Bab 4

"Vincent, kau sudah tiba," seru Samantha dengan senyum lembut saat melihat putranya memasuki ruang tamu.

Vincent Zhao hanya mengangguk ringan.

"Ma," sahutnya singkat, melangkah pelan lalu duduk di sebelah ibunya. Sorot matanya tenang, tapi tegas.

"Vincent, mama telah lama menunggu kepulanganmu. Kali ini kau pergi cukup lama," ujar Anita, kakak perempuannya, dengan senyum hangat, berusaha mencairkan suasana.

"Maaf telah membuat kalian khawatir," ucap Vincent datar, matanya menatap lurus ke depan tanpa ekspresi.

Jacky, yang sejak tadi berdiri kaku, mencoba mencairkan ketegangan.

"Paman, apa kabar? Lama tidak berjumpa," sapanya sambil bergerak ingin duduk di sofa seberang.

Namun langkahnya langsung terhenti.

"Siapa yang menyuruhmu duduk?" tanya Vincent tiba-tiba, tatapannya tajam menusuk.

Nada bicaranya datar, tapi cukup membuat udara di ruangan terasa turun beberapa derajat.

Samantha dan Anita terkejut. Jacky terpaku di tempat, wajahnya memucat.

"Paman, aku...," ucap Jacky gugup, tak berani menatap.

"Masih muda dan tidak sopan. Lama tidak berjumpa bukannya berubah, malah semakin parah," kata Vincent dingin, tanpa menoleh.

"Vincent, maafkan Jacky. Dia masih muda, masih banyak yang belum dia pahami," ucap Anita cepat-cepat, mencoba menengahi.

Vincent perlahan menoleh ke kakaknya.

"Sudah bisa pacaran dan bersiap menikah, artinya sudah cukup dewasa untuk mengerti tanggung jawab. Kakak, putramu ini harus diawasi dengan ketat. Kalau sampai aku mengetahui dia bertindak sesuka hati, aku tidak akan sungkan mencoret namanya dari keluarga Zhao," ujarnya tegas. Kalimatnya terdengar ringan, tapi jelas tak main-main.

Jacky menunduk. Rahangnya mengeras, tapi ia tak berani membalas.

Samantha menghela napas pelan.

"Vincent, sudah lama kamu tidak pulang. Malam ini kita makan bersama, ya?" ajaknya dengan lembut, berusaha menurunkan tensi yang tegang.

"Baiklah," jawab Vincent akhirnya, singkat.

Hening sebentar. Lalu Jacky angkat bicara, suaranya terdengar menahan sesuatu.

"Nenek, Paman, Ma... karena semua sudah berkumpul di sini, aku ingin mengumumkan sesuatu," ucapnya.

"Jacky, ada apa?" tanya Anita, khawatir.

Jacky menunduk. Ia menarik napas panjang sebelum berkata:

"Aku ingin membatalkan pernikahan dengan Valentine."

Suasana ruangan langsung berubah.

"Apa...? Membatalkan pernikahan?" tanya Samantha, wajahnya tak menyembunyikan keterkejutan.

Jacky menunduk semakin dalam.

"Nenek, Valentine mengalami kecelakaan mobil. Dan saat ini dia koma. Dokter mengatakan dia mengalami gegar otak... belum bisa dipastikan kapan akan sadar. Bahkan bisa saja koma untuk waktu yang sangat lama," ucapnya, dengan nada yang dibuat terdengar berat.

Mata Vincent membulat pelan. Tapi raut wajahnya tetap datar.

Namun, di balik sorot matanya yang tenang, pikirannya langsung berputar cepat. Nama itu—Valentine Lee. Gadis yang dia nodai, dan kini, tanpa ia sangka, terbaring koma.

Tangannya mengepal perlahan di atas lutut.

Tapi tak satu kata pun keluar dari mulutnya.

"Kenapa dia bisa kecelakaan? Bahkan sampai koma?" tanya Anita, wajahnya berubah cemas.

"Ma, Nenek... aku tidak bisa menikahinya. Tidak mungkin aku harus menunggu tanpa kepastian," ujar Jacky, suaranya bergetar, tapi tetap memaksa terdengar tegas.

Matanya melirik ke arah Vincent, yang masih duduk tanpa ekspresi.

Suasana hening sesaat.

Lalu tanpa berkata apa pun, Vincent mengangkat satu jari—gerakan kecil, tapi cukup untuk membuat semua orang di ruangan itu membeku. Ia tak menatap Jacky, tapi jelas siapa yang ia panggil.

Jacky menelan ludah. Gugup, tapi tak bisa menghindar. Ia melangkah perlahan, mendekati pamannya.

Saat hanya berjarak satu langkah—

Vincent berdiri perlahan. Tegak, dingin. Wajahnya tanpa ekspresi, tapi sorot matanya tajam dan membekukan.

Brak!

Sebuah tamparan keras menghantam pipi Jacky, begitu cepat dan tiba-tiba.

Tubuh Jacky langsung terhempas ke lantai.

Anita dan Samantha langsung terkejut.

"Jacky!" seru Anita, bergegas menghampiri putranya yang memegangi pipinya, mata terbelalak.

Vincent menatap tajam ke arah Jacky. Wajahnya tak berubah—tetap tenang namun menekan.

"Tidak bertanggung jawab. Calon istrimu sedang koma, dan kau di sini malah ingin membatalkan pernikahannya?"

Suaranya datar, tapi mengandung kemarahan yang menakutkan.

"Keluarga Zhao... kenapa bisa memiliki keturunan sepertimu?"

Jacky menyentuh sudut bibirnya yang pecah, darah mengalir pelan. Ia menunduk, tak sanggup menatap balik mata pamannya.

"Paman, aku tidak bisa menunggunya... aku tidak tahu kapan dia akan sadar," ujarnya pelan, hampir seperti bisikan.

Anita yang melihat wajah anaknya penuh luka, segera menghampiri dan hendak memapah Jacky.

"Vincent, kalau ada apa-apa, kita bicarakan baik-baik. Jacky butuh arahan, bukan kekerasan," katanya mencoba menengahi.

Vincent melirik kakaknya dingin.

"Lepaskan tanganmu. Dia bukan anak kecil lagi. Jangan biasakan memanjakan dia."

Suaranya tajam, mengiris.

Anita terdiam. Tangannya menggantung, tak jadi memegang Jacky. Ia hanya berdiri kaku di samping, tak tahu harus berbuat apa.

Jacky menggertakkan giginya, menahan sakit, dan perlahan berdiri. Ia mengangkat wajahnya, memaksa tampak kuat di hadapan pamannya.

"Perjanjian telah dibuat," ucap Vincent. Suaranya dalam dan tegas.

"Kau tahu alasan pernikahan ini harus terjadi. Itu bukan sekadar formalitas. Itu janji yang dibuat oleh ayahmu. Dan sebagai anak dari pria itu, kau... malah mengingkari."

Jacky membuka mulut, ingin menjawab, tapi tak mampu mengucapkan kata.

Vincent mendekat satu langkah. Aura tekanannya makin terasa.

"Berlutut di depan altar leluhur," ucapnya dingin.

"Sampai kau menyadari kesalahanmu, jangan pernah melangkah keluar dari ruang hukum."

Samantha akhirnya bicara, suaranya tenang, tapi terasa berat.

"Vincent, apa perlu sampai sejauh itu? Jacky memang keliru, tapi dia masih bisa diberi nasihat."

Vincent menoleh pada neneknya, matanya tak berubah.

"Ma, pantas saja dia tidak berubah. Kalian membesarkan dia dengan lunak. Lihat hasilnya—lemah, tidak bertanggung jawab. Kalau dia tidak mau berubah... lebih baik angkat saja dia dari rumah ini."

Terpopuler

Comments

Naufal Affiq

Naufal Affiq

lanjut thor

2025-07-25

0

Bu Kus

Bu Kus

seru lanjut lg makasih

2025-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!