Second Chance Or Second Misfortune??
Bab 2
Nenek Tari pun pergi ke pasar untuk membeli beras dan minyak.
Agnia
Karena nenek sudah berangkat, aku bersih-bersih rumah aja deh.
Agnia berjalan mengambil sapu di dekat ruang makan dan mulai menyapu lantai.
Ditengah kegiatan menyapu yang dilakukan Agnia, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Agnia buru-buru meletakkan sapunya dan membuka pintu.
Agnia
Ayo masuk dulu paman. Paman nyariin nenek ya?
Paman Agnia
Ah iya paman lagi ada keperluan dengan nenekmu.
Paman Agnia pun melangkah masuk ke rumah dan mendudukkan dirinya ke sofa.
Agnia
Bentar ya paman, Agnia buatkan minum dulu.
Agnia
Paman mau minum apa?
Paman Agnia
Apa saja boleh.
Agnia pun segera ke dapur untuk menyiapkan minuman dan camilan untuk pamannya.
Tiba-tiba ketika Agnia tengah mengambil gula, paman Agnia mendekat dengan langkah pelan.
Paman Agnia mengambil pisau yang ada di dapur dan menusukkannya tepat ketika Agnia berbalik.
Tusukan itu tepat mengenai bagian jantung Agnia dengan sangat dalam.
Agnia begitu terkejut dengan perbuatan pamannya.
Agnia
Paman kenapa tega melakukan ini kepada Agnia?
Agnia berkata dengan terputus-putus akibat rasa sakit tusukan di jantungnya.
Lalu karena sudah tidak punya tenaga untuk berdiri lagi, tubuhnya pun luruh kebawah.
Paman Agnia
Itu salah kakekmu, kenapa dia memberimu warisan.
Paman Agnia
Padahal aku sudah bersusah payah menyingkirkan ayah dan ibumu.
Paman Agnia
Agar warisan itu jatuh ke tanganku.
Paman Agnia menjawab dengan nada tajam dan dingin, lalu bergegas menjauh sambil memegang pisau yang sudah dicabut dari tubuh Agnia.
Agnia yang telah luruh ke lantai sudah tidak punya tenaga lagi untuk sekedar berteriak atau berdebat dengan pamannya, lama kelamaan kesadaran Agnia kian mengabur, dan kemudian menjadi gelap.
Agnia telah menghebuskan nafas terakhirnya, akibat rasa iri yang dimiliki pamannya.
Comments