Setelah pertemuan itu, Gu Changge meninggalkan hutan tanpa membuat keributan lebih lanjut. Zhu Zhuyun masih menatap punggungnya yang perlahan menghilang di antara pepohonan.
"Nona, apakah kita biarkan dia pergi begitu saja?” tanya salah satu pengawal
Zhu Zhuyun
Dia bukan musuh… Tapi dia bukan orang biasa. Aku akan mengingat namanya
Saat kembali ke kediaman keluarga, Zhu Zhuyun diam-diam mengambil kertas dan menuliskan melodi yang masih terngiang dalam kepalanya. Nada demi nada ia susun, tapi sesuatu terasa berbeda.
Zhu Zhuyun
Nadanya indah… tapi terasa hampa.
Zhu Zhuyun
Seperti jiwanya… pergi bersama pemiliknya
Sejak hari itu, Zhu Zhuyun tampak lebih sering menyendiri dan diam-diam memainkan lagu itu dengan seruling yang ia minta dibuat serupa dengan milik Gu Changge. Entah mengapa, nada itu menenangkannya.
Kabar tentang bocah asing misterius dengan mata unik dan pengawal bayangan menyebar pelan di antara kalangan pelayan dan beberapa tetua. Namun tidak ada satu pun yang bisa menelusuri identitas atau jejaknya.
Sebelum hari kebangkitan. Aula utama tempat keluarga Zhu dan Dai mulai mempersiapkan kebangkitan bersama, Dai Weisi menerima laporan dari salah satu pengawal rahasia yang di tugaskan oleh-nya mengawasi Zhu Zhuyun.
"Pangeran, beberapa hari lalu, ada seorang anak laki-laki yang bermain seruling di hutan barat. Dia tidak dikenal. Usianya mungkin sekitar 5 atau 6 tahun. Tapi… aura yang dia pancarkan tidak biasa" ucap pengawal keluarga Dai
Dai Weisi
Lalu?
"lagu yang sering nona Zhuyun mainkan adalah musik yang dimainkan anak laki-laki itu" ucap pengawal keluarga Dai
Dai Weisi
Menarik. Aku ingin melihat wajah orang yang telah membuat tatapan Zhuyun berbinar
Tatapan Dai Weisi menggelap, jemarinya meremas gagang kursinya hingga hancur
Pagi hari upacara, halaman luas keluarga Zhu dipenuhi para tetua, murid, dan tamu undangan. Di tengahnya, altar persembahan berdiri agung, diapit patung Kucing Roh Neraka dan Harimau Putih Kaisar, simbol jiwa beladiri warisan dari kedua keluarga.
Zhu Lingmao, kepala keluarga Zhu, dan Dai Tianheng, kepala keluarga Dai, duduk berdampingan di atas panggung tinggi, diselimuti aura keagungan.
Namun Zhu Zhuyun hanya melirik sekilas pada keramaian. Matanya justru terus menelusuri sekeliling, mencari sosok yang tak pernah hadir sejak hari itu. Sosok pemuda yang bermain seruling di bawah cahaya lembut hutan. Pemuda yang katanya hanya kebetulan lewat, namun entah mengapa... membekas jauh lebih dalam daripada siapapun yang pernah ia temui.
Setelah menunggu, tiba saatnya Zhu Zhuyun membangkitkan jiwa beladiri nya "Selanjutnya: Zhu Zhuyun!" panggil tetua di atas altar
Gadis berambut hitam itu melangkah maju. Semua mata tertuju padanya, termasuk Dai Weisi.
Zhu Zhuyun
Kenapa aku mengharap kehadirannya?
"Jiwa beladiri: Kucing Roh Neraka" teriak seorang tetua
"kekuatan jiwa bawaan level 7" teriak tetua setelah mengecek jiwa bawaan Zhu Zhuyun
Namun sebelum terjadi kegaduhan, satu suara tepuk tangan pelan terdengar dari sisi samping, dari area di luar pengamatan utama.
Gu Changge
Bagus sekali. Selamat telah membangkitkan Jiwa bela diri mu
Zhu Zhuyun
Kau datang…
Para tetua langsung berdiri. Dai Weisi menatap tajam. Gu Changge membungkuk ringan ke arah keluarga Zhu.
Gu Changge
Maafkan aku telah datang tanpa undangan resmi. Namun seorang teman mengundangku kemarin di hutan keluarga Zhu, dan aku sekadar menepati janji
Semua kepala menoleh.
Seorang pemuda melangkah santai di antara kerumunan. Rambut hitam panjang diikat rapi, matanya dalam bagai malam tanpa bintang. Ia mengenakan jubah putih dengan aksen biru dan bordiran emas, tak membawa lambang klan manapun.
Dai Weisi, yang duduk tak jauh dari altar, mengepalkan tinju di balik lengan bajunya ketika melihat mata Zhu Zhuyun berbinar.
Gu Changge menggunakan Shunshin untuk sampai ke altar. Ia mengeluarkan sebuah kotak kayu hitam berukir halus dan membukanya di hadapan para tetua serta kepala keluarga.
Gu Changge
Sebuah hadiah kecil untuk Nona Zhu Zhuyun. Di dalamnya terdapat pil pemurni roh, yang dapat membantu menstabilkan dan mempercepat pengumpulan kekuatan jiwa serta menaikkan level kekuatan jiwa ke tingkat 10 tanpa efek samping
Zhu Zhuyun
Kau… ini…
Gu Changge
Anggap saja balasan karena sudah mengundangku
Zhu Lingmao, kepala keluarga Zhu, menyipitkan mata, tak berkata. Namun saat pil itu dibuka dan aroma murni menyebar di udara, beberapa tetua menunjukkan keterkejutan.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Zhu Lingmao, tenang namun penuh tekanan.
Gu Changge
Aku hanya seorang pengembara yang menyukai musik, dan kebetulan lewat ketika Nona Zhuyun bermain di tengah hutan beberapa hari lalu. Ia mengundangku untuk melihat kebangkitan ini. Aku tak tahu jika acara ini sangat megah
Dai Weisi
Tuan muda yang ‘kebetulan lewat’, lalu memberikan pil langka, dan membuat tunanganku memainkan lagu mu setiap hari? Kau menganggap kami semua bodoh?
Zhu Zhuyun
Ayah... aku memang mengundangnya.
Zhu Lingmao menatap putrinya, kemudian kembali ke Gu Changge.
“Kau mengatakan kau hanya lewat. Tapi pil seperti itu... tidak mungkin dari keluarga biasa, bahkan pil seperti itu tidak pernah muncul sebelum nya.”
Gu Changge
Seekor burung tidak bertanya pada awan dari mana angin datang, namun tetap mengepak sayap menuju langit
Kata-katanya membuat beberapa tetua terdiam. Sebagian bingung, sebagian merenung. Tapi satu hal yang pasti: Gu Changge tidak biasa.
“Anak muda... Apa motifmu" Zhu Lingmao, sang kepala keluarga, menatap tajam Gu Changge.
Gu Changge
Kepala keluarga Zhu tenang saja, aku tidak membawa niat buruk
Dai Weisi
Ck, kata-kata yang cocok untuk para pengecut
Suara milik Dai Weisi menyela. Ia maju beberapa langkah, berdiri dihadapan Gu Changge.
Dai Weisi
Namun di dunia nyata, bukan kata-kata, melainkan kekuatanlah yang menentukan nilai seseorang.
Dai Weisi
Kau terlalu dekat dengan tunanganku. Apa kau ingin menciptakan masalah antara dua keluarga besar?
Zhu Zhuyun tampak ingin membela, namun Gu Changge lebih dulu angkat suara, masih dengan nada tenang.
Gu Changge
“Harimau putih memang kuat, tetapi terlalu mudah terlihat di tengah hutan… karena warnanya terlalu mencolok.”
Gu Changge
“Sedangkan panther hitam… Ia memburu dalam diam, membunuh dalam gelap.”
Gu Changge
“Apakah kau yakin, harimau sepertimu… mampu mengenali bayangan yang mengintai di belakangmu?”
Dai Weisi membeku. Wajahnya memerah. Ini bukan hanya kata-kata, ini penghinaan terselubung. suara marah terdengar dari raja sekaligus pemimpin keluarga Dai
Comments
zombie TV OFFICIAL
lanjutkan Thor semangat terus.
2025-07-18
0