Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh lima menit,tapi Mas Danu belum ada tanda-tanda kepulangan nya. Tadinya aku pikir dia menginap lagi di rumah orangtuanya seperti yang sudah-sudah. Namun kemungkinan itu terpatahkan karena aku tidak melihat sandalnya di depan rumah mertua. Motor nya pun tak ada di garasi.
Aku coba telpon namun tidak aktif,ku telpon juga teman-teman nya namun mereka tidak memberikan jawaban yang pasti. Entah apa yang mereka tengah sembunyikan dari ku. Rasa gelisah terus aku rasakan sampai-sampai aku tidak bisa tidur dan rasa kantuk pun juga sirna. Ku lihat Arvan tengah terlelap sambil memeluk guling kesayangan nya.
Karena tak kunjung tenang hatiku,ku kerjakan sholat malam dan berlanjut membaca Al Qur'an. Perlahan rasa kantuk pun datang,ku sudahi kegiatan ku lalu berjalan menuju tempat tidur. Ku baringkan diri ini di samping putra kecil ku. Tak lupa aku membaca doa sebelum tidur juga mendoakan Mas Danu.
"Ya Allah,aku mohon tenang kan lah hati ini... lindungilah suami ku dimana pun ia berada saat ini...amin..."
Suara lantunan ayat suci Al-Qur'an dari masjid menggema di kesunyian malam. Aku terbangun melihat jam dinding sudah menunjukan pukul empat subuh. Aku menghela nafas melihat sisi tempat tidur nampak kosong. Rupanya Mas Danu tidak pulang,kemana dia ? Pikir ku.
Meski rasa kantuk masih mendera,aku lekas pergi ke kamar mandi. Ku suci kan diri ini untuk segera menghadap pada Sang Ilahi. Tepat setelah aku berwudhu,kumandang Adzan terdengar. Tak menunggu lama,aku pun segera melaksanakan shalat dua raka'at.
Selesai shalat aku segera menyiapkan sarapan. Mumpung Arvan masih tidur aku pun lanjut mencuci pakaian sambil menunggu masakan ku matang. Selesai mencuci,masakan ku juga selesai aku hendak menjemur pakaian. Akan tetapi saat aku berbalik aku dikejutkan dengan Arvan yang sudah berdiri sambil mengucek matanya.
"Ma...ma...." lirih nya
"Astaga sayang,mama sampai kaget. Sini ! Masih ngantuk ya ?" Aku pun urung menjemur pakaian dan segera menggendong Arvan,membawanya ke kamar mandi.
"Pipis dulu ya,abis itu cuci muka biar seger " bisik ku. Bocah itu tak merespon hanya terdiam merangkul ku,wajah nya ia sembunyikan di leher ku.
Setelah itu aku bawa Arvan ke ruang tengah. Aku menyalakan televisi dan mencari siaran murotal.
"Arvan sayang ,mau maem gak ?" Tanya ku ,bocah itu mengangguk
"Sebentar ya ,mama bawa makanan nya dulu " Aku pun segera ke dapur
Tak lama aku kembali dengan nasi dan lauk kesukaan Arvan yaitu tumis buncis wortel dan telur dadar. Alhamdulillah Arvan makan nya lahap,tak lama makanan nya pun habis. Akupun meminta Arvan untuk diam menonton siaran TV yang tengah menyiarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran. Sementara aku kembali ke dapur untuk mencuci piring. Aku mengerjakan pekerjaan ku sambil terus memantau Arvan.
Suasana pagi ini,terasa sunyi.Tumben anak-anak nya mbak Tami gak bikin rusuh,biasanya di jam-jam segini mereka selalu ngerecoki aku. Ada saja ulah dan tingkah mereka yang bikin pusing. Tapi syukurlah hari ini aku diberikan ketenangan,hingga aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku sampai memandikan Arvan.
Ketika itu terdengar suara motor berhenti di luar lalu gak kama pintu depan terbuka,aku yang berada di depan televisi bersama Arvan menoleh ,rupanya mas Danu baru saja pulang.
"Kamu kok baru pulang mas ? Semalem kemana ? Nginep lagi di rumah ibu ?" tanya ku
"Iya,maaf ya. Aku gak ngabarin kamu. Semalam aku ngantuk dan pusing banget jadinya pulang ke rumah ibu,takut ganggu kamu tidur " Ucap Mas Danu berasalan.
"Memang nya mas pulangnya jam berapa ?" tanya ku lagi
"Jam sepuluh "Jawab nya singkat
"Jam sepuluh bukan nya aku masih bangun ,aku juga gak denger suara motor nya " Batin ku. Mas Danu kemudian pergi ke kamar aku mengikutinya meninggalkan Arvan yang tengah bermain dengan mainan nya ,mulut nya mengoceh namun tak satu kata pun yang terdengar.
"Mas udah mandi ? Kok udah ganti baju saja?" tanya ku bingung
"Udah ,tadi di rumah ibu. Aku ke kantor dulu ya,mungkin aku pulang nya telat karena aku berangkat nya juga udah siang ,gak enak kalau pulang buru-buru " Ucap Mas Danu
"Iya,mas. Tapi mas udah sarapan belum ? Aku bawakan bekal makanan ya !" Tawar ku namun langsung ditolak nya
"Gak usah,tadi aku udah sarapan di rumah ibu. Aku berangkat " Mas Danu lalu pergi ke luar melewati Arvan yang menatapnya penuh harap.
"Ya Allah,...ternyata mas Danu benar-benar menepati janji nya pada ibu " Lirih ku dalam hati
Ya,mas Danu mengizinkan aku mengadopsi Arvan dengan syarat Mas Danu tidak akan ikut campur mengurus Arvan, dan itu pun adalah permintaan ibu mertua. Tadinya aku pikir mas Danu akan tergerak hatinya seiring berjalannya waktu ,tetapi kenyataannya sungguh membuat aku merasa miris dan kasihan pada Arvan. Melihat tatapan Arvan pada Mas Danu seperti tatapan penuh kerinduan dan harapan membuat ku tak tega.
Oh iya,mas Danu itu berkerja di kantor desa,ia menjadi staf di kantor desa tak lama setelah kami menikah. Setelah Mas Danu pergi,ini mertua datang sambil membawa piring kosong.
"Kamu masak apa pagi ini ?" Tanya ibu mertua sambil nyelonong masuk
"Aku masak tumis buncis wortel, dan telur dadar,Bu " Jawab ku
"Loh, bukan nya kamu diminta masak sama Tami ,mana masakan nya ?" Tanya ibu mertua
"Udah aku antar ke rumah mbak Tami,Bu " Jawan ku,tadi aku memang sudah mengantarkan masakan punya Mbak Tami .
"Oh " Sahut ibu mertua sambil menyendok nasi dan juga lauk-pauk nya.
"Memang nya ibu gak masak ?" Tanya ku dengan kening berkerut ,pasalnya tadi Mas Danu mengatakan sudah makan di rumah ibu mertua.
"Enggak ,males " jawab ibu mertua ketus
"Bukan nya tadi Mas Danu udah sarapan di rumah ibu ?" Tanya ku
"Kapan ? Kamu jangan ngadi-ngadi deh,emang kapan dia pernah makan di rumah ibu,dia juga tahu ibu gak pernah masak ,lah wong ibu saja makan nya di sini terus " Ucap ibu mertua kemudian berlalu begitu saja tanpa menutup kembali tudung saji dan mejikom.
Aku mengejar ibu mertua sampai di ambang pintu ,"Apa Mas Danu semalam nginap di rumah ibu ?" Tanya ku.
Ibu mertua yang hendak masuk ke dalam rumah nya pun lantas berbalik.
"Enggak "Ketus ibu lalu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu nya. Namun tak lama ibu membuka kembali pintu dan bilang.
"Makanya urus suami tuh yang bener,biar betah di rumah ,jangan cuman ngurusin anak pungut gak jelas " Setelah mengatakan itu,ibu mertua membanting pintu.
Brughh
"Astaghfirullah...."
"Kalau Mas Danu gak nginap di rumah ibu,terus semalam dia tidur di mana ?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments