Resmi Bercerai

PLAK

PLAK

PLAK

"Kamu kan yang sudah menggoda suamiku? Makanya dia menggugat cerai aku." Teriak Nadya sambil melempar surat panggilan dari pengadilan agama tadi sore.

"Apa maksud Kakak, jika Kak Gibran minta cerai itu berarti ada yang salah dengan Kak Nadya. Jangan melempar batu sembunyi tangan, lalu menuduhku seperti ini."

Inilah yang ditakutkan Freya sejak awal, kakak sepupunya ini pasti akan mencari gara-gara dengannya.

"Jangan banyak alasan, aku tahu kamu telah merayu Gibran saat aku tidak ada di rumah waktu itu. Gibran itu sangat mencintaiku, jadi tidak mungkin dia menggugat ceraiku kalau bukan karena hasutan darimu." Ucap Nadya sengit.

"Aku tahu Freya, kamu cemburu padaku kan? Karena ternyata bukan kamu yang dicintai oleh Gibran. Padahal kamu yang telah menyelamatkannya. Aku bisa memutar balikkan fakta dengan mudah, dan kamu bisa lihat sendiri hasilnya. Gibran mengejarku sejak kuliah. Sedangkan kamu, dilirik saja tidak. Kasihan sekali nasib gadis buluk sepertimu." Hina Nadya.

"Terserah apa yang ingin Kakak ucapkan. Aku tidak cemburu, karena sejak awal Kak Gibran bukan siapa-siapaku. Tentang Kakak yang mengarang cerita, aku sudah tahu sejak dulu. Tapi aku sengaja diam saja. Karena Tuhan tidak tidur, Dia tahu siapa yang jujur dan siapa pembohong sebenarnya. Jadi tidak perlu berbangga diri."

"Wow... Sudah berani melawan ternyata. Kamu kira, aku akan tinggal diam setelah kamu menghancurkan pernikahanku." Ucap Nadya menjambak rambut Freya. Dengan sekuat tenaga, Freya berusaha melepaskan tangan Nadya dari rambutnya.

"Lepaskan rambutku, atau aku buat Kakak menyesal setelah ini." Ucap Freya yang menahan rasa sakit.

"Apa yang bisa kamu lakukan..."

BRUK

"Ahh... Bang sat."

Freya menendang kuat tulang kering Nadya. Setelah itu dia bergegas masuk ke dalam kamar untuk istirahat.

"Mama... Mama..." Teriak Nadya yang kesakitan hingga dia susah berjalan.

"Apa sih, tidak lihat sekarang sudah malam." Ucap Budhe Ruhama.

"Freya Ma, kakiku ditendang." Adunya.

"Sudahlah, besok Mama hukum dia."

"Apa Papa sudah pulang? Kenapa akhir-akhir ini Papa sering ke luar kota?" Tanya Nadya.

"Belum, mungkin masih banyak pekerjaan. Makanya, dari pada kamu jadi sekretaris di perusahaan lain. Lebih baik kamu bantu Papa di perusahaan kita. Karena semua itu nantinya juga akan jadi milikmu." Ucap Budhe Ruhama mulai menghalu.

Sejak kapan keluarganya punya perusahaan sendiri kalau bukan dengan merebut. Paman Santoso kakak Mama Freya. Mereka saudara kandung hanya berdua. Sedangkan perusahaan itu adalah milik Papa Freya, warisan dari keluarganya. Papa Freya hanya anak tunggal, tidak ada keluarga sama sekali. Jadi saat dia meninggal, maka seluruh harta menjadi milik keturunannya.

Papa dan Mama Freya meninggal secara tiba-tiba akibat kecelakaan. Ada yang janggal dari musibah yang merenggut nyawa mereka berdua. Tapi kasus itu berhasil ditutup. Freya kecil hanya berharap, dia bisa kuat dan tumbuh besar supaya bisa mencari tahu penyebabnya. Meskipun sudah bertahun-tahun, tapi Freya masih ingat saat kejadian.

Hari ini jadwal sidang di pengadilan agama, Nadya sudah mempersiapkan diri dengan sangat percaya diri. Hasil tes urin dan bukti tertulis dari Dokter dia bawa, sebagai penguat sanggahan atas ketidak setujunya atas gugatan perceraian ini.

"Pak Hakim yang terhormat, perceraian ini tidak sah karena sekarang saya sedang mengandung." Ucap Nadya.

"Apakah Anda bisa membuktikannya, Nyonya?" Tanya Hakim dengan suara tegas.

"Tentu saja bisa, ini adalah surat keterangan dari Dokter yang saya dapatkan kemarin malam." Lantangnya.

"Baiklah, kalau begitu sidang kita tunda dua jam dari sekarang."

Senyum mengembang dari bibir Nadya, meskipun kesal karena Gibran tidak hadir. Kini Nadya tidak peduli.

Terlihat Aksa sedang menelepon Gibran, "Bro mantan istrimu saat ini sedang hamil, dan dia tidak mau diceraikan dalam keadaan seperti itu. Sidang ditunda 2 jam, bener banget apa yang kamu bilang. Nadya itu pandai bersilat lidah dan juga sangat manipulatif."

"Itu bukan anakku, Sa. Kami sudah lama tidak berhubungan badan."

"Tapi, bukannya dia selama ini tidak ingin hamil anakmu ya? Tapi kok sekarang malah hamil?"

"Aku tidak tahu, dulu dia beralasan aku yang mandul makanya dia tidak kunjung hamil. Kalau sekarang tiba-tiba hamil, bagaimana dengan pernyataan dia sebelum-sebelumnya. Tolong Aksa, sidang harus selesai sekali pertemuan. Aku capek menghadapinya."

"Baiklah, kali ini akan aku berikan semua bukti perselingkuhan dia. Dan alasan dia tidak kunjung hamil meskipun pernikahan kalian telah berjalan 5 tahun." Ucap Aksa.

"Jadi... Jadi kamu tahu apa penyebabnya? Bukan karena aku mandul kan? Kenapa tidak bilang dulu padaku. Apa-apaan kamu Aksa menyembunyikan rahasia besar dariku..."

TUT

"Hahaha... Rasain kamu Gibran, makanya ular jangan dipelihara. Rela kehilangan sahabat demi mengejar kuntilanak merah."

Tok

Tok

Tok

"Persidangan dibuka kembali, silahkan penuntut memberikan bukti alasan perceraian ini layak diteruskan." Ucap hakim mempersilahkan Aksa maju.

"Sebelum saya memberikan sejumlah bukti kuat, saya ingin menyampaikan argumen penting terkait kehamilan Nyonya Nadya."

"Selama 5 tahun ini, Klien saya dituduh sebagai pria mandul oleh Nyonya Nadya karena tidak bisa membuatnya hamil Hakim ketua. Tapi mengapa justru pria yang diduga mandul itu, bisa menghamilinya saat dia yang mengajukan perceraian. Jawabannya karena selama 5 tahun ini, Nyonya Nadya memasang kontra sepsi berupa IUD." Ucap Aksa.

"Di mana IUD memiliki rentang waktu penggunaan. Dan mungkin Nyonya Nadya melupakan hal sepenting itu. Kita bisa membuktikannya dengan bantuan pihak profesional jika Pak Hakim ingin tahu kebenarannya seperti apa. Apakah ada IUD tertinggal di dalam rahim atau tidak ada. Dan IUD tidak bisa diambil saat ini karena terjadi kehamilan."

"Efeknya, semoga saja benda kecil itu tidak mengganggu perkembangan janin." Ucapan Aksa sontak membuat sekujur tubuh Nadya bergetar karena takut.

"Benar, aku lupa tentang itu. Bagaimana ini, mana aku sudah terlanjur hamil yang entah benih siapa? Apa milik Irvan?" Gumam Nadya dengan keringat dingin yang membasahi kepala hingga sekujur tubuhnya.

"Dan ada juga bukti PERSELINGKUHAN Nyonya Nadya, jadi bisa dipastikan bayi itu bukan benih dari Klien saya..Karena sudah sejak setahun, klien saya sudah tidak menyentuh istrinya." Ucap tegas Aksa.

Nadya membelalakkan matanya karena tersudut. "Bagaimana bisa Gibran mempunyai bukti perselingkuhannya. Artinya Gibran selama ini hanya pura-pura diam." Monolognya.

"Tolong nyalakan." Ucap Hakim ketua.

Layar proyektor menampilkan Nadya yang membawa seorang pria masuk ke dalam rumah saat Gibran pergi. Tidak hanya di dalam rumah, tapi Nadya memasukkan pria yang berbeda di dalam kamar mereka. Kemudian sebuah video dari kantor Nadya bekerja, saat dirinya bermain gila di meja kerja Irvan.

"Jadi, berdasarkan bukti yang sudah kami tes keakuratannya. Maka pengadilan memutuskan pihak penggugat SAH BERCERAI dengan pihak tergugat. Keputusan ini mutlak, jika ada yang kurang berkenan bisa segera mengajukan banding."

Tok

Tok

Tok

"Kurang ajar kamu Gibran, aku tidak akan tinggal diam. Kamu pasti akan merayakan perpisahan ini bersama Freya."

Apa yang ada di pikiran Nadya memang benar adanya, karena saat ini Freya sedang bersama Gibran untuk makan malam berdua.

"Jadi, Kak Gibran sudah resmi bercerai?" Tanya Freya nampak berbinar.

"Kalau begitu, nikahi aku secepatnya. Karena tiga hari lagi, aku sidang skripsi. Kita nikah diam-diam saja di kantor KUA."

"Setelah aku wisuda, tolong bawa pergi aku dari rumah itu. Tapi bukan pergi untuk selamanya, tapi pergi untuk kembali lagi. Sertifikat rumah dan kepemilikan perusahaan milikku telah dirampas dan disembunyikan. Bisakah kita mengambil alih kembali?"

"Bisa Freya, aku sudah meminta temanku untuk membantu permasalahanmu. Kita bisa bertemu dengannya jika mau."

"Apa tidak masalah kita bertemu? Karena aku belum ingin hubungan ini tercium oleh Kak Nadya."

"Kita bisa janji temu di kantor Aksa, bukan pergi berdua. Nanti aku kirimkan alamat kantornya."

"Kalau begitu, aku setuju Kak."

"Bisakah, jangan panggil Kakak. Karena kita sebentar lagi akan menjadi pasangan suami istri." Ucap Gibran.

"Nanti saja kita pikirkan, karena kita baru berencana, belum realita."

Usai makan malam, Freya kembali pulang dan disambut dengan tatapan menghunus dari Nadya dan Mamanya.

"Dari mana kamu, pulang malam pakai baju rapi seperti itu? Kamu merayakan perceraianku dengan Gibran? Kalian sudah menang bisa mengkhianatiku?"

"Bedebah, mati saja..."

BRUK

"Ahhhh..."

Terpopuler

Comments

💝F&N💝

💝F&N💝

sampai episode ini, ceritanya bagus, seru. manarik, aku suka.

2025-07-28

1

partini

partini

jangan sengaja di bunuh ortunya freya

2025-07-28

0

juwita

juwita

suka ceritanya g bertele-tele

2025-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!