✓FLASHBACK ON
Tujuh tahun lalu...........
Di usianya yang menginjak 28 tahun, Restu seharusnya sudah memasuki fase matang dalam urusan asmara. Namun, ia justru lebih fokus mengutamakan karier dan tak memberi ruang bagi kisah percintaannya. Penampilan yang sengaja di buat cupu, ditambah sifat dingin yang tak kunjung luntur, seringkali membuat ketiga sahabatnya gemas sendiri.
Dengan rambut yang selalu tersisir rapi, kemeja licin tak pernah kusut, celana bahan, serta kacamata besar yang setia bertengger di batang hidungnya, membuat penampilannya benar-benar mengingatkan pada "Mas-mas kantoran era jadul." Tak heran jika Rio, salah satu sahabatnya, kerap menjulukinya begitu.
Meski terlihat kaku dan konservatif, nyatanya Restu bukan tipe pria yang anti bersosialisasi. Ia kerap ikut nongkrong bareng ketiga sahabat laknatnya itu, bahkan kadang ikut menemani mereka ke klub malam. Tapi satu hal yang berbeda, Restu tak pernah bermain perempuan. Ia tahu batasan, menjaga dirinya dari segala bentuk godaan yang biasanya mengintai di balik dentuman musik dan lampu-lampu temaram malam.
Rio, Dewa, dan Nathan, sebenarnya hanya ingin melihat hidup Restu sedikit lebih berwarna. Menurut mereka, selama Restu masih tampil dengan gaya cupunya dan bersikap dingin seolah alergi terhadap perempuan, mustahil ada wanita yang mau mendekat. Terlebih lagi, ia masih menyimpan rapat-rapat jati dirinya yang sebenarnya.
"Gimana mau laku, kalau senyumnya aja kayak kena pajak bulanan?" cetus Rio suatu malam.
"Iya, mana penampilannya selalu kayak pegawai kelurahan!" timpal Dewa, disertai dengusan pelan.
"Eh, gue ada ide!" Nathan tiba-tiba mendekat dan membisikkan sesuatu pada mereka berdua.
Rio dan Dewa spontan saling pandang, lalu tertawa pelan, tawa khas trio troublemaker yang baru saja menyusun misi.
Akhirnya, mereka sepakat, hidup Restu butuh revolusi. Dan dari situlah rencana absurd itu dimulai. Mereka kompak menyeret Restu ke klub malam, berharap bisa mencairkan si pria beku itu.
"Aku muak. Aku tahu, nggak ada satu pun dari mereka yang benar-benar tulus. Mereka cuma baik kalau kita punya segalanya," ucap Restu tajam.
"Iya, tapi... apa salahnya, bro? Sekali aja, coba buka sedikit hatimu buat mereka," bujuk Dewa.
"Benar tuh, Res. Setidaknya, rasain dulu gimana nikmatnya... surga dunia," celetuk Nathan, matanya menyipit nakal.
Rio yang dari tadi duduk bersilang tangan akhirnya ikut menyambar, dengan ekspresi sok bijak ala komentator gosip receh, "Res, lu tuh kayak kulkas dua pintu. Dingin, kaku, isinya kosong pula. Lu perlu di-defrost, Bro."
Ketiganya pun tertawa, sementara Restu hanya menghela napas, antara kesal dan pasrah. Awalnya, Restu menolak. Tapi karena terus-menerus jadi bahan olokan lantaran belum pernah berhubungan dengan wanita, apalagi soal ranjang, ia mulai terlihat menimbang-nimbang.
"Hey, lu itu anak orang kaya, Men. Ayolah, jangan polos-polos amat!" celetuk Rio, yang memang paling hobi mengompori.
Dewa ikut menimpali, "Lu sebenernya juga ganteng kok. Lebih ganteng malah dari kita bertiga… ya, tapi kalau nggak cosplay jadi pegawai kelurahan," ujarnya sambil tertawa, membuat ketiganya nyengir lebar.
Nathan tak kalah sibuk menambahkan bumbu. Dirinya yang terlihat kalem, nyatanya adalah spesialis paling ahli gonta-ganti wanita, terus membujuk Restu dengan kisah-kisah tentang nikmatnya 'surga dunia', seolah hidup tak lengkap tanpa mencicipi yang satu itu.
"Apa jangan-jangan si Teguh nggak bisa berdiri kayak si Joni, Res?" goda Rio sambil nyengir lebar, memancing reaksi Restu.
Tentu saja Restu langsung menoleh dengan tatapan tajam. "Enak aja! Jelas bisa lah, namanya aja Teguh. Dia malah selalu tegak waktu subuh, BEGO!" semprotnya sengit.
Seketika itu juga, ketiga sahabatnya meledakkan tawa. Suara mereka membahana di tengah hentakan musik klub, puas dengan reaksi polos nan spontan dari si pria beku satu itu.
"Hahaha, yasudah... manjakan dia kali ini kalau begitu!" ujar Nathan sambil mengangkat gelas, seolah memberi restu.
Selama ini, Restu tak pernah goyah. Saat teman-temannya asyik bercinta di kamar VIP klub, ia selalu jadi penunggu setia, tanpa joget, tanpa alkohol. Di sudut ruangan, ia sibuk memeriksa laporan lewat ponselnya, seperti pegawai korporat yang nyasar ke dunia malam. Tapi malam ini berbeda. Entah kenapa, untuk pertama kalinya, Restu mengangguk pasrah. Ia mau mencoba.
Dan malam itu, sahabat-sahabatnya menyewakan seorang wanita untuknya.
Dalam hati, ketiganya bersorak girang.
"Akhirnya, bro! Sahabat kita mau melepas keperjakaan... huhuy!" bisik Rio penuh semangat, matanya berbinar seperti mak comblang yang berhasil menjodohkan klien terakhirnya ke dalam lubang kemaksiatan.
"Nih, jangan lupa, sarungin si Teguh pakai ini sebelum main!" ujar Nathan sambil menyodorkan sekotak alat pengaman ke tangan Restu.
Restu menerimanya sambil mengernyit, menaikkan sebelah alis. "Ini apaan?" tanyanya penasaran.
Rio langsung menepuk jidat.
"Ya ampun... itu ko*d*m, BEGO!" seru Dewa dengan nada frustrasi.
Ia lupa, sahabat mereka itu masih polos, sepolos susu murni Nasional...ora muniii tapok sandal......🤣
"Pakai itu!" lanjut Dewa sambil menunjuk-nunjuk. "Jangan sampe lu diminta tanggung jawab sama wanita di sini. Ingat, kita disini cuma main-main, bukan nyari istri!" katanya mewanti-wanti.
Restu hanya mengangguk pelan, lalu mengikuti Rio menuju salah satu kamar VIP. Cahaya lampu remang-remang menari-nari di sepanjang lorong, aroma parfum mahal bercampur alkohol menyelimuti udara.
Sesampainya di depan pintu, langkah Restu mendadak terhenti. Ia menoleh dengan wajah bingung.
"Tunggu, Yo... Tadi maksudnya kalau main, emang main apaan?" tanyanya lugu.
Rio langsung mematung. Seketika matanya membelalak, dan ia menatap sahabatnya itu seolah sedang melihat manusia zaman batu.
"Anjirr... Gue pengen jitak lu rasanya!" serunya. "Masuk aja sana! Nanti juga diajarin sama embaknya! Udah sana!!"
Rio mendorong bahu Restu masuk ke kamar dengan kesal campur geli, sementara di dalam hatinya, ia menjerit. "Ya Tuhan, ini bocah beneran mau kehilangan sesuatu yang dia bahkan gak ngerti artinya!"
...ΩΩΩΩΩΩΩ...
Lanjut gak nih? 😅
Tapi Like, coment, subscribe dulu ya 😉
Setelah itu baru kita lanjut ke adegan Restu sarungin si Teguh okeeee wkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Dewi Payang
Restu, bukan kamu aja, tiga.temanmu juga sama, tegak saat subuh, ups🤭🤭😂
2025-07-26
1
CumaHalu
Kasihan banget Restu di jebak/Facepalm//Facepalm/
2025-08-16
1
༺🦋⃟⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
wah si restu juga sering ajeb-ajeb, ajeb-ajeb ternyata😂😂, kukira sukanya semedi di kamar sampai teguhnya bertelur😂😂😂 eh udh ad dink telurnya ups🤭
2025-08-15
1