CINTAKU MENTOK Di WANITA MALAM

CINTAKU MENTOK Di WANITA MALAM

CEO tampan.

Wicaksono Corp, Surabaya.

Di sebuah ruang kerja yang luas dan mewah, seorang CEO tampan duduk di kursi kebesaran nya dengan pandangan tajam menatap layar laptop di hadapannya, tangan nya bergerak lincah menari di atas keyboard.

Restu Anggoro Wicaksono, memiliki wajah tampan, dan berahang tegas. Seorang pria dengan sejuta kharisma, membuatnya menjadi incaran para wanita. Sebagai pewaris tunggal Wicaksono Corp, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang pebisnis ulung yang cerdas dan berstrategi. Namun, di balik kesuksesannya, ada satu hal yang masih menjadi misteri. Hingga saat ini, belum ada satupun wanita yang berhasil menembus dinding pertahanannya dan mendekati hati pria tampan berusia hampir 35 tahun ini.

Sang Ibu selalu mengkhawatirkan masa depan Restu, di tambah tekanan dari neneknya yang ingin melihat cucunya segera menikah dan bisa menimang cicit. Meskipun ibunya sudah berusaha keras, tapi beliau selalu gagal dan di buat frustasi. Karena setiap memperkenalkan Restu pada banyak wanita, Restu selalu bersikap datar dan sengaja membuat wanita-wanita itu ilfeel, sehingga mereka memilih mundur dengan sikap dingin dan acuh Restu.

*

*

*

Ketukan pintu berhasil membuyarkan konsentrasi Restu dan menghentikan aktivitasnya sejenak, setelah memberi izin, munculah wanita cantik dari balik pintu. Dari jarak jauh wanita itu berkata. "Permisi, Pak Restu. Nyonya Emma ada diluar, beliau ingin bertemu Anda," ucapnya dengan sopan.

"Suruh beliau masuk," titahnya singkat tanpa menoleh Silvy, sekertarisnya.

"Baik, Pak." Silvy pun kembali membawa langkahnya keluar, dan mempersilahkan Nyonya Emma masuk.

Tak lama, pintu kembali terbuka, seorang wanita paruh baya melangkah masuk menghampiri Restu, lalu memberinya kecupan lama di dahinya.

Cup!

Restu dengan cepat mengusap dahinya. "Heish, Mama! Lipenmu bisa ngecap di sini, malu lah," protesnya.

"Opo toh, Mama i saiki pakek lipen harga satu juta, jadi nggak bakalan ngecap. Wes, kamu tenang aja!" Nyonya Emma mencoba menenangkan.

"Whatt? Satu juta i lipen model opo, Mam?" tanya Restu begitu penasaran, sambil menuntun ibunya untuk duduk di sofa.

"Wes ah, nggak penting bahas lipstik. Mama kesini, karena mau memberitahu soal acara ulang tahunmu yang akan di adakan dua minggu lagi," timpal Nyonya Emma.

Restu membulatkan matanya mendengar penuturan Ibunya. Ia berdecak sebal, "Ck,, Hello Nyonya Emma? Umur Restu udah 35 ya, bukan 17 tahun lagi. Kenapa musti di rayain segala sih, malu-maluin!" ketusnya, memalingkan muka.

Nyonya Emma sontak menarik dagu Restu, membuatnya kembali menoleh menatap sang ibu. "Dengerin Mama, dengan acara ini, siapa tahu kamu bisa menemukan jodohmu, Nak," godanya, sembari menaik turunkan alisnya.

"Itu lagi....."Restu menghela napasnya panjang, sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

"Nak, umurmu semakin bertambah, Mama dan Papa juga semakin tua. Kami sudah siap jika kamu memberi kami cucu," kata Nyonya Emma dengan wajah yang berubah sendu. "Menikahlah, kami tidak akan menuntut calon istrimu harus dari kalangan yang setara. Jika kamu memiliki pilihan sendiri, kami akan merestuinya. Asal kamu bahagia, kami pun bahagia, Nak."

"Ma....." Restu menarik napasnya. "Menikah bukan hal yang bisa dilakukan asal-asalan. Butuh kesiapan untuk menjalaninya, karena menikah adalah ibadah terlama yang hanya dilakukan sekali seumur hidup," sahut Restu mengatakannya dari hati yang paling dalam.

"Tunggu, apa selama ini kamu tidak ada keinginan untuk menikah?" Nyonya Emma mengangkat alisnya, penuh selidik.

"Ma, bukan begitu-"

"Jangan-jangan selama ini kamu nggak normal Restu!" suara Nyonya Emma berubah menjadi panik.

"Astaghfirullah, Mama! Bukan seperti itu maksud Restu, hanya saja......."

Tiba-tiba Nyonya Emma membulatkan matanya, pikiran negative mulai bermunculan di kepalanya. "Hah? Astaga! Ya Allah!" beliau membekap bibirnya sendiri. "Apa selama ini punyamu tidak bisa berdiri, jadi kamu merasa tidak percaya diri makanya tidak ingin menikah?" tebaknya asal.

"Argggghhh, Mama! Sebaiknya, Mama segera pulang, Restu masih sibuk. Nanti kita lanjutkan di rumah!"

Restu tidak tahan dengan tuduhan ibunya yang saat ini menyudutkannya dengan pikiran-pikiran negative nya.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari dulu, Nak. Seharusnya kamu berobat, kan?" Nyonya Emma memasang raut wajah sedih.

"Astaga Mama! Stop, jangan berpikiran negative. Sudah Mama pulang dulu ya, Restu janji akan pulang cepat nanti!" Restu mencoba menenangkan, lalu merangkul pundak ibunya, dan menuntunnya keluar dari ruangannya.

"Baiklah, Mama pulang dulu, kalau ada apa-apa kabari ya," sebelum keluar, Nyonya Emma kembali mengecup pipi putranya.

"Ya," jawab Restu singkat.

Setelah pintu tertutup, barulah Restu bisa bernapas lega, ia berjalan ke kursi kerjanya sambil melonggarkan dasi yang tiba-tiba terasa mencekik lehernya.

...ΩΩΩΩΩΩΩ...

Hallo reader's, selamat membaca, semoga sukaa 👋🏻😍 Jangan lupa di subscribe, biar gak ketinggalan. Like, comment juga yahh jika berkenan ❤️

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Suka na dialog wong jowonyaaa😍

2025-07-23

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Aku sedang membayangkan visual Restu Anghoro Wicaksono yg ke tampannya bak Dewa Yunani😍

2025-07-23

1

Dee

Dee

Aku suka ceritanya thor, nunggu2 yg RTLH gk muncul2, tp ini menarik jg, aku tau dr promosimu..❤️

2025-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!