...🖤🖤🖤...
Malam berganti pagi, Luna masih tertidur pulas dibalik selimut yang membungkusnya, namun semua itu sirna saat ponselnya berdering dengan suara keras.
"Ugh... dimana kau?" Luna membuka mata perlahan menatap atap ruangan.
"Kamu sudah bangun? Maka cepat pergi mandi, dan tanda tangan kontraknya," tegur Alex.
"Iya... kenapa aku sampai lupa, kalau saat ini aku sudah menjadi budak iblis satu ini." batin Luna, bangkit dari kasur membungkus tubuh polosnya, lalu berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi.
"Apa semalam aku terlalu berlebihan?" gumam Alex menatap punggung Luna hingga menghilang dari balik pintu kamar mandi."Sial... tubuhnya terlalu nikmat, rasanya aku ingin mengulanginya lagi," desis Alex, mulai ketagihan ingin terus memakan Luna, walaupun miliknya pun sekarang sedang sakit akibat di jepit keras oleh milik Luna semalam.
Alex menghela nafas panjang, memijit pelipisnya, kepalanya terasa ngilu karena anaconda amazon miliknya kembali meronta mencari saran semalam yang membuatnya bahagia hingga subuh.
"Hah..." Alex menghela nafas berat bangkit dari duduknya, tak sengaja ia menoleh ke arah kasur dan melihat bercak darah milik Luna."Beruntung kamu masih utuh sayang," gumam Alex meraih kain seprei tersebut, lalu meremasnya.
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka, mengalikan, Luna berdiri terdiam menatap tingkah Alex dan seprei yang ada di tangan Alex.
"Kenapa kamu diam? Apa kamu ingin bermain lagi, sayang?" Alex melempar kain itu, lalu melangkah mendekat Luna.
Tatapan Alex yang dalam, membuat Luna menjadi gugup perlahan mundur kebelakang.
"Ja-jangan sekarang Alex, milik masih sakit," ucap Luna menunduk takut.
Alex tersenyum smirk mengulurkan tangannya meraih beberapa helai rambut Luna yang basa, lalu menghirupnya.
"Tapi milikku sangat bersemangat Luna... bahkan saat ini dia sudah rindu ingin kembali bermain di dalam saran mu," bisik Alex berbohong, menggoda Luna.
Luna mendongak, nafasnya memburu marah menatap Alex, keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain, seolah waktu disekitar mereka berhenti bergerak untuk sejenak.
Kring!
Luna tersadar."Maaf, aku harus menjawab panggilan itu," kata Luna berjalan pergi.
Luna segera ponsel itu dan menatapnya, ternyata itu panggilan dari Sofia, dengan cepat Luna menggeser icon hijau.
"Halo, Sofia," ucap Luna.
📱"Kamu dimana Luna? Sejak semalam aku menunggu mu. Kamu baik-baik saja, apa Alex menyakitimu? Aku hampir saja menelfon polisi." kelu Sofia dari seberang ponsel.
"Aku baik-baik saja." Sebuah senyuman penuh luka terukir tipis di bibir Luna."Maaf aku merepotkan, bagaimana dengan kabar Mama?" tanya Luna.
📱"Nah... itu yang mau aku katakan, kalau Mama mu sedang melakukan operasi, cepat kesini," jawab Sofia.
Kedua mata Luna membulat menatap Alex, dan dibalas dengan kedipan nakal dari Alex, membuat Luna menelan luda dengan susah payah, lalu kembali menempel ponselnya di telinga.
"Tunggu, aku akan kesana sekalian membawa sarapanmu," kata Luna gugup.
📱"Kalau begitu cepat, aku sudah lapar nih," desak Sofia.
"Baik." Panggilan pun berakhir.
"Mana suratnya?" tanya Luna tanpa melirik Alex.
"Itu, diatas meja berserta penanya," jawab Alex kembali duduk sambil menyilang kakinya menatap Luna.
Luna menoleh ke arah meja, lalu meraih kertas dan pena itu, kemudian menanda tangani surat tersebut.
"Mulai sekarang aku milikmu, Alex. Jika kamu sudah puas, tolong bebaskan aku, dan jangan ganggu aku lagi," ucap Luna berkaca-kaca, ia segera berbalik meraih bajunya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi, tak lupa ia membanting pintu kamar mandi.
"Cih! Baru semalam aku menghukummu, kamu sudah merasa menjadi orang paling tersakiti di dunia ini Luna... bagaimana dengan aku? Aku terkurung selama delapan tahun didalam penjara seorang diri tanpa kehadiranmu Luna, bagaimana dengan itu," desis Alex mengepal kuat tangan kanannya hingga otot-otot tangannya menegang sempurna, dan...
Brak! Alex melayangkan tinju keras mendarat di meja kayu yang ada dihadapannya hingga rusak, membuat Luna yang sedang mengganti baju di dalam kamar mandi ikut terkejut.
"Apa yang dia lakukan sekarang?" gumam Luna bergegas memakai kemejanya.
"Luna!" teriak Alex menggema."Keluar kamu sekarang!" pekik Alex menatap pintu kamar mandi.
Mendengar teriakan Alex, jantung Luna serasa mau copot dari tempanya, buru-buru Luna membuka pintu kamar mandi dan berdiri diambang pintu menatap Alex.
"A-apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Luna terbata-bata takut melihat wajah suram Alex.
"Iya, aku ingin bermain sekarang," jawab Alex melangka mendekati Luna.
Luna segera mundur kebelakang dengan panik."Tapi aku sudah bilang kan tadi, ka-kalau milikku sedang sakit, Alex..." lirih Luna mendongak menatap Alex dengan tatapan memohon bercampur takut.
Secepat kilat Alex meraih rambut Luna, lalu menariknya dengan kasar keluar dari kamar mandi menuju kasur.
"Alex! Lepaskan, sakit!" jerit Luna.
"Itu bukan urusanku," geram Alex mengangkat tubuh Luna dan...
Swoss.
Bruk.
Luna terlempar diatas udara lalu mendarat diatas kasur, dengan cepat Alex menghampiri Luna dan merobek semua kain yang baru saja Luna kenakan hingga tak tersisa, dan Alex kembali memulai pergulatan panas dengan kasar menyebabkan Luna berteriak histeris sampai terdengar oleh Lucas yang sedang berada di ruangan Alex.
"Aku, harap gadis itu baik-baik saja," gumam Lucas menghela nafas berat, lalu bangkit berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Safitri
ibarat kata masuk ke kandang singa ini mom /Frown/ sedih aku mom tapi kenapa pemikiran kita sama mom/CoolGuy/
2025-07-23
1
merry
pdhl Alex yg mukul orgg smpai Luna truma wjrr klo kmu di pnjraa lek,, Luna gk jenguk kmu dia tu truma gmn mau jenguk kmu,, kmu yg slh ko lmprin kemrhnn kmu ke Luna buat bpkyy di pnjraa skrg nyiksa Luna,, aduh ngerii x ya,, moga Luna kburr nntii biar Alex nyesell setelah tau kbnrnny
2025-07-25
0
Miss Typo
nyesek jadi Luna
2025-07-23
1