Suasana yang semula khidmat berubah menjadi sunyi mencekam. Para pengawal keluarga Dai langsung mengambil posisi, siap menyerang kapan saja atas perintah sang raja.
Namun sebelum serangan pertama dilepaskan, seperti kilatan cahaya, empat sosok melesat dari kegelapan. Tak ada suara. Udara seketika menjadi berat. Aura menekan menyebar, menindih ruangan seperti badai tak kasatmata.
Tiga di antaranya Torune, Yugao, dan Sakumo berpakaian Anbu, wajah tertutup topeng, berdiri hanya sepuluh langkah dari Gu Changge. Mereka muncul seperti hantu: hanya sekelebat, namun tekanan mereka seperti pedang yang siap menebas segalanya.
Papillon Myu berdiri di samping Gu Changge. Aura berbahaya terpancar dari tatapannya.
Saat mengaktifkan jiwa beladiri kekuatan mereka mengguncang langit. Tiga orang dengan delapan cincin jiwa, dua cincin ungu dan enam cincin hitam bersinar mengancam, menyelimuti tubuh Myu, Yugao, dan Torune.
Sakumo memancarkan aura seorang Douluo Bergelar. Sembilan cincin jiwanya mengitari tubuh: ungu, ungu, hitam, hitam, hitam, hitam, hitam, hitam, dan merah. Pemandangan yang membuat semua orang tercekat.
Seluruh ruangan membeku. Banyak orang melangkah mundur tanpa sadar, wajah mereka kehilangan warna.
“Tidak mungkin…” bisik salah satu tetua keluarga Dai, wajahnya pucat.
Dai Weisi
Seorang Douluo Bergelar...
Ucap Dai Weisi. Dadanya naik turun, terengah oleh tekanan tak kasatmata.
Gu Changge menatap mereka semua dengan tenang, lalu melangkah satu langkah ke depan. Hanya satu langkah namun seluruh orang terasa terdesak mundur.
Gu Changge
Jika aku ingin menciptakan masalah…
Maka tak satu pun dari kalian yang mampu menghalangi
Ucap Gu Changge datar. Tatapannya menyapu ruangan. Sorot matanya tenang, tapi kata-katanya seperti pisau yang langsung menusuk ke dasar keberanian mereka yang ada di aula.
Beberapa tetua menelan ludah tanpa sadar. Gu Changge memejamkan mata sejenak lalu membukanya perlahan Sharingan berputar, memancarkan bahaya yang sunyi.
Kalimatnya menusuk bukan karena nadanya tinggi, melainkan karena keheningan yang menyertainya. Bahkan Zhu Lingmao dan Dai Tianheng, yang sudah kenyang dengan tekanan politik dan spiritual, harus menarik napas panjang.
Gu Changge menghela napas kecil. Senyum tipis menghiasi wajahnya. Tatapannya melunak seolah semua itu hanyalah angin yang berlalu.
Gu Changge
Tapi aku bukan datang untuk membuat keributan
Ia berhenti, lalu menatap lurus ke arah Dai Tianheng.
Gu Changge
Dan walaupun bambu tidak menumbuhkan cabangnya pada musim semi,
tapi ia tak pernah lupa bagaimana menghadapi badai di musim dingin…
Bukankah begitu, Raja Kerajaan Starluo?
Dai Tianheng tidak menjawab. Hening. Tapi bukan keheningan yang nyaman, melainkan keheningan yang menekan dada.
Namun saat suasana mulai mereda…
Tiba-tiba, dari balik bayangan di ujung aula, suara gemuruh terdengar. Tanah sedikit bergetar. Sebuah bayangan muncul dan membelah udara seperti kain yang disobek.
Sosok berpakaian serba hitam dengan jubah putih dan penutup mata muncul. aura pekat menyebar.
Dia adalah Kaname Tosen.
Kaname Tosen
Domain: Suzumushi Tsuishiki – Enma Kōrogi
Dalam sekejap, seluruh aula ditelan kekosongan. Lima indra setiap orang lenyap. Tak ada suara. Tak ada cahaya. Tak ada rasa. Tak ada sentuhan. Tak ada aroma. Hanya kehampaan mutlak.
Hanya lima sosok yang tetap sadar: Gu Changge, Myu, Sakumo, Torune, dan Yugao.
Kaname Tosen
Beraninya kalian mengangkat senjata pada Pangeran Mahkota…
Suara Kaname menggema dari dalam jiwa semua orang yang terkena efek domain.
Gu Changge
Cukup, Kaname
Dengan perintah dari Gu Changge kaname pun melemahkan sedikit domain nya agar semua orang tetap dapat melihat dan mendengar.
Kaname Tosen
Salam hormat, Pangeran Mahkota
Kaname langsung berlutut.
Gu Changge
Ada apa?
Kaname Tosen
Yang Mulia Raja meminta Anda segera kembali ke Sanctuary
untuk menjalani kebangkitan Jiwa Beladiri
Gu Changge berpikir sejenak. Pandangannya beralih ke Zhu Zhuyun, lalu menyapu semua yang masih terjebak dalam domain.
Gu Changge
Mintalah izin kepada Yang Mulia.
Katakan bahwa aku ingin membawa beberapa tamu
Tiba-tiba, dari balik udara yang kosong, seorang pria muncul perlahan, seolah memudar dari ketiadaan. Wajahnya tertutup topeng Anbu.
Dia adalah Hayate Gekko.
Hayato Gekko
Pangeran Mahkota tidak perlu khawatir.
Yang Mulia Raja telah memberikan izin untuk itu
Comments