Pelayan baik hati

"Nia, Apa perlu kita menyebarkan video itu sekarang juga?" tanya Siska.

"Jangan sekarang, karena gue masih ingin bermain-main dulu dengan pelayan sialan itu." kata Nia sembari menatap Yasmin di kejauhan, satu sudut bibirnya tertarik ke atas menganggap remeh Yasmin yang saat ini menjadi lawannya.

"kok gue nggak sabar ya?" kata Siska.

"lu tenang aja, lihat aja kabarnya nanti." sahut Nia.

Tiba-tiba ada seorang pengunjung wanita yang hendak berbelanja Di Toko tersebut, wanita itu berpenampilan sederhana.

"ada pengunjung tuh," seru Siska menyenggol Nia.

Nia menatap wanita paruh baya itu memasuki pintu kaca. "gue males, Sepertinya itu orang miskin dan tidak beruang. Biarkan saja, kita tidak perlu capek-capek melayani pembeli seperti itu. Percuma! ujung-ujungnya ditawar juga dan tidak jadi beli." kata Siska sembari melipat kedua tangannya di dada, menatap remeh satu pengunjung wanita paruh baya.

"nona, Bisakah membantu saya mencarikan sebuah jam tangan pria yang terbaik di toko ini?" tanya wanita paruh baya itu.

Nia menatap sinis pada wanita paruh baya itu. Kemudian ia melangkah menuju etalase, dan mengeluarkan sebuah jam tangan hitam dan murah. Dari luarnya jam tangan itu tampak indah, namun produk itu, adalah produk kawe yang bukan asli. "ini Sepertinya sangat cocok untuk anda." kata Nia.

Wanita berpenampilan sederhana itu menerima jam tangan itu dan memperhatikannya. Ada gurat ragu di wajah tuanya. "adakah yang lain? aku mau yang lebih bagus dari ini." kata wanita itu.

Nia menarik nafas dalam kemudian mengeluarkannya kasar. "tante, jam tangan ini sudah sangat bagus, sangat cocok dan pas untuk keuangan anda. Percuma saja saya mengeluarkan yang bagus, tapi harganya sangat mahal. Anda tidak akan mungkin bisa membelinya." kata Nia, dengan nada rendah namun penuh meremehkan.

Wanita itu menatap tajam Nia, hatinya bergejolak tak terima saat ia di remehkan. "nona meragukan saya karena saya berpenampilan seperti ini?"

Nia berdecak kesal. Tentu saja, ia bergarap agar wanita sederhana ini segera pergi. Target nia adalah pembeli dengan banyak uang, sehingga barang dagangan di toko itu bisa di borong dan ia pun memiliki banyak poin dan keuntungan. Melayani wanita ini seakan menghabiskan waktu dengan percum. "sudahlah, bu. Jangan banyak komentar. Saya rasa jam tangan ini sangat cocok untuk anda. Ambillah, bayar dan segera pergi. Saya masih harus melayani pembeli lain."

Wanita itu memandang Nia dengan kecewa, ia tak menyangka pelayanan di toko yang terkenal akan kualitas dan brand ternama barang yang dijual, ternyata buruk dalam segi pelayanan.

Namun, di sudut lain, Yasmin yang melihat semua itu tiba-tiba datang. "bibi, mau jam tangan yang mana? mari ikut saya! saya akan menunjukkan koleksi jam tangan kualitas terbaik di toko ini. Dan tentunya jam tangan ini merupakan jam dengan keluaran edisi terbatas. Bibi pasti suka." kata Yasmin dengan ramah dan lembut.

Wanita paruh baya itu, yang semula cemberut dan sedih, akhirnya mengukir senyum. Semangatnya untuk berbelanja akhirnya menyala lagi. Dengan tersenyum, wanita itu mengangguk, "tentu saja. Saya senang jika ada pelayan yang ramah dan baik hati sepertimu. Aku pun jadi bersemangat dalam berbelanja."

Yasmin tersenyum, ia pun menggandeng ramah wanita paruh baya itu dan membawanya untuk melihat stok jam tangan yang terbaru dandan terbaik di sana.

Sementara Nia dan Siska mencibir tak suka. "uh... sok so'an ramah. Padahal dia kan hanya wanita miskin. Mana sanggup dia akan membayar jam tangan mahal yang harganya bisa mencapai jutaan bahkan ratusan juta rupiah."

"Biarkan saja. Itu cuma akan membuang buang waktu saja." sahut Sisca.

"aku ke depan dulu. Kayaknya itu ada pembeli yang berpenampilan modis. Dia pasti kaya." kata Nia.

***

"bibi mau yang mana?" tanya Yasmin saat mengeluarkan 3 jenis jam tangan mewah koleksi terbaru di toko itu.

"kayaknya aku mau yang ini. Keponakanku pasti suka." ucapnya dengan tersenyum.

"baik, bibi. Yasmin akan bungkuskan untuk bibi." kata Yasmin dengan tersenyum ramah.

"jadi nama kamu Yasmin?" tanya Wanita itu.

"iya bibi. Sesuai dengan ini." katanya sembari meraba bros nama yang biasanya tergantung di atas saku bajunya. Yasmin terkejut begitu menyadari bros itu sudah tidak lagi di tempatnya.

Wanita paruh baya itu mengernyit.

"maaf, bibi. bros namanya tidak ada. Tapi gak apa apa. Yang penting bibi bisa memanggil saya dengan nama Yasmin." kata Yasmin tersenyum malu.

"kamu memang baik dan ramah. Saya suka cara kerja kamu. Karena kamu sudah melayani saya dengan baik, saya akan berbelanja banyak hari ini. Ayo saya mau membeli banyak hal di sini, seperti baju, sepatu dan barang lainnya. Ayo tunjukkan koleksi terbaik di toko ini." kata wanita paruh baya itu.

"tentu bibi. Mari silakan!" Yasmin mengajak wanita paruh baya itu untuk melihat beberapa koleksi terbaik barang barangnya di sana. Dan semuanya di borong wanita yang berpenampilan sederhana itu. Yasmin merasa senang, hari ini ia berhasil mengumpulkan banyak poin.

Nia dan Siska menatap wanita itu dengan mulut ternganga, di saat wanita itu tiba-tiba mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam.

"Nia, apakah kita lagi mimpi? kenapa kita melewati keberuntungan ini dan membiarkan tambang emas itu berpindah pada Yasmin.

"kita gagal lagi." sahut Yasmin lesu.

Sementara 10 barang belanjaan sudah berhasil di kemas, Wanita itu tersenyum puas dengan pelayanan Yasmin. "terima kasih, nak. Saya akan rekomendasikan semua keponakan saya agar berbelanja di toko ini, dan tentunya dengan kamu yang melayani. Bukan yang lain." kata wanita itu.

Yasmin tersenyum, "terima kasih, bibi."

"panggil saja saya bibi Rania." kata wanita itu.

"terima kasih sudah menghabiskan waktu untuk berbelanja di toko kami. Kami tunggu kunjungan anda selanjutnya." kata bu Indah.

"sama sama." ucap Bu Rania kemudian pergi.

"Yasmin hari ini, poin kamu bertambah lagi. Jika besol besok kamu mencapai batas target penjualan, maka saya akan berikan bonus, tidak perlu menunggu akhir tahun." kata bu Indah memuji Yasmin.

Yasmin mengangguk senang. Ini benar benar rejeki tak terduga, ia harus mengumpulkan uang sebanyak banyaknya untuk biaya berobat ayahnya.

***

Sementara jauh di sebuah hotel, pria tampan yang biasanya di panggil Bramantyo duduk termenung. Matanya menatap benda kecil di tangannya. Sebuah bros nama dengan tulisan "Yasmin" sepertinya membuatnya penasaran. "Yasmin...!! nama yang Indah." gumamnya.

Pria tampan itu pun mengambil ponsel kemudian menelpon. "halo... cari tahu tentang wanita pelayan toko yang bernama Yasmin." suruhnya tanpa mau di bantah.

"pelayan toko yang begitu cantik, kamu telah berhasil memikat hatiku." gumam Bramantyo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!