Umpan untuk Bima

Jantung Ayla masih berdebar kencang saat rapat itu berakhir. Untungnya, intervensi Arjuna telah menyelamatkannya dari interogasi langsung Bima. Namun, itu hanya penundaan. Pemecatan Rani menurut alur novel, akan terjadi cepat atau lambat. Ayla tahu ia harus bertindak.

"Syukurlah ada Arjuna," bisik Laras saat mereka berjalan kembali ke kubikel. "Kalau tidak, pasti kamu sudah kena semprot Bima habis-habisan." Laras tampak lega, tapi masih ada gurat ketakutan di wajahnya.

Ayla hanya mengangguk. "Dia memang... di luar dugaan." Ayla mencerna kalimatnya sendiri. Arjuna, seorang figuran bisu di novel, baru saja menyelamatkan pantatnya ini, sungguh anomali yang signifikan.

Kembali ke meja, Ayla membuka file laporan bug yang tadi disebutkan Laras. Ia tahu ia tidak mengerti bahasa kodenya. Tapi sebagai mantan customer service yang terlatih melihat pola di balik keluhan ribuan pelanggan, ia tahu cara mencari celah dalam sebuah sistem. Bug ini, seperti keluhan paket hilang, pasti punya jejak.

Ia mulai memeriksa log aktivitas sistem, data waktu, dan history modifikasi file. Matanya bergerak cepat, mencari kejanggalan. Otaknya seolah memproses database logistik, mencari track record penipuan, bukan kode. Laras sesekali meliriknya, terheran melihat kecepatan Ayla memindai angka-angka dan huruf-huruf.

"Kamu... benar-benar serius mencari tahu?" tanya Laras hati-hati. "Biasanya Bima hanya butuh kambing hitam, bukan solusi sungguhan."

"Kambing hitam yang pintar tidak mudah ditangkap," jawab Ayla sinis, tanpa mengalihkan pandangan dari layar.

Ayla menemukan sesuatu. Sebuah timestamp aneh. Ada beberapa modifikasi file yang terjadi di luar jam kerja normal, dan salah satunya dilakukan dari IP address yang tidak terdaftar di jaringan internal Karsa. Ini bukan kelalaian magang, ini sabotase.

"Laras," Anya bergumam, menunjuk layar. "Lihat ini. IP ini bukan dari karyawan magang, kan? Dan waktu modifikasinya… ini tengah malam."

Laras mencondongkan tubuh, matanya membesar saat melihat detail itu. "Ini... ini bukan pekerjaan anak magang! IP-nya... ini IP eksternal!"

Ayla mengulas senyum tipis. Sebuah umpan. Ia tahu siapa yang paling berkepentingan dalam mengubur informasi ini, Bima. Dia pasti akan berusaha keras untuk menutupi jejak ini jika memang ada hubungannya dengan dirinya atau Arion.

"Kita harus melaporkannya ke Bima," kata Laras, suaranya sedikit gemetar namun juga antusias.

"Tunggu," Ayla menghentikan Laras. "Kalau kita laporkan begitu saja, dia akan memutarbalikkan fakta, atau bahkan menghapus jejak ini." Ayla mengamati wajah Laras yang bingung. "Kita butuh bukti yang tidak bisa dibantah, dan kita butuh... penonton."

Ayla tahu betul sifat Bima dari novel, pria itu angkuh dan cenderung meremehkan. Ayla hanya perlu memancingnya. Ia butuh lebih dari sekadar data di layar, ia butuh sesuatu yang memaksa Bima untuk bereaksi di depan saksi.

Rencana terbentuk di benak Ayla. Rencana yang berisiko, namun bisa mengubah alur plot Rani yang suram. Ini bukan lagi tentang paket hilang atau keluhan pelanggan. Ini tentang mempertahankan hidup dan membalikkan takdir.

Di sisi lain kantor, di divisi R&D, Arjuna duduk di depan monitor yang menampilkan grafik kompleks. Namun, fokusnya sesekali beralih ke feed internal yang terhubung ke jaringan Karsa. Ia melihat laporan bug yang sama, dan IP aneh itu. Ia tahu siapa yang membuat bug itu.

Kemudian, ia melihat pergerakan di divisi magang. Layar monitornya menampilkan log aktivitas user Rani. Rani sedang memindai log sistem dengan kecepatan tidak biasa. 

Bahkan, dia membuka file yang tidak seharusnya dibuka oleh magang entry level. Gadis itu... melakukan sesuatu yang tidak ada dalam "skenario".

Arjuna menyeringai tipis. Rani yang ini, tidak sesuai naskah. Ia menyesap kopinya yang dingin, matanya yang tajam menatap kosong ke layar. Permainan ini baru saja menjadi lebih menarik.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***