Prem Ka Danush: Busur Cinta
Kelahiran Sang Putri Vaaranasiya
Tanah yang biasanya subur itu kini gersang, pohon-pohon mati dan kering, rerumputan tidak tumbuh, dan air sungai kering. Begitu gersang hingga mereka kesulitan untuk memiliki air bersih.
Maharani Manvitha yang sedang mengandung tiba-tiba saja akan melahirkan.
Seharusnya masih ada waktu satu bulan untuk dia melahirkan, tetapi entah mengapa kelahiran menjadi satu bulan lebih cepat.
Keadaan sekitar langsung menegangkan karena sekarang mereka sedang tidak berada di istana, mereka semua termasuk para rakyat Vaaranasiya sedang menuju gunung Trinatha tanpa alas kaki.
Varshani Varanakaul
Bhaiya, bagaimana ini? Kakak ipar akan segera melahirkan.
Parthav Varanakaul
Cepat ambil kain dan tutupi tubuh maharani jangan sampai ada yang melihatnya. Varshani panggil bidan kerajaan dia ada di kerumanan masyarakat.
Varshani segera pergi untuk memanggil bidan itu.
Delapan pelayan segera menuruti perintah maharaj mereka, memegang kain panjang untuk menutupi tubuh maharani mereka yang tertidur di atas alas berwarna merah dengan kepala pangkuan Rajkumari Charita.
Seorang bidan yang dibawa oleh Varshani, adik Parthav, segera melewati kain itu dan membantu Manvitha untuk melahirkan.
Parthav, Varshani dan Bhavin, suami Varshani, serta Acharya Arindan menunggu dengan cemas di depan kain itu, mereka bisa mendengar suara kesakitan yang tertahan dari Manvitha.
Tak lama kemudian tangisan bayi yang halus terdengar di kaki gunung Trinatha.
Bersamaan dengan itu hujan yang sangat deras turun membasahi tubuh bayi yang masih kotor dati darah dan air ketuban.
Tanah Vaaranasiya yang sudah kering selama delapan tahun kembali basah dan subur, sungai yang kering kembali mengeluarkan airnya.
Acharya Arindan
Dia adalah pembawa berkah tanah Vaaranasiya.
Di luar istana di mana para rakyat yang bahagia di bawah hujan, menunggu Parthav keluar dengan bayi yang baru saja lahir itu, untuk mengetahui nama pembawa berkah tanah Vaaranasiya itu.
Tak lama kemudian Parthav di ikuti Acharya Arindan, Rajkumar Jayant, dan Senapati Bhavin keluar.
Bayi di pelukan Parthav menggeliat kecil dengan suara rengekan yang lirih.
Acharya Arindan
Anak kedua Maharaj Parthav, Rajkumari Aaryesha Varanakaul!
[Tegas sambil menunjuk bayi di pelukan Parthav]
Parthav Varanakaul
[Mengangkat sedikit tinggi tubuh Aaryesha]
Permata Vaaranasiya.
Para rakyat segara tersenyum senang dan menari di bawah hujan yang sudah lama tidak turun, begitu bahagia.
Acharya: Guru agung/guru kekaisaran
Senapati:Jenderal/Panglima militer
Comments