Kecelakaan Dan Kelahiran

#4

Masih di hari yang sama. 

“Tuan, N-Nyonya—” 

“Ada apa?” 

“Beberapa saat yang lalu, polisi menelepon, mengabarkan bahwa nyonya sudah dibawa ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan.”

“Di rumah sakit mana?” 

“Rumah sakit Medistra.” 

Sean tak lagi mendengar lanjutan kalimat Mirna, ia berdiri kemudian pergi begitu saja meninggalkan ruang rapat. Para pegawai yang hadir nampak bingung, dan mulai berbisik. 

“Gading!” 

“Saya, Tuan.” Tanpa perlu Sean memerintah, Gading sang asisten sudah tahu bahwa ia harus mengikuti langkah kaki atasannya. 

Brak! 

Brak! 

Kedua pintu mobil menutup hampir bersamaan, Sean duduk di belakang, dan Gading yang menguasai bundaran setir. “Ke Rumah Sakit Medistra!” perintah Sean panik. 

“Baik, Tuan.” 

Sean mengepalkan tangannya khawatir, Linda istrinya tengah hamil tua, tapi masih nekat mengemudi seorang diri, padahal Sean sudah sering melarangnya. 

Kini ia begitu khawatir dengan keselamatan istri dan anaknya. Kelihatannya Sean memang dingin, tapi sebenarnya ia sangat mencintai istri dan calon anak mereka. 

Si mantan playboy ini benar-benar berhasil ditaklukkan oleh Linda, wanita yang kebetulan disodorkan kepadanya oleh kedua orang tuanya untuk dinikahi, demi mendapatkan penerus. Yang mana penerus tersebut adalah syarat bagi Sean mendapatkan warisan, serta menghentikan kegilaan gaya hidupnya selama ini. 

“Gading, tidak bisakah lebih cepat lagi?” tanya Sean semakin gusar. 

“Kemacetan panjang di depan, tuan, menurut keterangan GPS, efek samping dari kecelakaan barusan.” 

Mendengar jawaban Gading, Sean semakin gelisah, rasanya ingin lari saja. Ah, iya, mungkin lari adalah solusinya dari pada menunggu dalam ketidak pastian. 

“Ah, shit!” umpat Sean, yang tak bisa menunggu lebih lama lagi, lebih baik ia melanjutkan perjalanan dengan berlari. Sean melepas jas serta dasinya, kemudian keluar dari mobil. 

“T-Tuan! Anda mau kemana?!” pekik Gading namun tak mendapatkan jawaban. 

Sean berlari kencang, tak peduli jika ia menabrak orang atau benda yang kebetulan ada di dekatnya, yang penting adalah segera mengetahui kondisi anak dan istrinya. 

“Hati-hati, dong! Main tabrak saja,” keluh salah seorang pejalan kaki yang kebetulan Sean senggol tubuhnya. 

Tak ada waktu untuk menoleh, apalagi minta maaf, Sean hanya berlari dan terus berlari. Seperti mengejar masa depannya sendiri.

Lima belas menit berlari, akhirnya Sean pun tiba di rumah sakit. Suasana sangat ramai, karena banyak korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. 

“Dok, tolong suamiku,” 

“Suster! Minta kasa lagi!” 

“Awas! Jangan di jalan, kami harus bergegas!”

“Dok, anakku … bagaimana keadaannya?!” 

Suara-suara kepanikan terus bersahutan, silih berganti antara keluarga korban, petugas medis, tim penyelamat, bahkan pihak security yang berjaga di pintu IGD. Semua orang panik, termasuk Sean yang baru saja tiba. 

“Pak! Pak saya suami korban, bagaimana keadaan istri saya?” tanya Sean pada salah seorang perawat yang kebetulan melintas karena mengambil peralatan dan juga obat. 

“Istri Bapak, yang mana?” 

“Ibu hamil,” jawab Sean singkat. 

“Oh, Ibu hamil yang itu, sudah berada di ruang operasi, Tuan. Karena terjadi pendarahan hebat.” Usai menjawab perawat pria tersebut kembali berlari menuju salah satu bilik perawatan. 

Tubuh Sean lemas, namun harus tetap berlari menuju ruang operasi. Demi mencari kepastian keadaan istri serta anaknya. Tak jauh beda dengan ruang IGD, di depan ruang operasi pun cukup ramai dengan keluarga korban yang tengah menanti kabar. 

Rasa gelisah terus melanda, baru kali ini Sean benar-benar merasakan bagaimana pahit dan getirnya romansa kehidupan, karena selama ini ia terlena dengan hidupnya yang serba bebas. Berganti-ganti pasangan terasa mudah seperti berganti pakaian, drugs, serta pertemanan suka-suka asalkan urusan pekerjaan tetap menjadi prioritas. 

Kedua orang tuanya yang sangat resah, karena putra sulung mereka tak bisa diatur, akhirnya menjodohkan Sean dengan Linda, putri dari salah satu kolega bisnis Tuan Airlangga Andreas, papa Sean. 

Ternyata Linda yang masih polos mampu membuat Sean terpikat, hingga pernikahan mereka pun menghasilkan janin dalam kandungan Linda. 

“Keluarga Ibu Linda!” suara Dokter yang masih mengenakan pakaian operasi, dokter tersebut  keluar sambil mengiringi langkah perawat yang tengah mendorong tabung inkubator. 

Sean berdiri, lalu berjalan cepat menghampiri sang dokter. “Saya suami pasien, Dok.”

“Selamat, Tuan, bayi Anda berhasil kami selamatkan, Tapi—”

“Istri saya, bagaimana, Dok?” potong Sean tak sabaran. 

“Masih kritis, Tuan, beliau kehilangan banyak darah, dan juga luka-lukanya sangat parah.” 

Rasanya dunia di sekitar Sean tiba-tiba sunyi, riuh suara orang-orang di sekitarnya tak lagi terdengar, dirinya seperti baru saja menerima vonis tak akan bisa lagi merasakan yang namanya bahagia. 

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

karma kamu itu sean,makanya klo uda berbuat harus bertanggung jawab

2025-08-03

4

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

hukuman buat si Sean...

2025-08-03

2

Nar Sih

Nar Sih

ini semua hukuman untuk mu sean atas dosa mu

2025-08-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!