JADI KAMBING HITAM

Setelah melihat semua warganya tenang, Wicaksono pun kembali membuka percakapan. “Baiklah, sekarang jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi?”, tanyanya.

Bambang, sebagai warga yang kehilangan perhiasan dan uang hasil penjualan sapi yang akan dipergunakan untuk membiayai pengobatan ibunya pun mulai angkat bicara.

Pria bertubuh tambun itupun menjelaskan mengenai kejadian pencurian didalam rumahnya yang berakhir pada pengejaran dan penangkapan orang yang mereka duga sebagai pencuri.

Karena minim penerangan dan wujud Sunarti sama persis dengan pencuri yang sempat dipergoki oleh Bambang yang langsung berteriak hingga membuat beberapa orang yang malam ini tengah melakukan ronda mengejarnya dan menuduhnya sebagai si pencuri.

“Apa kamu bilang, aku mencuri perhiasan dan uangmu! Aku sudah kaya! perhiasan dan uangku banyak, jadi untuk apa aku mencuri dirumahmu!”, teriak Sunarti tak terima setelah mendengar cerita Bambang.

“Ciri-ciri pelaku, sama persis denganmu. Semua warga juga melihatnya. Jika kamu tidak mencuri, kenapa kamu berpenampilan seperti itu”, ucap Bambang penuh kecurigaan.

Sunarti terhenyak, dia baru sadar jika penampilannya memang mirip dengan pencuri. Dia berpenampilan seperti itu agar adik keduanya tak mengenali wajahnya ketika dia melakukan aksi untuk menculik bayinya.

Hal ini, Sunarti tak mungkin menjelaskannya kepada Bambang dimana beberapa warga dan pak kepala desa ada didekatnya karena kejahatan menculik bayi merupakan kejahatan yang cukup fatal dan bisa membuatnya mendekam dibalik jeruji selama lima hingga tujuh tahun lamanya.

“Ini...saya hanya kedinginan hingga menutupi kepala dengan sarung”, ucapnya beralibi.

Namun, semua orang disana tak mempercayai ucapannya, membuat Sunarti menjadi panik.

“Jika kalian tak percaya, silahkan geledah, apakah kalian bisa menemukan uang yang hilang itu atau tidak”, ucapnya berani.

Sunarti sangat tahu jika dirinya sama sekali tak bersalah tanpa tahu, jika karma akibat niat buruknya segera datang menghampiri.

Untung saja istri Bambang, Rodiyah datang ke balai desa setelah mendapat kabar jika pencurinya telah tertangkap sehingga suasana canggung yang semula menyergap ketika ingin menggeledah tubuh Sunarti, lenyap sudah.

Pada awalnya, Rodiyah merasa tak senang, uang lima juta hasil penjualan sapi tak ditemukan di tubuh Sunarti, membuat mulutnya maju beberapa centi maju kedepan.

Sunarti yang merasa jika Rodiyah tak akan mendapatkan apapun di tubuhnya, mengangkat dagunya dengan angkuh dan mulai menatap sinis semua orang yang ada dibalai desa.

Setelah ini, dia akan meminta pertanggung jawaban mereka semuanya karena telah mencemarkan nama baiknya dan melukainya.

Dalam benak Sunarti pun sudah tersusun dengan baik, berapa kompensasi yang akan dia minta sebagai biaya pengobatan atas derita dan rasa malu yang diterimanya.

Setidaknya, dengan luka-luka yang dia alami, meski tak semuanya dia dapatkan dari pemukulan warga karena lebih dulu terluka di rumah sang adik, namun Sunarti yang sempit hati tentu akan meminta uang lebih banyak kepada mereka yang dianggap telah merugikannya.

“Dapat beberapa ratus ribu, aku rasa itu cukup baik setelah aku gagal mengambil bayi itu untuk diberikan kepada Aminah”, gumannya dalam hati.

Namun, rasa gembira dalam hati Sunarti langsung lenyap begitu dua gelang emas terjatuh dari tubuhnya.

“Ini! gelang emasku!”, teriak Rodiyah.

Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut, balik menatap sinis Sunarti dan bahkan ada beberapa orang yang langsung mencemohnya.

Setelah mengambil dua gelang emasnya, Rodiyah berdiri dan mencengkeram sarung yang masih tergrlantung dileher dengan kuat, “Sekarang katakan padaku, dimana kamu sembunyikan uang lima juta yang kamu curi!”, ucapnya sambil melotot.

“Tidak tahu! Bukan aku yang mencuri, jadi bagaimana aku bisa tahu dimana uang itu disembunyikan”, Sunarti masih terus saja mengelak karena memang bukan dia yang mencurinya.

BUGH!

Bambang memukul pilar penyanggah balai desa dengan keras.“Bukti sudah ada, apalagi yang ingin kamu katakan!”, ucapnya menantang.

“Ya, apalagi yang ingin kamu katakan, semua bukti ada padamu”

“Gelang itu tak mungkin kan muncul sendiri dibadanmu jika tidak kamu curi, jadi mengaku sajalah”

“Namanya pencuri, meski bukti telah ada pun masih saja mengelak”

Ucapan semua orang yang terus berdatangan yang menuduhnya sebagai pencuri dan memojokkannya, membuat wajah Sunarti pucat pasi.

Ia sama sekali tak menyangka jika akan terjadi hal semacam ini ketika dirinya hendak menculik anak bungsu adiknya yang baru saja dilahirkan.

Jika Sunarti akan tahu menjadi begini, mungkin dia akan mencari waktu lain untuk melakukan aksinya.

Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Mengelak juga tak bisa karena ada bukti dalam tubuhnya meski dia tak tahu kenapa gelang Rodiyah berada dalam saku pakaiannya..

Ketika Sunarti telah terpojok dan hanya bisa pasrah ketika semua orang menggiringnya kekantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Saat Sunarti digiring kekantor polisi, didalam rumah Supardi, sepasang suami istri yang tak bisa tertidur kembali setelah tahu jika Sunarti mengincar anak mereka pun masih terjaga saat ini.

“Hihihiii...aku tak menyangka jika langit masih melindungiku. Mungkin Tuhan tahu, jika aku masih bayi jadi tak bisa belbuat apapun sehingga mengilim kebeluntungan besal ini kepadaku. Sekalang, kelualgaku tak pelu lisau lagi. Dengan tuduhan penculian, meski dia tak menculi secala langsung dan hanya menjadi kambing hitam setelah teltablak si penculi asli setidaknya wanita jahat itu akan mendekam didalam penjala beberapa tahun. Dalam waktu itu, aku sudah tumbuh menjadi besal dan bisa menggunakan kekuatanku untuk melindungi dili dan kelualgaku dali olang yang belniat jahat kepada kami”, ucap Tari berceloteh.

Meski tak tahu dengan jelas apa sebenarnya yang bayinya ucapkan dalam hati, tapi sepasang suami istri itu bisa menarik kesimpulan jika Sunarti saat ini sudah mendapat karmanya dan tak akan lagi mengganggu mereka untuk sementara waktu.

“Ah, tubuh bayi memang sangat lemah. Balu menggunakan kekuatan sedikit saja untuk belpikil sudah membuatku lelah dan mengantuk. Hoam...”, ucapnya sambil menguap.

Setelah disusui, Taripun langsung tertidur pulas. Supardi dan Srikandi yang melihat bayinya tertidur lelap, bahaya yang mengancam juga telah hilang, keduanya pun tanpa sadar juga ikut memejamkan mata agar esok hari bisa kembali beraktivitas dengan normal.

***

Keesokan harinya, kabar mengenai Sunarti yang mencuri uang dan perhiasan di rumah Bambang tersebar dengan cepat, membuat Tarjo dan Solikah, orang tua Sunarti tak lagi memiliki wajah untuk keluar dari rumah.

“Dasar anak durhaka! Pendapatan Tain 60 ribu perbulan tidak habis dibuat makan sebulan. Dia bisa membeli apa saja yang dia inginkan dengan mudah. Rumah juga sudah tembok bata. Apalagi yang kurang”, Solika berkata sambil beberapa kali mengelus dada, mengungkapkan kesedihan hatinya kepada sang suami.

Perlu diketahui, pada masa era tahun 80 an gaji UMR karyawan hanyalah 18.000. Orang yang bisa berpenghasilan seperti Tain, enam puluh ribu dalam sebulan sudah dibilang sangat kaya karena dengan penghasilan seperti itu, mereka bisa tinggal dirumah bata dan memiliki sepeda motor yang merupakan kendaraan langkah di jaman itu. Maka dari itu, Tarjo dan Solika sangat terkejut, kenapa Sunarti harus sampai mencuri padahal hidupnya tak kekurangan apapun.

Tarjo hanya bisa menghela nafas dalam beberapa kali, “Itu karena anakmu saja yang kurang bersyukur. Dikasih suami dan anak yang baik serta hidup yang nyaman malah nyari susah ”, ujarnya sedih.

Kabar mengenai Sunarti yang mencuri uang dan perhiasan milik keluarga Bambang bukan hanya tersebar di desa Sukorejo saja, tapi sudah sampai kedesa Sukadadi, desa Sukorame, dan desa Sukoharjo karena berita tersebut banyak dibicarakan oleh warga yang berjualan dipasar induk dimana penduduk empat desa bertemu dan berniaga disana.

Aminah yang juga mendengar kabar tersebut pun merasa sedikit kecewa. Dengan ditangkapnya Sunarti maka kemungkinan anaknya untuk mendapatkan bayi perempuan cantik yang memiliki banyak keberuntungan bisa gagal.

“Apa aku pergi langsung ke rumah adik Sunarti dan menanyakan hal ini langsung kepada mereka ya”, guman Aminah dalam hati.

Demi kebahagiaan sang anak, Aminahpun segera menyuruh keponakannya yang bekerja dengan suaminya untuk mengantarkannya ke rumah Supardi.

Terpopuler

Comments

Dewiendahsetiowati

Dewiendahsetiowati

TI Sunarti apes tenan,Ra mangan nangkane kenek pulute🤣

2025-08-02

1

YuWie

YuWie

sunar2, masak bayi mbok hargai kalah dengan sapi ya

2025-08-07

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

ho..ho..ho....masuk penjara

2025-08-19

1

lihat semua
Episodes
1 MENJADI BAYI
2 SUARA HATI TERDENGAR
3 SI PEMBUAT ONAR
4 DI PUKULI
5 JADI KAMBING HITAM
6 SEDIH
7 TERHINDAR DARI BAHAYA
8 CEKCOK
9 MEMBERI RESEP
10 MULAI BERJUALAN
11 MUNCUL PESAING
12 INOVASI TIADA HENTI
13 SEMAKIN MEMBAIK
14 MEMBANGUN RUMAH PRODUKSI
15 MENJELANG SELAPAN
16 TASYAKURAN
17 MASUK DALAM JEBAKAN
18 KERACUNAN MASSAL
19 PENANGKAPAN
20 PERGI KE KOTA
21 BERTEMU KELUARGA SRIKANDI
22 BERTEMU KELUARGA
23 GEGER
24 MENANGKAP PEZINA
25 SANKSI SOSIAL
26 MENGAMANKAN ASET
27 MENGAMBIL SEMUANYA
28 PANIK
29 SKEMA JAHAT
30 NGAMUK
31 SYOK
32 PERLINDUNGAN
33 EKSEKUSI
34 OPERASI SENYAP
35 PERGI KERUMAH NENEK
36 MEMBELI TOKO
37 BELUM KAPOK JUGA
38 CURIGA
39 SOWAN KERUMAH KYAI JAMAL
40 IDE BARU
41 JADI INCARAN
42 TURUN TANGAN
43 PERSIAPAN MEMBUKA TOKO
44 UJI COBA
45 FAKTA YANG MENGEJUTKAN
46 MELAHAP GOSIP
47 NYEKAR
48 FIRASAT
49 SEHARI SEBELUM HARI H
50 MENEMUKAN JEJAK
51 HARI H
52 PENJELASAN MANDALA
53 SUKSES
54 SKANDAL TERKUAK
55 MENINDAK TEGAS PARA PENGKHIANAT
56 PEMBERSIHAN
57 SIKAT HABIS PENGKHIANAT
58 TERPURUK
59 MENATA ULANG
60 MEMPERLUAS USAHA
61 PINDAH RUMAH
62 MUSUH BARU
63 KALANG KABUT
64 MEMANAS
65 FITNAH
66 TERUNGKAP
67 GELAP MATA
68 KENA BATUNYA
69 BAB 69
70 PEMBALASAN MANDOR HANIF
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
Episodes

Updated 79 Episodes

1
MENJADI BAYI
2
SUARA HATI TERDENGAR
3
SI PEMBUAT ONAR
4
DI PUKULI
5
JADI KAMBING HITAM
6
SEDIH
7
TERHINDAR DARI BAHAYA
8
CEKCOK
9
MEMBERI RESEP
10
MULAI BERJUALAN
11
MUNCUL PESAING
12
INOVASI TIADA HENTI
13
SEMAKIN MEMBAIK
14
MEMBANGUN RUMAH PRODUKSI
15
MENJELANG SELAPAN
16
TASYAKURAN
17
MASUK DALAM JEBAKAN
18
KERACUNAN MASSAL
19
PENANGKAPAN
20
PERGI KE KOTA
21
BERTEMU KELUARGA SRIKANDI
22
BERTEMU KELUARGA
23
GEGER
24
MENANGKAP PEZINA
25
SANKSI SOSIAL
26
MENGAMANKAN ASET
27
MENGAMBIL SEMUANYA
28
PANIK
29
SKEMA JAHAT
30
NGAMUK
31
SYOK
32
PERLINDUNGAN
33
EKSEKUSI
34
OPERASI SENYAP
35
PERGI KERUMAH NENEK
36
MEMBELI TOKO
37
BELUM KAPOK JUGA
38
CURIGA
39
SOWAN KERUMAH KYAI JAMAL
40
IDE BARU
41
JADI INCARAN
42
TURUN TANGAN
43
PERSIAPAN MEMBUKA TOKO
44
UJI COBA
45
FAKTA YANG MENGEJUTKAN
46
MELAHAP GOSIP
47
NYEKAR
48
FIRASAT
49
SEHARI SEBELUM HARI H
50
MENEMUKAN JEJAK
51
HARI H
52
PENJELASAN MANDALA
53
SUKSES
54
SKANDAL TERKUAK
55
MENINDAK TEGAS PARA PENGKHIANAT
56
PEMBERSIHAN
57
SIKAT HABIS PENGKHIANAT
58
TERPURUK
59
MENATA ULANG
60
MEMPERLUAS USAHA
61
PINDAH RUMAH
62
MUSUH BARU
63
KALANG KABUT
64
MEMANAS
65
FITNAH
66
TERUNGKAP
67
GELAP MATA
68
KENA BATUNYA
69
BAB 69
70
PEMBALASAN MANDOR HANIF
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!