berubah menjadi merah karena marah, dia menghantamkan tinjunya ke meja.
"Alex benar-benar berani mengancam kita seperti itu... ini berarti dia sudah mencurigai kita, Aluna," katanya dengan suara yang bergetar karena marah.
Lalu, dia menatap Aluna dengan mata yang tajam,
"Kita harus bertindak cepat. Rencana awal kita harus dipercepat. Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku, Aluna... aku ingin kamu mendapatkan informasi tentang proyek terbaru Alexander."
Aluna “Bagaimana saya bisa tahu, dia sulit diajak kerjasama tuan”
Nathan menggaruk dagunya, berpikir sejenak sebelum menatap Aluna dengan mata yang berbinar.
"Aku punya ide, Aluna... Alexander mungkin sulit diajak kerjasama, tapi aku tahu kelemahannya."
Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih rendah,
"Alexander memiliki seorang adik perempuan, Elena. Dia adalah satu-satunya orang yang dia percayai. Jika kamu bisa mendekati Elena... mungkin kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan melalui dia."
“Saya tidak mau mendekati keluarganya tuan itu bisa semakin menambah kecurigaanya terhadap saya, saya sangat tahu Alex itu mafia yang terkenal Kejamnya saya sendiri belum tentu mampu menghadapinya” Aluna tidak mau mengambil resiko lebih besar jika sampai Alexander tau niat aslinya.
Nathan tertawa rendah, mengangguk setuju dengan kekhawatiran Aluna.
"Benar, Alexander tidak main-main. Aku tidak ingin kamu berisiko terlalu besar, Aluna."
Dia berpikir sejenak, lalu mata hitamnya berbinar dengan ide baru.
"Aku punya rencana lain. Rencana yang lebih... berani. Aku ingin kamu menjadi 'tamu' di sebuah acara amal yang akan dihadiri oleh Alexander. Aku sudah membeli beberapa tiket. Kamu akan menjadi... tamu kehormatan."
“Kapan acara itu diadakan?” Tanya Aluna
Nathan tersenyum, mengeluarkan undangan dari laci meja dan menyerahkannya kepada Aluna.
"Acara amal 'Malam untuk Kanker' akan diadakan nanti malam di Hotel Grand Luxe. Alexander Blackwood akan menjadi pembicara utama.
Dia menatap Aluna dengan serius.
"Kamu harus tampil meyakinkan sebagai tamu kaya dan berpengaruh, Aluna. Aku ingin kamu mendekati Alexander, mencari kesempatan untuk... mengambil informasi tentang proyek barunya."
Aluna mengangguk “Baiklah kalau begitu saya akan datang ke acara itu, kalau begitu saya permisi dulu tuan..
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments