Typing... Tapi Nggak Dibales
Kamu Nggak Pernah Nolak Aku — Tapi Juga Nggak Pernah Mau
Raka
(06.03)
"Hari ini aku nggak gombal. Aku cuma mau bilang, aku udah belajar melepaskan."
> (Centang dua. Tidak dibalas)
Raka
(06.07)
"Tapi belajar melepaskan itu kayak belajar berenang... capeknya tenggelam dulu baru bisa ngambang."
Minggu keempat sejak Raka berhenti mengejar Nadia.
Nggak ada lagi tulisan “Typing…” yang muncul tiap pagi.
Nggak ada lagi jokes “Kamu kayak sinyal wifi, deket-deket dikit langsung bikin deg-degan.”
Tapi anehnya, perubahan itu justru bikin beberapa cewek mulai melirik.
---
💬 Chat Grup Cewek Sekolah
Nia
Eh, lu sadar nggak sih, Raka sekarang malah keren?
Lia
"Iya, bukan yang kayak bocah caper lagi. Jadi... misterius gitu."
Sinta
"Fix. Dulu dia badut. Sekarang dia jadi karakter utama drama Korea."
Rio mendekati Raka yang sedang membaca buku sendirian.
Rio
Rak, seriusan lu suka baca novel sekarang?
Raka
Enggak. Gue cuma nyari alasan biar nggak liat dia lagi.
Rio
Lu beneran udah nggak suka sama Nadia?
Raka
Gue nggak pernah berhenti suka, Yo. Tapi gue juga nggak bisa terus-terusan jadi pilihan kedua yang nunggu giliran.
📸 Foto langit senja. Caption:
Nadya
> “Kadang yang kita rindukan bukan orangnya, tapi cara dia bikin hari kita ramai.”
Rio ngirim screenshot ke Raka.
Raka cuma lihat, senyum tipis, lalu hapus gambarnya.
---
Nadya
(20.10)
"Rak, aku boleh ngomong jujur?"
Nadya
(20.11)
Aku nggak pernah nolak kamu. Tapi aku juga bingung... harus gimana sama perasaan kamu.
Nadya
Mungkin kamu terlalu tulus. Dan aku takut nyakitin itu.
Nadya
(20.15)
Kamu nggak pernah nolak aku. Tapi kamu juga nggak pernah mau. Dan itu lebih nyakitin dari penolakan.
---
🎒 Besoknya di Sekolah
Nadia duduk sendirian. Matanya mencari-cari, tapi Raka tidak terlihat.
Rio hanya menjawab singkat
Rio
Dia butuh istirahat. Dari semuanya.
Raka
"Kadang kita kejar seseorang begitu lama...
...sampai akhirnya kita sadar, yang kita kejar nggak pernah lari.
Dia cuma diam di tempat — dan nggak pernah menunggu."
Raka
Ternyata perasaan nggak butuh jawaban.
Kadang... kita cuma perlu berhenti nanya.
Bab ini memperdalam dinamika emosional antara Raka dan Nadia.
Raka mulai menemukan identitas dirinya tanpa harus selalu mengejar, sementara Nadia mulai menyadari kehadiran yang perlahan hilang tapi terasa besar.
Comments