Bab 2 - Hai, Jodohku

Entah mimpi apa semalam. Rindu merasa beruntung dan sial dalam rentang waktu yang tidak lama. Beruntung karena melihat pangeran tampan. Katakanlah ia lebay, tapi pria yang tadi ia sentak memang tampan. Jika dibuat animasi, mungkin mulut Rindu mengeluarkan air liur karena terlena dengan penampilan pria itu. Sialnya karena kesan pertama mereka tidak begitu baik.

Keberuntungan lainnya ada permintaan lagu dari salah satu meja dengan uang saweran beberapa lembar uang berwarna merah dan sialnya lagi pria yang tampan bak pangeran dari negeri Yunani berada di meja itu.

Tidak selesai disitu, saat break Rindu dan rekannya yang memainkan alat musik serta teman duet menghampiri salah satu meja.

“Ini Erlan temen SD gue, pengen kenalan sama lo. Nge fans katanya.”

Erlan dengan semangat empat lima langsung mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“Nah yang itu Bayu.”

Bayu hanya mengangguk sambil tersenyum lalu kembali fokus dengan ponsel.

“Nah yang ini biasanya suka jadi donatur kalau trio tampan ini kumpul. Bos Mada.”

“Rindu,” ucap Rindu kembali mengulurkan tangan pada Mada.

“Iya, saya juga Rindu kamu,” sahut Mada sambil menjabat tangan Rindu.

“Hm, mulai,” cetus Bayu.

“Konyol. Udah alamat bakal ditikung,” keluh Erlan.

Rindu mengernyitkan dahi. Entah apa maksud Mada, bercanda atau mengejek.

“Bercanda kali. Aku Mada dan kali ini kamu tidak salah. Salaman ya pake tangan bukan pake mata,” tutur Mada lalu tergelak saat Rindu mencibir dan menarik tangannya.

Pandangan Mada dan Erlan masih tertuju pada Rindu yang pamit dari meja mereka.

“Saingan lo berdua?” tanya Bayu.

“Saingan sama Mada, angkat tangan. Nyerah gue.” Erlan benar-benar mengangkat kedua tangannya.

“Lo lanjut aja, pepet terus. Gue bukan penganut cinta pada pandangan pertama, buat lo aja.”

“Jangan munafik,” ujar Bayu. “Kayaknya dia tipe lo banget. Kelihatan dari pandangan lo tadi.”

“Sorry ya, mundur teratur lah gue. Apalagi orangnya kayak gitu.”

“Kayak gitu gimana, emang pernah ketemu?” Erlan penasaran juga. Saat perkenalan baik Mada dan Rindu tidak menunjukan mereka saling mengenal.

“Barusan aja sebelum gue datang dan gue simpulkan dia bukan jodoh gue,” ujar Mada.

“Sombong banget, udah mendahului takdir pake ngomong bukan jodoh dia.”

“Ya iyalah, dia galak cuy, mirip mama. Udah kenyang gue diocehin mama, eh dapat jodoh sebelas dua belas. Kalau selain di sini gue masih ketemu dia lagi, mungkin ada unsur takdir. Barulah gue lirik-lirik.”

“Taunya lo nikah sama dia, mampuss dah,” ujar Bayu dan diaminkan oleh Erlan.

“Parah lo berdua.” Mada menggelengkan kepalanya.

“Gita udah punya pacar belum, kayaknya jomblo ya. Abangnya aja masih jomblo.” Erlan bertanya sekaligus mengejek.

Gita adalah adik bungsu Mada. Erlan memang sering menanyakan gadis itu, bahkan kalau berkunjung ke rumah, sering menggoda Gita.

“Nggak ada ya. Gue ogah lo jadi ipar.”

“Yaelah, gue nggak malu-malu in kok. Gimana, boleh nggak?” tanya Erlan lagi dan dijawab Mada dengan menggeleng. Bayu pun berdiri sambil mengantongi ponselnya.

“Eh, mau kemana, masih sore kali. Gue belum selesai ngerayu Mada.”

“Sorry ya, di rumah ada mainan baru. Anak gue,” seru Bayu.

“Makanya kalau ngumpul jangan bawa popok,” ejek Mada ikut berdiri.

“Lo mau cabut juga?” tanya Erlan.

“Iya lah.” Ponsel Mada berdering dan ia tunjukan layar ponsel dengan nama pemanggil Ibu Ratu pada Erlan dan Bayu.

“Halo, sayang,” sapa Mada. Bayu beranjak menuju kasir sedangkan Erlan mencibir. 

“Iya ini mau pulang kok. Mau titip apa, sayangku?” tanya Mada, berjalan meninggalkan mejanya menuju pintu keluar diikuti oleh erlan.

Ternyata ada seseorang yang juga hendak keluar, memperhatikan Mada dan mendengar ucapan pria itu.

“Aku duluan ya, Rindu. Suara kamu bagus banget,” tutur Erlan lirih dan Rindu hanya membalas dengan anggukan dan tersenyum. Pandangannya kembali tertuju pada Mada yang sudah melewati pintu.

“Udah punya pasangan, nyebutnya juga sayang,” gumam Rindu. Dari penampilan Mada dan kedua rekannya terlihat mereka dari kalangan menengah ke atas. Profesi dan pekerjaannya pasti menjanjikan, tidak mungkin belum ada pasangan. Walaupun belum, mana mungkin orang dari kalangannya bisa membuat tertarik.

“Mana mungkin makhluk itu ngelirik lo yang cuma ngamen di cafe," batin Rindu.

***

“Ck, dibilang jangan telat.” Sarah berdecak saat Mada mencium pipinya.

“Kenapa sih, sayang. Lagi PMS ya.”

“Mama gabut kak, makanya semua dihubungi biar cepat pulang. Video call sama kak Moza aja berapa kali,” tutur Gita sambil menikmati cemilan sedangkan pandangan tertuju pada latar tv menayangkan drama korea.

“Papa kemana?”

“Kenapa?” Arya bersama Gilang ikut bergabung di ruang keluarga. Ayah dan anak itu baru saja keluar dari ruang kerja Arya, membicarakan masalah perusahaan.

Jika Gilang duduk di samping Gita, ikut menikmati cemilan gadis itu. Arya mengusir Mada agar pindah dari samping Sarah.

“Dih, posesif,” ejek Mada pindah pada sofa tunggal.

“Sudah lengkap, kamu mau bicara apa,” seru Arya sambil merangkul istrinya.

“Oh, emang sengaja dikumpulkan, Moza mau datang juga?” tanya bersandar pada sofa.

“Ya nggak lah, Moza sudah punya keluarga. Biar dia fokus dengan suami dan anaknya. Mama mau bicara dengan kalian,” tutur Sarah. “Minggu depan pernikahan Gilang, pokoknya mama mau kita semua kumpul.”

“Iya, sayang, tenang aja.” Arya menenangkan Sarah. Sebelum Gilang memantapkan pilihan untuk menikah, Sarah selalu risau dan agak cerewet pada putra sulungnya. Sudah akan menikah pun masih terlihat risau.

“Belum bisa tenang Mas, Mada gimana?”

“Aku kenapa?” tanya Mada heran.

“Umur kamu berapa Mada, sampai sekarang belum pernah kamu bawa perempuan ke rumah. Apa mau Mama carikan aja, calon istri untuk kamu.”

“Loh, anaknya Pak Mardi yang rumahnya di ujung bukannya sering kemari, katanya pacar Mada. Teman kuliahnya Mada yang sering bawa cake, dia bilang ceweknya Mada,” tutur Arya.

“Itu mereka aja yang ngaku-ngaku. Lagian mama nggak cocok sama mereka.” Arya lagi-lagi menghela nafasnya.

“Ya ampun Mah, nggak gitu juga. Tenang ajalah, tahu-tahu aku nikah.”

“Hah, maksudnya gimana? Mama nggak mau kamu nikah aneh-aneh apalagi karena digrebek warga.”

Arya menghela nafas sambil mengusap wajahnya. Gilang terkekeh sedangkan Gita masih fokus dengan layar TV.

“Jangan minta aku cepat nikah ya mah, aku maunya sama yang kayak gitu,” tunjuk Gita pada aktor drama korea.

“Kamu jangan dulu, masih kecil,” seru Sarah lagi.

“Masih kecil apaan, dia udah dua tiga mah. Dulu Moza nikah belum genap dua dua.”

“Kasusnya beda, Gita belum siap untuk menikah."

Mada berdecak pelan. Selama ini ia memang tidak serius untuk mencari kekasih apalagi pendamping hidup. Alasannya karena Gilang, sang kakak belum juga menikah. Bukan karena tidak laku, banyak perempuan mendekat bahkan yang terang-terangan sampai datang ke rumah pun ada.

“Nanti di nikahan Kak Gilang pasti banyak tamu undangan juga kerabat, mana tahu hati Kak Mada kepincut salah satu perempuan yang hadir.”

“Nah, bener itu,” seru Gilang menimpali.

“Ya sudah, kita makan dulu. Ngobrolnya masih bisa nanti." 

Mada pun menghela lega saat sang papa menginterupsi, bisa-bisa topik diskusi mereka masih berputar disitu saja. Gilang terkekeh lalu menepuk bahu Mada.

“Warisan dari gue, kemarin-kemarin yang mama bahas sama gue ya begitu. Cewek, jodoh, nikah dan sekarang estafet gue serahkan sama lo.”

“Dih. Sorry ye, jodoh gue udah ada Cuma belum sadar aja. Masih jadi pacar cowok lain.”

“Kak Mada mah ngaco, masa ngarep sama pacar orang.”

“Kamu baru tahu Mada itu ngaco. Dari dulu,” ejek Gilang merangkul Gita menuju meja makan.

“Hai jodohku, di mana kamu berada,” gumam Mada. 

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝒄𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝒄𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂

jodoh mu disini mada,kapan kamu kerumah😅😅

2025-07-23

0

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

Gimana Moza gak cepet nikah,di Pepet terus sama boss posesif nya 😁

2025-07-21

0

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

Waaah ternyata Gilang mau nikah...

2025-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!