bab 5

sementara itu setelah kepergian Alvaro dan Diki. Kini tinggal lah Fabian dan Nayla dalam ruangan itu.

"Maafkan teman saya ya..!" ucap Fabian setelah hening beberapa saat. Ia bisa melihat bahwa Nayla gadis yang baik.

"Iya, nggak apa-apa..!" Nayla tersadar dari lamunan dan gerutuan nya.

"Lain kali ajarkan temanmu untuk menghargai orang lain". Jawab Nayla dengan kesal. Ia berjalan meninggalkan ruangan tersebut dengan membawa minuman yang belum disajikan itu.

---

Nayla akhirnya pulang malam itu dengan langkah lemas. Ia masih kepikiran dengan apa yang dikatakan bos nya dan pria club tadi.

Orang-orang juga pasti akan berpikiran sama seperti pria tadi jika melihat cara berpakaian dan dandanan nya. Dan masyarakat? Ah, mereka bahkan tidak tahu cerita sebenarnya, tapi pasti akan mencibir jika tahu dia bekerja di klub malam.

"Akkhhh Nay, kenapa kau perduli pendapat orang-orang itu!". Nayla bergumam untuk dirinya sendiri.

Sesampainya di rumah sakit. adiknya, Raka, langsung menyambut. “Kak, tadi dokter mencarimu. Katanya ada yang mau dibicarakan.”

"Baiklah, kakak menemui dokter dulu ya..."

“Aku hanya ingin kita bertahan, Dee,” ucapnya lirih.

Tapi di luar sana, badai baru saja dimulai. Dan tidak ada tempat untuk berteduh tanpa bayaran.

---

Flashback on

Nayla menarik nafas panjang sebelum masuk.

"Ceklek". Suara pintu terbuka

"Oohh, Nayla." Ujar pria setengah baya. Dia pak Reno, pemilik club malam tempat Nayla bekerja

"Pak Reno". Sapa pelan. Suaranya nyaris tenggelam karena suara musik di lantai bawah.

"Bisakah saya meminjam uang?". Ujar nayla

"Kamu butuh berapa?" Tanya pak Reno

"Saya butuh tidak sedikit pak. Kurang lebih 300jt pak" jawab Nayla sedikit ragu. Nayla menunduk, kedua tangannya saling menggenggam.

Reno bersandar dikursi, menyalahkan rokok.

"Kau tau itu bukan uang sedikit kan!. Bagaimana caranya kau menggantinya? Kau tidak mungkin berkata bahwa kau akan terus bekerja di club ini kan?". Ujar pak Reno panjang lebar.

"Tolong pak saya benar-benar butuh!". Mohon Nayla.

"Semua orang butuh uang Nayla. Dan tidak ada yang gratis di dunia ini. Tapi aku bisa membantu mu"

Perkataan pak Reno di akhir. Membuat Nayla merasa beban dipundaknya sedikit berkurang

Pak Reno menghembuskan asap rokok dari mulutnya sambil terkekeh "Kalau hanya kerja biasa, aku punya banyak orang. Tapi kalau... Sesuatu yang spesial?" Tatapannya turun, menelanjangi Nayla dari ujuk kaki ke kepala "kamu masih.... belum pernah sama sekali kan? Aku mungkin bisa memikirkan ulang jika kau setuju".

Nayla membeku, jantungnya berdenyut keras. "Maksud.. bapak?"

"Aku mau jadi yang pertama. Kamu jual itu ke aku. Sekali, lalu aku akan kasih sesuai dengan yang kau mau. Setelah itu kau bisa mendapatkan uang lebih dari yang kau butuhkan sekarang"

Rasanya udara dalam ruangan itu lenyap. Nayla berdiri kaku, bibirnya bergetar, matanya memerah. "Maaf pak... Saya tidak butuh bantuan lagi"

Reno tersenyum tipis, seolah itu biasa baginya "Dunia ini kejam Nayla. Semua ada harganya".

Nayla memutar tubuh, menahan air mata agar tidak jatuh di hadapannya. Pintu dibelakangnya seperti satu-satunya jalan keluar. Saat ia melangkah pergi, Reno masih sempat memanggil nya "Kalau berubah pikiran kamu tau dimana mencariku?"

Hatinya berteriak ingin memaki, tapi yang keluar hanya satu desahan panjang antara marah dan hancur

Bisakah dia menghilang saja dari dunia yang kejam ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!