TAK DIAJAK

Senandung indah menemani Haura di dapur. Tangannya dengan cekatan berpindah cepat ke pekerjaan yang satu ke yang lainnya. Setelah memastikan telur balado di tungku sebelahnya mulai matang, ia kemudian dengan cepat menggoreng ayam di tunggu lainnya. 

Pagi ini masih sama dengan pagi sebelum-sebelumnya. Kebiasaan yang Haura rutinkan untuk memasak pagi-pagi itu membuatnya sudah sibuk di dapur sejak setelah subuh. Namun, ada yang berbeda kali ini. Jika biasanya ia hanya memasak untuk dirinya dan Banyu, maka sekarang ia memasak dalam jumlah yang cukup banyak. 

Ponselnya yang berada di meja makan terus berdenting sejak tadi. Menandakan pesan whatsApp yang terus masuk. Namun, sedikit pun Haura tidak tergerak untuk mengecek apalagi membalas pesan-pesan tersebut. Hingga suara derap langkah kaki dari arah tangga mulai terdengar. 

“Hp kamu terus berbunyi sejak tadi. Kamu chat siapa pagi-pagi begini?” Nada protes Banyu membuat Haura menoleh ke belakang-tepat pada Banyu yang duduk santai di ruang makan.

Haura tidak langsung menjawab. Matanya kemudian kembali fokus menggoreng ayam, memastikan ayam lengkuas yang ia siapkan sejak semalam bisa matang sempurna. “Itu chat  grup, Mas. Makanya berisik begitu.” 

“Di hp saya tapi tidak ada notifikasi apapun. Chat grup yang kamu maksud itu grup departemen, kan?” 

“Iya. Mungkin itu karena Mas enggak masuk grup,” jawab Haura santai tanpa menghadap ke arah Banyu. Tangannya masih sibuk dengan ayam goreng yang sudah matang. 

“Maksud kamu?” tanya Banyu. 

Haura menghela napasnya. “Itu artinya kami punya grup yang enggak ada kamunya di situ.” 

“Kenapa begitu? Kenapa saya tidak dimasukkan ke grup?” 

Haura yang sudah selesai mengangkat ayam goreng tadi segera memindahkan ayam tersebut ke wadah bekal ukuran sedang. Matanya kemudian menatap Banyu dengan malas. Suaminya itu terlalu cerewet. Jika biasanya Haura akan menanggapi itu dengan cengiran khasnya, kali ini berbeda. Setelah kejadian kemarin Ia sangat malas menanggapi perkataan Banyu. 

“Jarang ada atasan yang dimasukkan ke grup ghibah kantor, Mas. Kecuali kalau atasannya semenyenangkan Mas Sagara. Digibahin di depan orangnya langsung aja Mas Saga masih bisa tertawa. Beda sama Mas, diajak bergurau dikit aja nggak bisa.” Haura melipat tangannya dengan santai, mengabaikan raut Banyu yang berubah kaku.

“Kamu membandingkan saya dengan Saga?” tanya Banyu dengan suara meninggi. 

Haura mengangkat bahunya acuh lalu melangkah menuju meja makan. “Terserah Mas mau anggap itu apa. Kenyataannya memang seperti itu.” Ia kemudian meraih ponselnya dan hendak berjalan meninggalkan tempat itu. 

Banyu menahan lengan Haura dengan cepat membuat langkah Haura terhenti. Ketika netra tajam milik Banyu menatapnya tanpa berkedip, Haura justru menatap lelaki itu dengan malas. 

“Kamu kenapa? Sejak semalam kamu berubah.” 

Haura melepaskan tangan Banyu dari lengannya. Terlihat bekas kemerahan di lengannya yang memang tidak tertutup apapun. Detik kemudian perempuan bergigi gingsul itu terkekeh. 

“Itu hanya perasaan Mas aja. Aku baik-baik aja kok.” Tanpa sadar meskipun Haura menampakkan wajah bahagia, kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuhnya. Mencoba menahan sesak yang sejak kemarin terus menekan kuat dadanya.

Wajah tegang Banyu berubah normal. “Jangan sampai pekerjaan membuat kamu stres. Saya tidak mau kamu jadi stres karena beban pekerjaan. Kalau ada yang tidak kamu pahami, kamu bisa bertanya pada Hania. Sahabat kamu itu bisa diandalkan dalam hal apapun.” Lelaki itu kemudian tersenyum tipis dan hanya ditanggapi Haura dengan anggukan.

Perhatian dari Banyu yang biasanya akan membuat senyumnya mengembang, kali ini tidak berarti apa-apa. Meskipun tiba-tiba tangan Banyu mengusap pelan puncak kepalanya, rasa sesak di dadanya tidak kunjung reda. 

“Saya siap-siap ke kantor dulu. Oh iya, kamu tidak perlu menyiapkan bekal untuk saya. Siang ini saya ada janji dengan calon investor.” Setelah mengatakan itu Banyu langsung melangkah menuju kamar mereka yang berada di lantai atas.

Sedangkan Haura masih diam. Tanpa Banyu katakan seperti itu, hari ini ia memang tidak berencana untuk menyediakan bekal untuk Banyu.

...***...

“Kamu tadi kenapa tidak makan, Daf?” tanya Banyu saat mereka baru saja keluar dari mobil setelah rapat dengan calon investor proyek mereka. 

Daffa tersenyum tipis. “Masih kenyang. Sarapan tadi makan banyak soalnya.” 

Banyu mengernyit bingung. Ia tidak melihat Daffa keluar untuk mencari sarapan tadi pagi. Padahal kebiasaan sahabatnya itu begitu sampai kantor, ia akan keluar sebentar ke kedai dekat kantor membeli sarapan. 

“Saya tidak melihat keluar tadi pagi. Bukannya tadi pagi kamu justru gabung sama anak-anak yang lain ya?”

“Nah itu dia. Aku kesana buat sarapan, Bro. Gilaaa! Istri kamu buat sarapan banyak banget. Mana enak lagi.” 

Banyu menghentikan langkahnya tiba-tiba. “Maksud kamu? Tunggu-tunggu, ini maksud kamu gimana ya?” tanya Banyu menuntut penjelasan dari Daffa. 

Daffa memasukkan tangannya ke saku celana. “Haura itu dari sebelum subuh udah ngabarin untuk nggak usah bawa sarapan di grup. Katanya dia bakalan bawa nasi liwet lengkap sama lauknya. Khusus buat departemen kita, meskipun tadi Pak Sagara juga gabung,” ujar Daffa santai. 

Daffa tidak menyadari bahwa hati Banyu sedang bergemuruh. Sekelebat ingatan tadi pagi muncul di benak Banyu. Ia sendiri heran mengapa Haura memasak secepat tadi. Ia juga sempat heran mengapa Haura memilih untuk berangkat naik taksi online dibandingkan berangkat bersamanya. 

Lalu mengenai grup yang Daffa maksudkan. Ini hanya dia yang tidak dimasukkan ke grup? Matanya lalu menatap Daffa dengan penuh selidik.

“Grup? Grup yang tidak ada saya di sana?” 

Raut santai Daffa berubah tegang. Sesaat kemudian ia tersenyum kaku sembari menepuk bahu Banyu. “Kayaknya sih… Iya.” Daffa lalu tersenyum menampilkan giginya yang rapi. “Itu wajar lagi, Bro. Banyak atasan yang digituin. Kalau ada kamu di grup, jadinya nggak seru buat mereka bergosip.” 

“Lalu Saga? Kenapa ada dia?” Banyu mengingat sepupunya itu pasti juga tidak ada di grup sialan itu. Lantas bagaimana bisa sepupunya yang menyebalkan itu ikut sarapan bersama timnya?

“Itu karena Pak Sagara yang bantuin Haura bawa semua perintilan makanan itu ke ruangan. Ya sebagai ucapan terima kasihlah. Lagian kenapa kamu nggak berangkat bareng si Haura, sih? Kasihan dia bawain barang-barang banyak dan berat.

“Dia tidak ada bilang apapun.” Menahan gejolak hatinya yang rasanya mampu membuat kepalanya pecah, Banyu lalu melangkah cepat menuju ruangannya. 

Siapapun yang melihatnya sekarang pasti akan tahu bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Raut wajahnya tegang, matanya begitu dingin dan tajam serta setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan begitu ketus. Langkah kakinya semakin cepat saat hendak memasuki lift. Pintu lift terbuka dan di sana, tampak Haura sedang bercengkerama dengan Ullya. 

Di saat semua orang mengangguk sebagai tanda hormat kepadanya, termasuk Ullya yang langsung menyadari kehadiran dirinya di lift tersebut, Haura justru sebaliknya. Perempuan berstatus istrinya itu beralih fokus dengan layar ponselnya. 

“Nah ini nih Ul drakor barunya. Gimana? Gantengkan pemainnya?” Haura menunjuk layar ponselnya kepada Ullya. 

“Lebih ganteng Pak Sagara, Ra,” sahut Ullya enteng.

Haura berdecak kesal. “Emang susah kalau ngomong sama orang bucin.” Tiba-tiba Haura merangkul bahu Ullya. “Kalau kelakuan Pak Sagara tidak random, sebenarnya aku juga akan mengakui kalau Pak Sagara lebih ganteng dari ini aktor.” 

“Gantengan mana sama Pak Banyu?” tanya Ullya sembari melirik Banyu yang menatap lurus ke depan. 

Haura dan Ullya memang berbicara pelan. Namun, karena posisi Haura yang berada di sampingnya membuat Banyu bisa mendengar jelas obrolan random dua gadis tersebut. Jantung Banyu berdegup kencang, diam-diam ia juga menunggu jawaban Haura. Apalagi sejak dulu, istrinya itu tidak pernah menunjukkan bahwa ia tertarik dengan Banyu. 

“Karena Pak Saga tadi pagi baik banget, jadi lebih ganteng Pak Saga deh,” jawab Haura sambil tertawa pelan. 

Jawaban santai yang terdengar seperti gurauan itu membuat hati Banyu mencelos. Seharusnya ia sudah mempersiapkan hatinya, toh ia sendiri belum mencintai Haura. Anehnya mendengar Haura mengakui Sagara lebih tampan darinya ditambah dengan kenyataan dirinya adalah satu-satunya orang yang tidak Haura ajak untuk sarapan bersama membuat perasaan aneh di hati Banyu muncul. 

Ting!

Pintu lift terbuka. Saat ia melihat Haura dan Ullya sudah mulai berjalan keluar, Banyu dengan cepat menyamai langkah mereka. 

Saat sudah dekat, Banyu segera berusaha menenangkan dirinya. Memasang wajah datar seperti biasa. Matanya lalu fokus kepada Haura yang masih bergurau dengan Ullya. Ia ingin mendengar penjelasan dari Haura langsung terkait beberapa hal yang mengganggu pikirannya. 

Tanpa senyuman di wajah, dengan sorot tajam penuh intimidasi ia lalu berhenti tepat di depan Haura dan Ullya. “Kenapa kamu berubah, Haura? Sejak semalam kamu seperti mengabaikan saya.”  batinnya bermonolog.

“Ada apa, Pak?” tanya Ullya. Sedangkan Haura hanya diam menatap dirinya dengan raut biasa saja. 

Ia tidak suka Haura yang seperti mengabaikan dirinya. Biasanya Haura akan terlihat antusias saat berbicara dengannya, entah itu dengan topik random atau hanya sekedar menggoda Banyu saja. 

“Haura, ke ruangan saya. Sekarang!” 

*

*

*

Jangan lupa meninggalkan jejak ya, Gaes. Biar tambah semangat. :)

Terpopuler

Comments

mely

mely

awal yg menarik.... lanjutkan kak 👍👍👍

2025-08-02

1

Teti Hayati

Teti Hayati

Ada yg kehilangan.. tapi gak sadar, Ujung-ujungnya malah nyalahin orang ..

2025-08-07

1

Teti Hayati

Teti Hayati

Bener bgt, atssan kayak gini mh gak usah diajakin ke grup..

2025-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 LUNCH BOX YANG TAK DIINGINKAN
2 TAK DIAJAK
3 KALUNG INISIAL
4 MALAM MENYAKITKAN
5 MENEPI SEJENAK
6 MENJADI PERTANYAAN
7 BAYANGAN TRAUMA
8 PERIHAL KOTAK BEKAL
9 BEDA SITUASI
10 HARAPAN
11 PULANG BERSAMA
12 SENTUHAN LEMBUT
13 SINDIRAN HAURA
14 MERASA DEKAT
15 ANTARA HAURA DAN HANIA
16 ES KRIM PEMBAWA KEBAHAGIAAN
17 BUKAN MATRE HANYA REALISTIS
18 HAURA SAKIT
19 OBJEK GOSIP
20 KHAWATIR
21 PERASAAN ANEH
22 MEMBUAT PERKARA
23 BANYU APES
24 TIBA-TIBA CEMAS
25 CIUMAN GAGAL
26 POSESIF TERSELUBUNG
27 MENYEBALKAN
28 CEMBURU BERUJUNG MATI LAMPU
29 KABAR
30 NYATAKAN LAGI
31 MEYAKINKAN HAURA
32 DAFFA DAN PESANNYA
33 BAGIAN 33
34 JAUH DARI HAURA
35 SEPASANG BAHAGIA
36 MABUK
37 BUJUKAN
38 SEKRETARIS BARU BANYU
39 PENJELASAN BANYU
40 SAMA-SAMA GUGUP
41 MALAM INDAH
42 TANDA PERMAINAN
43 PENGGANGGU
44 KEJUTAN KECIL
45 INSIDEN KECIL
46 OMELAN BANYU
47 GEBRAKAN BARU
48 BATU BERTEMU BATU
49 BERBAIKAN JILID 1
50 BERBAIKAN JILID 2
51 SARAPAN YANG TAK SEHAT
52 PERINGATAN PERTAMA DAN TERAKHIR
53 PULANG BERSAMA
54 MOMEN BERDUA
55 SALAH PAHAM KOMUNIKASI
56 SIAPA ITU?
57 KAMU ISTIMEWA
58 MASA LALU 1
59 MASA LALU 2
60 BERTEMU MANTAN
61 SINDIRAN
62 BAD DREAM
63 CEMBURU DIBALAS AMARAH
64 SALAH MENGARTIKAN
65 KENAPA DIA?
66 SEBATAS HUBUNGAN KERJA
67 BUKAN CEMBURU, HANYA....?
68 DIRAZIA BERUJUNG HARMONIS
69 IZIN YANG SULIT
70 SALTING BRUTAL
71 KESEPAKATAN PEMBAYARAN
72 KEJADIAN TAK MENGENAKAN
73 BERITA BAIK
74 100 PORSI SPESIAL
75 BUMIL MALU-MALU KUCING
Episodes

Updated 75 Episodes

1
LUNCH BOX YANG TAK DIINGINKAN
2
TAK DIAJAK
3
KALUNG INISIAL
4
MALAM MENYAKITKAN
5
MENEPI SEJENAK
6
MENJADI PERTANYAAN
7
BAYANGAN TRAUMA
8
PERIHAL KOTAK BEKAL
9
BEDA SITUASI
10
HARAPAN
11
PULANG BERSAMA
12
SENTUHAN LEMBUT
13
SINDIRAN HAURA
14
MERASA DEKAT
15
ANTARA HAURA DAN HANIA
16
ES KRIM PEMBAWA KEBAHAGIAAN
17
BUKAN MATRE HANYA REALISTIS
18
HAURA SAKIT
19
OBJEK GOSIP
20
KHAWATIR
21
PERASAAN ANEH
22
MEMBUAT PERKARA
23
BANYU APES
24
TIBA-TIBA CEMAS
25
CIUMAN GAGAL
26
POSESIF TERSELUBUNG
27
MENYEBALKAN
28
CEMBURU BERUJUNG MATI LAMPU
29
KABAR
30
NYATAKAN LAGI
31
MEYAKINKAN HAURA
32
DAFFA DAN PESANNYA
33
BAGIAN 33
34
JAUH DARI HAURA
35
SEPASANG BAHAGIA
36
MABUK
37
BUJUKAN
38
SEKRETARIS BARU BANYU
39
PENJELASAN BANYU
40
SAMA-SAMA GUGUP
41
MALAM INDAH
42
TANDA PERMAINAN
43
PENGGANGGU
44
KEJUTAN KECIL
45
INSIDEN KECIL
46
OMELAN BANYU
47
GEBRAKAN BARU
48
BATU BERTEMU BATU
49
BERBAIKAN JILID 1
50
BERBAIKAN JILID 2
51
SARAPAN YANG TAK SEHAT
52
PERINGATAN PERTAMA DAN TERAKHIR
53
PULANG BERSAMA
54
MOMEN BERDUA
55
SALAH PAHAM KOMUNIKASI
56
SIAPA ITU?
57
KAMU ISTIMEWA
58
MASA LALU 1
59
MASA LALU 2
60
BERTEMU MANTAN
61
SINDIRAN
62
BAD DREAM
63
CEMBURU DIBALAS AMARAH
64
SALAH MENGARTIKAN
65
KENAPA DIA?
66
SEBATAS HUBUNGAN KERJA
67
BUKAN CEMBURU, HANYA....?
68
DIRAZIA BERUJUNG HARMONIS
69
IZIN YANG SULIT
70
SALTING BRUTAL
71
KESEPAKATAN PEMBAYARAN
72
KEJADIAN TAK MENGENAKAN
73
BERITA BAIK
74
100 PORSI SPESIAL
75
BUMIL MALU-MALU KUCING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!